KABARBURSA.COM – PT United Tractors Tbk (UNTR) mengalami penurunan penjualan alat berat Komatsu selama semester pertama 2024. Meskipun demikian, lini bisnis kontraktor pertambangan mereka menunjukkan peningkatan kinerja.
Dalam laporan bulanan yang dirilis pada Jumat, 26 Juli 2024, UNTR melaporkan penjualan alat berat Komatsu mencapai 390 unit pada Juni 2024, naik dari 357 unit pada Mei 2024. Rincian penjualan tersebut berasal dari sektor pertambangan sebesar 49 persen, pertanian dan perkebunan 22 persen, kehutanan 16 persen, serta konstruksi 13 persen.
Data penjualan terbaru pada Juni 2024 mencatatkan total penjualan alat berat Komatsu oleh UNTR sebanyak 2.147 unit selama semester pertama 2024. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 3.145 unit pada semester pertama 2023, terjadi penurunan sebesar 31,73 persen secara tahunan. “Pangsa pasar year-to-date (ytd) per Juni 2024 sebesar 28 persen,” ujar Investor Relations UNTR.
Manajemen UNTR sebelumnya telah memproyeksikan risiko penurunan penjualan alat berat pada tahun ini. UNTR menargetkan penjualan alat berat sebanyak 4.000 unit pada 2024, lebih rendah dibandingkan realisasi 5.753 unit pada 2022 dan 5.270 unit pada 2023.
Sebelumnya, Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan target tersebut lebih rendah sejalan dengan perkiraan kebutuhan alat berat dan harga komoditas khususnya batu bara sudah mulai melandai. Sara juga menjelaskan hajatan Pemilu memengaruhi permintaan dan kebutuhan alat di sektor konstruksi infrastruktur.
Dampak ini memang tidak terlalu besar berpengaruh ke penjualan alat berat tetapi permintaan cenderung tertunda hingga menunggu Pemilu selesai.
Kinerja Operasional UNTR
Saat penjualan Komatsu menurun, lini bisnis kontraktor tambang PT United Tractors Tbk (UNTR) justru menunjukkan pertumbuhan selama semester pertama 2024. Dalam laporan terbaru, UNTR mengungkapkan bahwa Pamapersada Nusantara (PAMA) berhasil memproduksi 69,6 juta ton batu bara dari Januari hingga Juni 2024.
Produksi batu bara dari tambang yang dikelola oleh PAMA meningkat 17,96 persen dibandingkan dengan 59 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, volume overburden removal (OB) PAMA juga naik dari 521,3 juta bank cubic meter (bcm) menjadi 589,9 juta bcm.
Angka tersebut mencakup volume OB sebesar 99,8 juta bcm dan produksi batu bara sebesar 12,5 juta ton pada Juni 2024. PT Pamapersada Nusantara, anak usaha UNTR, menargetkan volume overburden removal sebesar 1 miliar bcm sepanjang 2024.
Direktur Pamapersada Nusantara, Ari Sutrisno, menyatakan bahwa target volume overburden untuk tahun 2024 berada di posisi 1 miliar bcm, lebih tinggi dibandingkan target 2023 sebesar 997 juta bcm.
Strategi efisiensi dan digitalisasi produksi mendukung pencapaian target tersebut, terutama karena harga batu bara diprediksi akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Ari menyebutkan bahwa efisiensi dalam proses pertambangan akan mempercepat produksi dan meningkatkan produktivitas.
Kinerja Keuangan UNTR
UNTR digadang-gadang membukukan pertumbuhan laba bersih secara kuartalan pada kuartal II 2024. Berdasarkan data konsensus analis yang dihimpun oleh Bloombergs hingga, United Tractors diprediksi membukukan pendapatan bersih Rp31,51 triliun pada kuartal II 2024. Estimasi itu mencerminkan penurunan dibandingkan dengan realisasi Rp32,41 triliun periode kuartal I 2024.
Kendati demikian, UNTR diperkirakan akan mampu membukukan laba bersih Rp4,61 triliun pada kuartal II 2024. Prediksi itu lebih tinggi dari realisasi Rp4,54 triliun periode Januari 2024 hingga Maret 2024. Sebagai catatan, UNTR membukukan pendapatan Rp32,4 triliun di kuartal I 2024, turun 7,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp34,8 triliun.
Manajemen United Tractors menjelaskan, turunnya pendapatan bersih ini disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara. Pendapatan dari mesin konstruksi UNTR tercatat sebesar Rp8,34 triliun, dengan pendapatan dari pertambangan batu bara sebesar Rp8,33 triliun.
Penurunan pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih UNTR sebesar 15 persen menjadi Rp4,5 triliun di kuartal I 2024, dari Rp5,3 triliun pada periode yang sama pada 2023.
United Tractors menjual sebanyak 1.126 unit Komatsu pada Januari 2024 hingga Maret 2024. Penjualan ini turun 37,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1.791 unit.
Berdasarkan laporan bulanan, penjualan alat berat ke sektor pertambangan mendominasi hingga akhir Maret 2024, yakni sebesar 69 persen dari total penjualan. Kemudian disusul penjualan ke sektor konstruksi 13 persen, sektor perkebunan 10 persen penjualan, dan sektor kehutanan sebesar 8 persen penjualan.
Sementara itu, market share Komatsu secara year to date pada Maret 2024 adalah sebesar 29 persen. Adapun, penjualan Komatsu pada Maret 2024 saja mencapai 301 unit. Penjualan tersebut sebesar 72 persen berasal dari sektor pertambangan, 15 persen dari sektor konstruksi, 11 persen sektor perkebunan, dan 2 persen sektor kehutanan. (*)