KABARBURSA.COM – Meskipun di ujung pekan kemarin Indeks Harga Saham Gabungan berhasil menguat dengan penutupan perdagangan parkir di zona hijau, namun sejumlah investor asing kompak ‘membuang’ sejumlah saham. Ada perilaku apa?
Selama sepekan, IHSG mencatat kenaikan 0,13 persen. Nilai transaksi pada periode 22-26 Juli 2024 mencapai Rp42,53 triliun, melibatkan 89,85 miliar saham dalam 4,9 juta transaksi.
Selama perdagangan pekan lalu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp40,27 miliar di seluruh pasar dan Rp367,52 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Namun, di pasar reguler, asing melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 327,25 miliar.
Lantas, apa saja saham-saham pilihan yang dilepas oleh investor asing sepanjang pekan lalu? Mengutip data di bursa, berikut 10 saham dengan net foreign sell terbesar sepekan lalu:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) – Rp449,3 miliar
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) – Rp249,5 miliar
- PT Barito Renewables Energy Tbk. (MDKA) – Rp210,4 miliar
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) – Rp156,1 miliar
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) – Rp136,1 miliar
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) – Rp69,7 miliar
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) – Rp67,9 miliar
- PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) – Rp56,2 miliar
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) – Rp55,3 miliar
- PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) – Rp42,0 miliar
IHSG yang terus berfluktuasi menjadi perhatian investor, terutama dalam memilih saham yang potensial dan menjanjikan keuntungan. Tetap pantau perkembangan pasar dan strategi investasi untuk memaksimalkan hasil.
Kinerja BBRI Tidak Penuhi Ekspektasi
Menurut Investment Analyst Lead Stockbit, Rahmanto Tyas Raharja, kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pada kuartal II-2024 tidak memenuhi ekspektasi. Laba bersih sepanjang enam bulan pertama tahun ini tercatat 48 persen di bawah estimasi konsensus untuk tahun 2024. Rahmanto mengungkapkan bahwa penurunan Net Interest Margin (NIM) dipengaruhi oleh pembengkakan biaya dana, credit cost, dan perbaikan kualitas aset.
Selain itu, pertumbuhan kredit cenderung beralih ke segmen korporasi. Rahmanto juga menyoroti adanya potensi penyesuaian yang dapat mempengaruhi NIM pada semester kedua 2024.
Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai bahwa kinerja BBRI masih sesuai dengan ekspektasi pasar. Meskipun ada peningkatan kredit macet, situasinya belum tergolong parah.
Nico menyebutkan bahwa perlambatan kinerja masih bisa ditoleransi dan menilai mitigasi risiko serta pencadangan BRI cukup baik. Ia juga optimistis bahwa sentimen positif di sisa tahun ini, termasuk kemungkinan pergantian pemerintahan, dapat mendukung kinerja BRI.
Head of Research RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya, sependapat dengan pandangan tersebut. Ia menyatakan bahwa kinerja BBRI di semester pertama 2024 sejalan dengan ekspektasinya dan berharap perbaikan di sisa tahun ini. Andrey mengharapkan penurunan biaya kredit pada semester kedua serta perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang telah mulai terlihat pada Juni 2024, meskipun ada kenaikan dibandingkan tahun lalu.
Secara keseluruhan, meskipun BBRI menghadapi tantangan dalam mempertahankan kinerja optimal, para analis tetap melihat adanya peluang untuk perbaikan dan pertumbuhan di masa mendatang. Penyesuaian strategi dan pengelolaan risiko yang baik diharapkan dapat membantu BBRI untuk kembali mencapai target-target yang diinginkan.
Sentimen Inflasi BMRI
Pada sesi perdagangan akhir pekan lalu, arah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh berbagai data ekonomi luar negeri, seperti Pesanan Barang Tahan Lama Month of Month (MoM) Juni, Tingkat Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2023, dan data Pesanan Barang Tahan Lama (QoQ). Selain itu, data PDB kuartal II-2024 dan Klaim Pengangguran AS Awal Juli juga memberikan dampak.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga Rp6.700-Rp6.800 dan support di harga Rp6.425-Rp6.475.
Sementara itu, kenaikan beberapa harga komoditas dan beragamnya kinerja keuangan emiten di kuartal II-2024 berpotensi menjadi sentimen positif pada hari Jumat, 26 Juli 2024. CGS International Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariasi, cenderung menguat dengan kisaran support di level 7.210 atau 7.180. IHSG diharapkan akan menguji resistance di level 7.270 atau 7.300.
Untuk saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), direkomendasikan speculative buy dengan support di harga Rp2.390 dan cut loss jika harga jatuh di bawah Rp2.350. Jika harga tidak jatuh di bawah Rp2.390, MDKA berpotensi naik ke kisaran Rp2.470-Rp2.510 dalam jangka pendek.
Dengan berbagai rekomendasi dan proyeksi ini, investor diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dalam pergerakan pasar mendatang.(*)