KABARBURSA.COM – Sejumlah perusahaan multifinance berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam piutang pembiayaan mereka selama semester pertama 2024. Salah satu perusahaan yang menonjol adalah CIMB Niaga Auto Finance (CNAF).
Menurut Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, piutang pembiayaan perusahaan mencapai Rp 9,60 triliun pada semester I-2024.
Angka ini menunjukkan lonjakan sebesar 41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 6,81 triliun. Pencapaian ini bahkan melampaui target yang ditetapkan untuk tahun ini, mencapai 129 persen dari target yang sebesar Rp 7,42 triliun.
Perlu diketahui, piutang pembiayaan adalah jumlah uang yang terutang oleh debitur kepada lembaga pembiayaan (seperti bank atau perusahaan multifinance) berdasarkan kesepakatan kontrak pembiayaan. Piutang pembiayaan adalah saldo utang yang harus dibayar oleh debitur kepada lembaga pembiayaan sebagai imbalan atas fasilitas pinjaman atau kredit yang diberikan. Ini bisa meliputi berbagai jenis pembiayaan, seperti kredit kendaraan, pembiayaan rumah, atau leasing.
Piutang pembiayaan sering kali terkait dengan pembiayaan konsumen, seperti kredit kendaraan atau pembiayaan barang-barang rumah tangga. Dalam leasing, piutang pembiayaan mencakup jumlah yang harus dibayar oleh penyewa kepada lessor untuk penggunaan aset sewa. Termasuk pembiayaan yang diberikan kepada bisnis untuk modal kerja, investasi, atau ekspansi, dan akan dilunasi melalui pembayaran angsuran.
Piutang pembiayaan merupakan indikator penting dari kesehatan finansial lembaga pembiayaan, karena mencerminkan jumlah pendapatan yang diharapkan dari pinjaman yang telah diberikan. Memantau piutang pembiayaan membantu dalam mengelola risiko kredit, memastikan bahwa debitur membayar sesuai dengan kesepakatan, dan mengidentifikasi potensi masalah sebelum menjadi signifikan.
Pertumbuhan dalam piutang pembiayaan menunjukkan peningkatan permintaan untuk pembiayaan, yang dapat membantu lembaga pembiayaan merencanakan strategi bisnis dan ekspansi.
Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per 2024, terdapat lebih dari 100 perusahaan multifinance yang terdaftar di OJK, yang meliputi berbagai jenis layanan seperti pembiayaan kendaraan, pembiayaan rumah, dan leasing.
Total piutang pembiayaan sektor multifinance di Indonesia mencapai sekitar Rp700 triliun per semester I-2024, mengalami pertumbuhan sekitar 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Rasio NPL untuk sektor multifinance berada pada kisaran 2,5 persen hingga 3,0 persen. Rasio ini menunjukkan tingkat kredit macet yang relatif stabil meskipun ada fluktuasi di pasar.
Sektor multifinance mengalami pertumbuhan positif sebesar 10-15 persen secara tahunan, didorong oleh peningkatan permintaan untuk pembiayaan kendaraan dan properti.
OJK terus memperbarui regulasi untuk menjaga stabilitas sektor multifinance, termasuk kebijakan mengenai permodalan, pengawasan risiko, dan transparansi.
Banyak perusahaan multifinance yang mulai mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan layanan, termasuk aplikasi mobile dan platform online untuk mempermudah proses pengajuan dan manajemen pembiayaan.
Perusahaan multifinance besar seperti Mandiri Utama Finance, Adira Finance, dan WOM Finance menunjukkan kinerja yang solid dengan pertumbuhan piutang yang positif. Mereka terus berinovasi dalam produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Sektor multifinance menghadapi tantangan dari fluktuasi ekonomi dan risiko kredit, namun juga memiliki peluang dari meningkatnya permintaan pembiayaan dan adopsi teknologi digital.
Sejumlah Multifinance Pencetak Piutang PembiayaanÂ
Mandiri Utama Finance (MUF)
Mandiri Utama Finance (MUF) menunjukkan pencapaian positif dengan piutang pembiayaan mencapai Rp33,4 triliun pada semester I-2024. Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja, melaporkan bahwa angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 18,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
MUF menetapkan target piutang pembiayaan sebesar Rp36,9 triliun untuk akhir tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan berencana untuk memperluas jaringan kantor dan meningkatkan kerjasama dengan dealer serta showroom, serta memperkuat strategi pemasaran.
PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance)
PT Adira Dinamika Multifinance Tbk, yang lebih dikenal sebagai Adira Finance, juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam piutang pembiayaannya.
Presiden Direktur Adira Finance, Dewa Made Susila, melaporkan bahwa piutang pembiayaan perusahaan mencapai Rp58,4 triliun pada semester I-2024, meningkat 15 persen dibandingkan tahun lalu. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola portofolio dan memanfaatkan peluang di pasar.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance)
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mencatatkan piutang pembiayaan neto sebesar Rp6 triliun per Juni 2024, naik 7 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa, mengungkapkan bahwa perusahaan memproyeksikan piutang pembiayaan neto akan mencapai lebih dari Rp6,7 triliun pada Desember 2024. WOM Finance berencana untuk terus mengeksplorasi potensi bisnis di wilayah strategis dan mempercepat digitalisasi proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan cakupan layanan. (*)