KABARBURSA.COM – PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) tengah menghadapi tantangan keuangan yang signifikan meskipun terus beroperasi dalam penambangan batubara termal. Data terbaru menunjukkan penurunan pendapatan dan laba bersih yang mengkhawatirkan, sementara jumlah pemegang saham juga mengalami tren menurun. Lantas bagaimana detail kinerja keuangan dan saham GTBO?
Tentang Perusahaan
PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO) didirikan pada 1996. Perusahaan ini telah diberi Kuasa Penambangan Eksploitasi dan menangani operasi pengolahan penambangan batu bara serta logistik secara terpadu. GTBO berfokus pada penambangan batu bara termal dan dikenal sebagai salah satu produsen batu bara yang menambang dan menjual batu bara bernilai kalori rendah. Selain itu, perusahaan ini memastikan dan mengidentifikasi cadangan batu bara yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pemegang saham utama PT Garda Tujuh Buana Tbk meliputi beberapa entitas besar. SCB SG S/A Bank J. Safra Sarasin Ltd, melalui cabang di Singapore yang bekerja sama dengan Green River Pte Ltd, memiliki 834,75 juta saham yang setara dengan 33,39 persen dari total saham perusahaan. SCB SG S/A Bank J. Safra Sarasin Ltd juga mengelola akun klien yang memiliki 819,50 juta saham atau 32,78 persen.
PT Garda Minerals, yang berperan sebagai pengendali, memiliki 655,25 juta saham atau sekitar 26,21 persen. Selain itu, masyarakat non-warkat memiliki 188,30 juta saham atau sekitar 7,532 persen, dan masyarakat warkat memiliki 2,20 juta saham yang setara dengan 0,088 persen dari total saham perusahaan.
Jumlah pemegang saham PT Garda Tujuh Buana Tbk menunjukkan tren penurunan selama periode Januari hingga Juni 2024. Pada akhir Juni 2024, tercatat ada 2.861 pemegang saham, berkurang sebanyak 51 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada Mei 2024, jumlah pemegang saham mencapai 2.912, turun 29 dari April yang mencatat 2.941 pemegang saham. Tren ini terus berlanjut, dengan jumlah pemegang saham pada akhir Maret adalah 3.026, menurun 158 dari Februari yang mencatat 3.184 pemegang saham. Jumlah ini juga menurun dari Januari 2024 yang mencatat 3.203 pemegang saham, berkurang sebanyak 352.
Penurunan jumlah pemegang saham ini dapat mengindikasikan berkurangnya minat atau kepercayaan investor terhadap perusahaan selama periode tersebut.
Pendapatan Bersih
Pada 2024, PT Garda Tujuh Buana Tbk mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp71 miliar, meningkat dari Rp64 miliar pada tahun 2023, namun masih di bawah pendapatan tahun 2022 yang mencapai Rp117 miliar. Pada kuartal pertama 2024, pendapatan bersih perusahaan tercatat sebesar Rp30 miliar, mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan Rp41 miliar pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal kedua 2024, pendapatan bersih perusahaan hanya mencapai Rp5 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan Rp97 miliar pada kuartal kedua tahun 2023. Sementara itu, pendapatan bersih untuk kuartal ketiga dan keempat tahun 2024 belum tersedia.
Pendapatan bersih perusahaan untuk 12 bulan terakhir hingga kuartal kedua 2024 tercatat negatif sebesar Rp38 miliar, yang menunjukkan penurunan kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan pendapatan bersih tahunan sebesar Rp64 miliar pada 2023 dan Rp117 miliar pada 2022.
Valuasi
Rasio harga terhadap laba bersih (Price to Earnings Ratio) tahunan PT Garda Tujuh Buana Tbk adalah 9,89, sedangkan untuk 12 bulan terakhir rasio ini negatif yaitu -18,42. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales Ratio) untuk 12 bulan terakhir adalah 1,06, sedangkan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) tercatat sebesar 0,83. Rasio harga terhadap arus kas (Price to Cash Flow Ratio) untuk 12 bulan terakhir adalah 5,50. Selain itu, rasio nilai perusahaan terhadap EBITDA (EV to EBITDA) untuk 12 bulan terakhir adalah 5,89.
Per Saham
Laba per saham (EPS) untuk 12 bulan terakhir adalah negatif Rp15,31, sementara laba per saham tahunan adalah Rp28,50. Pendapatan per saham untuk 12 bulan terakhir adalah Rp267,09, dan kas per saham untuk kuartal terakhir tercatat sebesar Rp43,61. Nilai buku per saham saat ini adalah Rp340,17, sementara arus kas bebas per saham untuk 12 bulan terakhir adalah Rp51,28.
Solvabilitas
Rasio lancar (Current Ratio) untuk kuartal terakhir adalah 2,76, dan rasio cepat (Quick Ratio) adalah 2,44. Perusahaan tidak mencatatkan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) untuk kuartal terakhir.
Profitabilitas
Pengembalian aset (Return on Assets) untuk 12 bulan terakhir adalah negatif 4,00 persen, dan pengembalian ekuitas (Return on Equity) adalah negatif 4,50 persen. Margin laba kotor untuk kuartal terakhir tercatat sebesar 25,50 persen, margin laba operasi adalah 7,56 persen, dan margin laba bersih adalah 4,79 persen.
Dividen
PT Garda Tujuh Buana Tbk mencatatkan dividen untuk 12 bulan terakhir sebesar Rp6,13 dengan rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) sebesar 21,51 persen. Hasil dividen (Dividend Yield) adalah 2,17 persen, dengan tanggal ex-dividen terakhir pada 11 Juli 2023.
Laporan Laba Rugi
Pendapatan untuk 12 bulan terakhir mencapai Rp668 miliar, dengan laba kotor sebesar Rp314 miliar dan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) sebesar Rp101 miliar. Namun, laba bersih untuk 12 bulan terakhir tercatat negatif sebesar Rp38 miliar.
Neraca Keuangan
Kas untuk kuartal terakhir adalah Rp109 miliar, dengan total aset sebesar Rp956 miliar. Total kewajiban perusahaan untuk kuartal terakhir adalah Rp105 miliar. Perusahaan tidak memiliki utang jangka pendek maupun utang jangka panjang yang tercatat untuk kuartal terakhir. Total ekuitas perusahaan adalah Rp850 miliar.
Laporan Arus Kas
PT Garda Tujuh Buana Tbk melaporkan bahwa arus kas dari operasi untuk 12 bulan terakhir mencapai Rp128 miliar. Tidak ada arus kas dari investasi maupun belanja modal (capital expenditure) untuk periode tersebut, sedangkan arus kas dari pembiayaan tercatat negatif sebesar Rp27 miliar. Dengan demikian, arus kas bebas (free cash flow) perusahaan untuk 12 bulan terakhir adalah Rp128 miliar.
Pertumbuhan
Pertumbuhan pendapatan kuartalan (Year-over-Year) perusahaan menunjukkan penurunan sebesar 56,69 persen. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan tahun berjalan (Year-to-Date) juga mengalami penurunan sebesar 44,79 persen. Namun, pertumbuhan pendapatan tahunan (Annual) meningkat sebesar 18,17 persen.
Laba bersih perusahaan menunjukkan penurunan signifikan dalam kuartal terakhir dengan penurunan sebesar 94,53 persen. Laba bersih tahun berjalan turun sebesar 74,18 persen, dan laba bersih tahunan turun sebesar 45,17 persen. Laba per saham (EPS) juga mengalami penurunan yang sama dengan laba bersih, mencatat penurunan sebesar 94,53 persen pada kuartal terakhir, 74,18 persen untuk tahun berjalan, dan 45,18 persen untuk tahunan.
Kinerja Harga
Pengembalian harga saham PT Garda Tujuh Buana Tbk selama satu minggu terakhir turun sebesar 9,62 persen, dan selama satu bulan terakhir turun sebesar 0,70 persen. Tidak ada data pengembalian harga saham untuk tiga bulan terakhir. Untuk periode enam bulan, pengembalian harga saham turun sebesar 27,69 persen. Pengembalian harga saham untuk satu tahun terakhir turun sebesar 12,96 persen.
Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, pengembalian harga saham menunjukkan kinerja yang lebih positif. Pengembalian harga saham selama tiga tahun terakhir naik sebesar 276 persen, lima tahun terakhir naik sebesar 79,62 persen, dan sepuluh tahun terakhir naik sebesar 41 persen. Sejak awal tahun, pengembalian harga saham turun sebesar 32,54 persen. Harga saham tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp1.025, sementara harga terendah adalah Rp206.(*)