KABARBURSA.COM – Miliarder Warren Buffett beberapa hari terakhir melakukan aksi yang tidak biasa. Sejumlah saham sengaja ‘dibuang’ secara besar-besaran, mulai dari saham Bank of America hingga saham Apple. Ada apa sebenarnya di balik aksi buang saham tersebut?
12 Hari Berturut-turut Buang Saham Bank of America
Berkshire Hathaway, yang dipimpin oleh miliarder legendaris Warren Buffett, baru saja melakukan langkah besar dengan memangkas kepemilikan sahamnya di Bank of America. Dalam pengajuan peraturan yang dirilis pada Kamis, 1 Agustus 2024, terungkap bahwa Berkshire melepas 19,2 juta saham Bank of America, senilai sekitar USD779 juta.
Transaksi ini berlangsung antara 30 Juli hingga 1 Agustus, dan menandai penurunan besar dalam kepemilikan saham Bank of America oleh Buffett. Sejak 17 Juli 2024, Buffett telah melepaskan total 90,4 juta saham, dengan estimasi keuntungan yang mengesankan lebih dari USD3,8 miliar atau sekitar Rp61,9 triliun.
Meski telah menjual hampir 100 juta saham, Berkshire masih memegang posisi dominan sebagai pemegang saham terbesar di Bank of America, dengan kepemilikan tersisa sebanyak 942,4 juta saham – atau sekitar 12,1 persen dari total saham yang beredar, bernilai sekitar USD37,2 miliar. Berkshire akan terus melaporkan penjualan hingga kepemilikan sahamnya turun di bawah ambang batas 10 persen.
Langkah Buffett ini dilakukan setelah harga saham Bank of America melonjak sekitar dua pertiga sejak akhir Oktober lalu, kini diperdagangkan lebih dari 1,2 kali nilai buku perusahaan. Kenaikan ini telah mendongkrak nilai saham Berkshire menjadi lebih dari USD45 miliar – tiga kali lipat dari nilai sebelumnya yang hanya USD14,6 miliar.
Berkshire Hathaway telah menjadi investor setia Bank of America sejak 2011, ketika mereka membeli saham preferen senilai USD5 miliar. Langkah ini mencerminkan kepercayaan Buffett terhadap kemampuan CEO Bank of America, Brian Moynihan, dalam mengembalikan kesehatan bank pasca krisis keuangan 2008.
Buffett, yang kini berusia 93 tahun dan dikenal sebagai salah satu investor paling disegani di dunia, mengungkapkan bahwa dia sangat menghargai Moynihan dan pada saat itu tidak berniat menjual saham bank tersebut.