Scroll untuk baca artikel

Saham dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi di Lapkeu K-II 2024

×

Saham dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi di Lapkeu K-II 2024

Sebarkan artikel ini
MGL3283 11zon scaled
SAHAM - Papan pantau saham di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI) (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Berdasarkan data rekap laporan keuangan per 27 Juli 2024 pukul 06:00, sebanyak 119 saham telah merilis laporan keuangan kuartal kedua 2024. Dari 59 saham yang mencatat laba dan mengalami pertumbuhan laba, beberapa di antaranya menunjukkan pertumbuhan laba yang signifikan di atas rata-rata.

PT Tira Austenite Tbk (TIRA) mencatat pertumbuhan laba sebesar 3.409,04 persen, diikuti oleh PT Lupromax Pelumnas Indonesia Tnk (LMAX) dengan pertumbuhan laba sebesar 2.108,68 persen. PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE), PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM), dan PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) juga menunjukkan pertumbuhan laba masing-masing sebesar 699,09 persen, 581,50 persen, dan 508,52 persen.

Meski demikian, laba dari kelima saham tersebut masih tergolong kecil. TIRA, misalnya, meskipun mengklaim pertumbuhan laba sebesar 3.409 persen, labanya hanya sebesar 1 miliar rupiah dan valuasinya masih mahal dengan Price to Earnings Ratio (PER) di atas 100. Dalam memilih saham, investor tentu baiknya mencari yang labanya tumbuh dan nilainya besar.

Meski begitu, selama satu minggu terakhir, harga saham TIRA menunjukkan pengembalian sebesar 9,36 persen. Ini mencerminkan kenaikan harga saham yang signifikan dalam jangka pendek, yang mungkin dipengaruhi oleh sentimen pasar positif atau berita baik terkait perusahaan. Dalam periode satu bulan terakhir, harga saham TIRA mencatat pengembalian sebesar 4,47 persen, menandakan tren positif yang berlanjut meskipun dalam jangka waktu yang sedikit lebih panjang dibandingkan dengan satu minggu.

Namun, untuk periode tiga bulan terakhir, harga saham TIRA mengalami penurunan sebesar 3,11 persen. Penurunan ini menunjukkan adanya fluktuasi harga saham dalam jangka menengah, yang mungkin disebabkan oleh faktor eksternal atau internal perusahaan. Penurunan lebih lanjut terlihat dalam periode enam bulan terakhir, di mana harga saham turun sebesar 7,43 persen.

Dalam periode satu tahun terakhir, harga saham TIRA mengalami penurunan sebesar 4,10 persen. Meskipun lebih moderat dibandingkan dengan penurunan tiga dan enam bulan, ini tetap menunjukkan adanya tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjaga nilai sahamnya.

Selama tiga tahun terakhir, harga saham TIRA mencatat penurunan sebesar 19,05 persen. Penurunan ini lebih signifikan, mencerminkan tren penurunan yang berkepanjangan dan mungkin mengindikasikan tantangan fundamental yang lebih besar atau perubahan pasar yang berdampak negatif.

Sejak awal tahun, harga saham TIRA mencatat pengembalian sebesar 1,63 persen. Ini menunjukkan stabilitas harga saham perusahaan dalam tahun berjalan meskipun ada fluktuasi pasar.

Saham dengan Laba Terbesar yang Labanya Tumbuh

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat laba sebesar 29,7 triliun rupiah dengan pertumbuhan 0,95 persen.
  2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat laba sebesar 26,8 triliun rupiah dengan pertumbuhan 11,10 persen.
  3. PT Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk (AMMN) mencatat laba sebesar 7,79 triliun rupiah dengan pertumbuhan 337,20 persen.
  4. PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat laba sebesar 1,52 triliun rupiah dengan pertumbuhan 8,74 persen.
  5. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat laba sebesar 1,50 triliun rupiah dengan pertumbuhan 1,86 persen.

Saham dengan Dividend Yield Tertinggi dan Laba Tumbuh

Investor yang mencari saham dengan pertumbuhan laba dan dividen tinggi dapat mempertimbangkan beberapa pilihan berikut:

  1. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dengan dividend yield sebesar 14,11 persen.
  2. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dengan dividend yield sebesar 12,46 persen.
  3. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) dengan dividend yield sebesar 9,01 persen.
  4. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dengan dividend yield sebesar 8,68 persen.
  5. PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) dengan dividend yield sebesar 8,37 persen.

Saham yang Memenuhi Kriteria Ideal

Hanya terdapat dua saham yang memenuhi kriteria laba tumbuh, dividen tinggi, valuasi murah, dan return harga satu tahun negatif:

1. PT Astra Graphia Tbk (ASGR)

  • Pertumbuhan Laba: 22,74 persen
  • Dividend Yield: 6,03 persen
  • PBV: 0,58
  • PER: 6,40
  • Return harga satu tahun: -20,00 persen

2. PT Bank Permata Tbk (BNLI)

  • Pertumbuhan Laba: 8,74 persen
  • Dividend Yield: 2,75 persen
  • PBV: 0,81
  • PER: 10,76
  • Return harga satu tahun: -6,67 persen

Pertumbuhan laba merupakan indikator kinerja perusahaan yang baik. Perusahaan yang mampu meningkatkan labanya biasanya memiliki fundamental yang kuat, manajemen yang efektif, dan strategi bisnis yang berhasil. Saham dengan valuasi murah, terutama yang memiliki rasio Price-to-Book Value (PBV) di bawah 1, menunjukkan bahwa saham tersebut mungkin undervalued, memberikan peluang bagi investor untuk membeli dengan harga diskon.

Dividen tinggi menarik bagi investor karena memberikan pendapatan pasif, menunjukkan arus kas stabil, dan komitmen terhadap pemegang saham. Penurunan harga saham dalam setahun terakhir bisa disebabkan oleh berbagai faktor eksternal, namun jika fundamental perusahaan tetap kuat, penurunan ini bisa dianggap sebagai peluang membeli saham bagus dengan harga murah serta berpotensi untuk rebound ketika sentimen pasar membaik. (*)