KABARBURSA.COM – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) kembali menunjukkan performa cemerlang dalam laporan keuangan kuartal II 2024.
Dengan peningkatan signifikan dalam pendapatan dan profitabilitas, perusahaan ini mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri energi terbarukan.
Dari arus kas yang kuat hingga pertumbuhan laba yang mengesankan, PGEO terus melaju dengan strategi yang solid. Bagaimana pencapaian kinerja keuangan mereka?
Sebagai informasi, PGEO adalah afiliasi dari Pertamina dan merupakan pemegang kuasa perusahaan yang bergerak di sektor panas bumi terbesar di Indonesia.
Dengan kapasitas terpasang yang dioperasikan baik oleh perusahaan sendiri maupun oleh Kontraktor Kontrak Operasi Bersama (KOB), PGEO memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam pengembangan dan pengelolaan proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di berbagai lokasi di Indonesia.
Berdasarkan data dari Wood Mackenzie Asia Pacific Pte Limited, per 30 Juni 2022, PGEO mengoperasikan 13 kuasa pengusahaan panas bumi dengan kapasitas terpasang keseluruhan sebesar 1.877 MW.
Dari total kapasitas tersebut, 672 MW dioperasikan sendiri oleh PGEO, sementara 1.205 MW lainnya dioperasikan oleh para Kontraktor KOB.
Fokus utama perusahaan adalah pada tenaga panas bumi hulu dan hilir. PGEO telah mengembangkan proyek-proyek tenaga panas bumi dengan mengintegrasikan dan mengoptimalkan komponen produksi listrik serta teknologi dari pemasok yang memiliki hubungan kuat dengan perusahaan.
Pendapatan utama PGEO berasal dari penjualan listrik secara langsung dan tidak langsung ke PLN (Perusahaan Listrik Negara), yang merupakan perusahaan utilitas listrik milik negara Indonesia, serta dari penjualan uap ke Independent Power Producer (IPP) dan PLN.
Dalam wilayah kerja panas bumi (WKP) yang dimiliki, PGEO beroperasi dengan dua cara. Pertama, PGEO melakukan seluruh aspek proses produksi tenaga panas bumi, termasuk eksplorasi dan pengembangan reservoir panas bumi, konstruksi sistem fasilitas produksi, dan pengoperasian PLTP baik oleh perusahaan sendiri maupun bekerja sama dengan IPP untuk mengoperasikan pembangkit listrik.
Kedua, PGEO bekerja sama dengan para Kontraktor KOB yang melakukan seluruh aspek proses produksi tenaga panas bumi atas nama PGEO dengan imbalan biaya produksi.
PGEO memiliki struktur pemegang saham yang terdiri dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang menguasai 28,57 miliar saham atau 68,848 persen, Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited dengan 6,21 miliar saham atau 14,964 persen, masyarakat non-warkat dengan 4,24 miliar saham atau 10,217 persen, dan PT Pertamina Pedeve Indonesia (PEDEVE) yang memiliki 2,48 miliar saham atau 5,971 persen.
Jumlah pemegang saham PGEO mengalami beberapa perubahan sepanjang tahun 2024. Pada 30 Juni 2024, total pemegang saham tercatat sebanyak 31.127, meningkat 537 dari bulan sebelumnya. Kenaikan jumlah pemegang saham ini menunjukkan minat yang kuat terhadap saham PGEO di pasar.
Kinerja PGEO
Pada kuartal pertama 2024, PGEO mencatat pendapatan sebesar Rp754 miliar, meningkat dari Rp703 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya dan Rp452 miliar pada 2022.
Pada kuartal kedua 2024, pendapatan meningkat menjadi Rp824 miliar, dibandingkan dengan Rp688 miliar di kuartal kedua 2023 dan Rp610 miliar pada 2022. Peningkatan ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam operasional perusahaan.
Secara tahunan, total pendapatan untuk tahun 2024 diestimasi mencapai Rp3,157 triliun, naik dari Rp2,526 triliun di 2023 dan Rp1,985 triliun di 2022.
Hingga kuartal kedua 2024, pendapatan tercatat sebesar Rp2,712 triliun, meningkat dari Rp2,526 triliun di periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan konsistensi dalam pertumbuhan pendapatan perusahaan.
PGEO memiliki rasio PE saat ini berdasarkan annualized sebesar 16,50, sementara rasio PE TTM berada di angka 19,20. Rasio PE ke depan diproyeksikan sebesar 20,25. Harga saat ini terhadap penjualan (TTM) adalah 8,00 dan harga saat ini terhadap nilai buku berada di 1,63. Sementara itu, harga saat ini terhadap arus kas (TTM) adalah 12,28 dan harga saat ini terhadap arus kas bebas (TTM) mencapai 19,57. EV terhadap EBITDA (TTM) tercatat sebesar 9,20. Rasio-rasio ini menunjukkan bahwa valuasi perusahaan berada dalam rentang yang kompetitif, mencerminkan ekspektasi pasar yang positif terhadap kinerja PGEO di masa depan.
Sementara itu, performa per saham juga mencerminkan kinerja yang kuat. EPS saat ini (TTM) adalah Rp65,37, dengan EPS annualized mencapai Rp76,07. Pendapatan per saham (TTM) tercatat sebesar Rp156,94, sementara kas per saham (kuartal) mencapai Rp252,43.
Nilai buku per saham saat ini adalah Rp768,72 dan arus kas bebas per saham (TTM) sebesar Rp64,11. Angka-angka ini menunjukkan bahwa PGEO memiliki performa yang solid dalam hal pengembalian nilai kepada pemegang saham.
Dalam hal solvabilitas, PGEO menunjukkan kekuatan dengan rasio lancar (kuartal) sebesar 3,93 dan rasio cepat (kuartal) sebesar 3,83. Rasio utang terhadap ekuitas (kuartal) berada di angka 0,38. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, serta struktur modal yang sehat dengan tingkat utang yang terkendali.
Sedangkan, Profitabilitas PGEO juga kuat, dengan pengembalian aset (TTM) sebesar 5,70 persen dan pengembalian ekuitas (TTM) sebesar 8,50 persen. Margin laba kotor (kuartal) tercatat sebesar 55,81 persen, sedangkan margin laba operasional (kuartal) mencapai 74,96 persen. Margin laba bersih (kuartal) berada di angka 48,46 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan dari operasinya, dengan efisiensi operasional yang tinggi.
Untuk dividen yang dibayarkan oleh PGEO juga menarik, dengan dividen (TTM) sebesar Rp47,77 dan rasio pembayaran mencapai 62,80 persen. Hasil dividen tercatat sebesar 3,81 persen, dengan tanggal ex-dividen terakhir pada 6 Juni 2024. Ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan pengembalian yang baik kepada pemegang saham.
Laporan Pendapatan PGEO
Dalam laporan pendapatan, PGEO mencatat pendapatan (TTM) sebesar Rp6,51 triliun, dengan laba kotor (TTM) sebesar Rp3,54 triliun. EBITDA (TTM) mencapai Rp5,83 triliun, sedangkan laba bersih (TTM) tercatat sebesar Rp2,71 triliun. Angka-angka ini menunjukkan kinerja keuangan yang solid, dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang kuat dari operasinya.
Pada neraca keuangan, PGEO memiliki kas (kuartal) sebesar Rp10,47 triliun, dengan total aset (kuartal) mencapai Rp47,61 triliun.
Total kewajiban (kuartal) tercatat sebesar Rp15,72 triliun, dengan utang jangka pendek (kuartal) sebesar Rp375 miliar dan utang jangka panjang (kuartal) sebesar Rp11,72 triliun.
Total utang (kuartal) mencapai Rp12,10 triliun, sedangkan total ekuitas tercatat sebesar Rp31,89 triliun. Neraca ini menunjukkan posisi keuangan yang kuat dengan aset yang melebihi kewajiban, mencerminkan solvabilitas yang sehat dan kemampuan perusahaan untuk mengelola utangnya dengan baik.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mencatat arus kas dari operasional (TTM) sebesar Rp4,24 triliun. Namun, arus kas dari investasi (TTM) menunjukkan angka negatif sebesar Rp1,70 triliun, yang mencerminkan adanya pengeluaran signifikan untuk investasi.
Arus kas dari pembiayaan (TTM) juga negatif sebesar Rp2,96 triliun, menunjukkan pembayaran utang atau distribusi dividen. Belanja modal (capital expenditure) dalam periode TTM adalah Rp1,58 triliun. Meskipun demikian, perusahaan masih mencatat arus kas bebas (free cash flow) sebesar Rp2,66 triliun, menunjukkan likuiditas yang cukup untuk mendukung operasional dan pertumbuhan di masa depan.
Dari sisi pertumbuhan, PGEO menunjukkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan pendapatan kuartalan (YoY) sebesar 8,73 persen dan pertumbuhan pendapatan YTD (year to date) sebesar 7,73 persen.
Pertumbuhan tahunan pendapatan (YoY) tercatat sebesar 4,20 persen. Laba bersih kuartalan (YoY) menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 19,76 persen, dengan pertumbuhan laba bersih YTD sebesar 13,42 persen dan pertumbuhan laba bersih tahunan (YoY) sebesar 27,21 persen. EPS (earnings per share) kuartalan (YoY) meningkat 19,49 persen, EPS YTD tumbuh 13,15 persen, dan EPS tahunan (YoY) mencatat peningkatan sebesar 27,21 persen.
Angka-angka ini menunjukkan kinerja keuangan yang sangat baik dan kemampuan perusahaan untuk terus meningkatkan laba dan nilai bagi pemegang saham.
Kinerja Harga Saham
Dalam hal kinerja harga saham, PGEO mencatat penurunan harga saham sebesar 0,79 persen dalam satu minggu terakhir. Namun, dalam satu bulan terakhir, harga saham mengalami kenaikan sebesar 3,72 persen, dan dalam tiga bulan terakhir meningkat sebesar 4,15 persen.
Meskipun terjadi penurunan sebesar 2,33 persen dalam enam bulan terakhir, harga saham PGEO mencatat kenaikan signifikan sebesar 43,43 persen dalam satu tahun terakhir.
Dari awal tahun hingga saat ini, harga saham telah meningkat sebesar 7,26 persen. Harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir adalah Rp1.680,00, sementara harga terendah dalam periode yang sama adalah Rp845,00. Angka-angka ini menunjukkan volatilitas harga saham dengan tren kenaikan yang kuat dalam jangka panjang. (*)