Scroll untuk baca artikel
Infacaft 2025 Kerjasama dengan KabarBursa.com
Market Hari Ini

Akhir Pekan Pertama Agustus, IHSG Ditutup Melemah

×

Akhir Pekan Pertama Agustus, IHSG Ditutup Melemah

Sebarkan artikel ini
MGL3232 11zon
Pengunjung memperhatikan Papan Pantau Saham di Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI) (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada penutupan sore, Jumat, 2 Agustus 2024, seiring dengan penurunan yang terjadi di bursa saham Asia.

IHSG ditutup menurun sebesar 17,85 poin atau 0,24 persen, berada di level 7.308,12. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga turun 6,13 poin atau 0,66 persen, menjadi 919,36.

“Penurunan di bursa Asia disebabkan oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global, dipicu oleh data terbaru dari Amerika Serikat dan ketidakpastian terkait potensi eskalasi konflik di Timur Tengah,” ujar Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam laporan mereka pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Dari mancanegara, Indeks PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) pada Juli 2024 terkontraksi dari sebelumnya 48,5 menjadi 46,8, serta data pengangguran AS juga terus meningkat dimana data Initial Jobless Claims naik dari sebelumnya 235k menjadi 249k dan Continuing Jobless Claims naik dari sebelumnya 1.844.000 menjadi 1.877.000.

Pada saat yang sama, pasar juga mempertimbangkan risiko terhadap pasokan minyak mentah yang mungkin timbul akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Pasar memantau dengan saksama respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyusul terbunuhnya komandan tertinggi Hizbullah dalam serangan udara di Beirut.

Sementara, dari dalam negeri, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan telah terjadi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang semester I-2024 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Pada periode Januari sampai dengan Juni 2024 terdapat 32.064 tenaga kerja yang terkena PHK. Jumlah PHK tersebut naik 21,45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yaitu sebanyak 26.400 orang. Hal ini mengindikasikan efek ketidakpastian ekonomi global pada pelemahan pertumbuhan perekonomian dalam negeri.

Pada Jumat, 2 Agustus 2024, IHSG dibuka melemah. Seharian IHSG berkutat di teritori negatif sampai dengan penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Pada sesi kedua, IHSG tidak bergeser di zona merah hingga penutupan perdagangan saham sore harinya.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor energi sebesar 0,80 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor properti yang masing- masing naik sebesar 0,57 persen dan 0,46 persen.

Sedangkan, delapan sektor turun yaitu sektor transportasi dan logistik turun paling dalam minus 0,96 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor barang baku yang turun masing- masing minus 0,88 persen dan 0,73 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu DART, TGUK, HALO, RAAM dan DSSA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CAMP, HELI, URBN, MBTO dan IOTF.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 898,938 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,17 miliar lembar saham senilai Rp9,62 triliun. Sebanyak 240 saham naik, 295 saham menurun, dan 255 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 2.216,60 poin atau 5,81 persen ke 35.909,69, indeks Hang Seng melemah 359,45 poin atau 2,08 persen ke 16.945,50 indeks Shanghai melemah 27,04 poin atau 0,92 persen ke 2.905,34, dan indeks Strait Times melemah 36,66 poin atau 1,07 persen ke 3.383,17.

Rupiah Taklukan Dolar AS

Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, ditutup menguat di tengah penurunan inflasi domestik pada Juli 2024.

Pada akhir perdagangan, rupiah naik 37 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.200 per dolar ASdari sebelumnya sebesar Rp16.237 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke level Rp16.234 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.243 per dolar AS.

“Pada Juli 2024, terjadi deflasi bulanan sebesar -0,18 persen. Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya, yaitu -0,08 persen pada Juni 2024 dan 0,03 persen pada Mei 2024,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, Jumat, 2 Agustus 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kondisi deflasi atau menurunnya harga barang-barang yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat pada pertengahan tahun ini.

Ibrahim menuturkan, deflasi pada Juli 2024 terjadi karena penurunan harga komoditas pangan, mulai dari bawang merah hingga daging ayam ras, akibat pasokan yang cukup di pasar.

Menurut hukum penawaran dan permintaan, ketika suplai melimpah dan permintaan tetap, harga akan turun.

Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain bawang merah (-0,11 persen), cabai merah (-0,09 persen), tomat (-0,07 persen), dan daging ayam ras (-0,04 persen). (*)