KABARBURSA.COM – Lo Kheng Hong, seorang investor kawakan, memborong 1,81 juta lembar saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) sepanjang Juli 2024. Berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong tetap menjadi salah satu pemegang saham terbesar ABMM hingga 1 Agustus 2024.
Dikenal akrab dengan sapaan Pak Lo, ia kini menjadi pemegang saham terbesar ketiga ABMM setelah Tiara Marga Trakindo dan Valle Verde Pte Ltd. Aksi borong saham yang dilakukan sepanjang Juli 2024 semakin mengukuhkan posisinya dalam daftar tiga besar pemegang saham ABMM.
KSEI melaporkan bahwa pada akhir Juni 2023, Lo Kheng Hong memegang 139.356.000 (139,35 juta) atau 5,06 persen saham ABMM. Pada akhir bulan lalu, jumlah saham ABMM yang dipegang olehnya bertambah 1.815.000 (1,81 juta) menjadi 141.171.100 (141,17 juta) atau setara dengan 5,13 persen.
ABM Investama memproyeksikan anggaran belanja modal sepanjang 2024 senilai USD150 juta hingga USD200 juta atau setara dengan Rp2,41 triliun sampai Rp3,21 triliun (kurs Jisdor Rp16.070). Pada akhir perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, harga saham ABMM parkir di Rp3.820, mencerminkan kenaikan 9,77 persen sepanjang 2024. Dalam lima tahun terakhir, pergerakan harga saham ABMM telah menguat 122,09 persen atau Rp2.100 dari posisi Rp1.720.
Direktur ABM Investama, Haris Mustarto, menyatakan bahwa ABMM menganggarkan belanja modal tahun ini di level USD150 juta hingga USD200 juta. Namun, belanja modal tersebut tidak terbatas untuk kemungkinan penambahan rencana investasi lainnya.
“Anggaran USD150 juta hingga USD200 juta belum termasuk rencana investasi yang mungkin akan dilakukan,” ujarnya.
Haris juga menyebutkan bahwa ABMM memproyeksikan kinerja keuangan yang konservatif karena harga batu bara yang kembali normal. Namun, ia memperkirakan harga batu bara akan mencapai keseimbangan baru pada level yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2015-2020. Ketidakpastian geopolitik diprediksi akan berpengaruh signifikan pada harga komoditas energi di masa depan.
Beberapa strategi yang disiapkan ABMM meliputi mengoptimalkan sinergi Group ABM Investama dengan partner strategis, mencapai keunggulan operasional dengan selalu mengedepankan keamanan dan keselamatan kerja, serta memperkuat neraca perusahaan untuk mendukung tujuan bisnis dan memaksimalkan kinerja keuangan.
“Memperkuat neraca perusahaan untuk mendukung tujuan bisnis dan memaksimalkan kinerja keuangan,” jelas Haris.
Pada Mei kemarin, Pemegang saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) telah menyetujui agenda pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan 15 Mei 2024. ABMM membagikan dividen senilai Rp812,18 miliar kepada 2,75 miliar saham ABMM yang beredar.
Dengan demikian, setiap pemegang satu saham ABMM menerima dividen sebesar Rp295 per saham. Pada 20 Mei 2024 saham ABMM ditutup naik 1,34 persen dan berada di level Rp3.770 per saham. Jika dibandingkan dengan harga saham terakhir, dividen yang dibagikan menghasilkan estimasi yield sebesar 7,8 persen.