Scroll untuk baca artikel

ANTM Hanya Raup Laba Rp1,55 Triliun Semester I 2024

×

ANTM Hanya Raup Laba Rp1,55 Triliun Semester I 2024

Sebarkan artikel ini
Harga Emas Antam
Ilustrasi emas Antam (Foto: Dok. Antam)

KABARBURSA.COM – Perusahaan tambang emas milik negara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengalami penurunan laba bersih meskipun penjualan meningkat sepanjang semester I 2024.

Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan, ANTM mencatat total penjualan sebesar Rp23,18 triliun selama semester I 2024. Angka ini naik 7,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp21,66 triliun.

Penjualan ANTM didominasi oleh produk emas sebesar Rp18,82 triliun, bijih nikel sebesar Rp1,9 triliun, feronikel sebesar Rp1,52 triliun, alumina sebesar Rp724,94 miliar, dan perak sebesar Rp34,80 miliar. Selain itu, pendapatan dari jasa pemurnian logam mulia mencapai Rp98,18 miliar.

Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok ANTM juga meningkat menjadi Rp21,18 triliun, naik 21,61 persen dibandingkan semester I 2023 yang sebesar Rp12,42 triliun. Akibatnya, laba kotor menurun 52,75 persen menjadi Rp2 triliun dari Rp4,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Meskipun demikian, ANTM memperoleh laba selisih kurs sebesar Rp576 miliar, penghasilan lain-lain sebesar Rp70,51 miliar, dan penghasilan keuangan sebesar Rp277,95 miliar.

Setelah memperhitungkan beban dan pos lainnya, ANTM mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp1,55 triliun, lebih rendah 17,95 persen dibandingkan semester I 2023 yang sebesar Rp1,88 triliun.

ANTM juga mencatat total liabilitas sebesar Rp9,49 triliun per Juni 2024, terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp6,74 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp2,74 triliun. Total ekuitas tercatat sebesar Rp29,69 triliun dengan total aset mencapai Rp39,18 triliun.

Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie, menyatakan bahwa kinerja keuangan ANTM didukung oleh produksi dan penjualan komoditas utama yang kuat. Syarif juga menyebutkan bahwa ANTM berhasil melakukan pengendalian biaya yang efisien, sehingga mampu mencatatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) sebesar Rp2,42 triliun.

Kinerja ANTM pada semester I 2024 terjadi di tengah tantangan geopolitik-ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas. “Antam berhasil mengatasi tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan melalui strategi adaptif dengan mencatatkan pertumbuhan penjualan 7 persen,” kata Syarif dalam keterbukaan informasi, Senin, 29 Juli 2024.

Kontribusi terbesar berasal dari penjualan domestik yang mencapai Rp21,12 triliun atau 91 persen dari total penjualan bersih ANTM pada semester I 2024.

Syarif menyatakan bahwa hal ini sejalan dengan strategi ANTM untuk memperkuat basis pelanggan domestik, memberikan fondasi yang lebih solid untuk pertumbuhan jangka panjang dan ketahanan bisnis di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global.

Dari sisi pergerakan saham, hingga pukul 10:26 WIB perdagangan hari ini, harga saham ANTM menguat 2,32 persen ke level Rp1.325 per saham. Secara year to date, harga saham ANTM masih mengalami pelemahan sebesar 22,29 persen.

Operasional ANTM

Dalam situs resminya, ANTM mengatasi tantangan operasional akibat kendala perizinan dengan strategi adaptif, mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 7 persen atau Rp23,19 triliun dibandingkan penjualan semester I 2023 yang sebesar Rp21,66 triliun. Sebagian besar penjualan ini berasal dari penjualan domestik yang mencapai Rp21,12 triliun atau 91 persen dari total penjualan bersih ANTM pada semester I 2024.

Manajemen ANTM menyampaikan bahwa strategi ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk memperkuat basis pelanggan domestik, memberikan fondasi yang lebih solid untuk pertumbuhan jangka panjang dan ketahanan bisnis di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global.

Pada semester I 2024, ANTM memperkuat posisinya di pasar domestik melalui produk emas, yang berkontribusi 81 persen dari total penjualan dengan nilai Rp18,83 triliun, meningkat 42 persen dari Rp13,30 triliun pada semester I 2023. ANTM mencatatkan produksi emas sebesar 439 kg (14.114 troy oz.) dan penjualan emas sebesar 15.969 kg (513.415 troy oz.), meningkat 18 persen dari 13.508 kg (434.292 troy oz.) pada semester I 2023.

ANTM melalui UBPP Logam Mulia adalah satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang terakreditasi Good Delivery List Refiner di London Bullion Market Association (LBMA). Untuk mempermudah akses pelanggan, ANTM menjual emas secara online melalui situs resmi www.logammulia.com dan berbagai platform marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, dan TikTok Shop, selain layanan pembelian offline di jaringan Butik Emas Logam Mulia Antam di 12 kota besar di Indonesia.

Kontribusi penjualan segmen nikel (feronikel dan bijih nikel) pada semester I 2024 adalah 15 persen dari total penjualan ANTM dengan nilai Rp3,50 triliun. Kinerja penjualan segmen ini dipengaruhi tantangan perizinan awal tahun 2024. Volume produksi feronikel ANTM mencapai 10.169 ton nikel dalam feronikel (TNi), dan volume penjualan feronikel mencapai 6.778 TNi. Produksi bijih nikel konsolidasian mencapai 4,19 juta wet metric ton (wmt) dengan penjualan 3,36 juta wmt.

Pada semester I 2024, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina adalah 3 persen dari total penjualan ANTM dengan nilai Rp725 miliar. ANTM mencatat produksi bauksit sebesar 543 ribu wmt untuk bahan baku pabrik Chemical Grade Alumina (CGA). Setelah perizinan diperoleh pada Maret 2024, penjualan bauksit diprioritaskan untuk produksi CGA oleh PT Indonesia Chemical Alumina. Produksi alumina mencapai 62.736 ton dengan penjualan 88.441 ton, meningkat 23 dari 72.107 ton pada semester I 2023. (*)