KABARBURSA.COM – IHSG Tergelincir Lagi di Awal Pekan. Indeks acuan bursa saham Tanah Air ini dibuka melemah 91 poin atau 1,25 persen ke level 7.216 pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024, pagi. Tekanan jual masih menghantui IHSG setelah pekan lalu juga ditutup di zona merah. Analis memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dalam rentang 7.210-7.345 hari ini.
Sebanyak 82 saham mengalami kenaikan, 240 saham mengalami penurunan, dan 212 saham tidak bergerak. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp 12.308 triliun. Sebagian besar bursa saham di Asia juga berada di zona merah. Indeks Nikkei Tokyo turun 5,47 persen ke level 33.945, Shanghai Composite Index melemah 0,26 persen ke 2.897, Hang Seng Hong Kong berkurang 0,86 persen ke 16.799, dan Straits Times Singapura merosot 2,99 persen.
Analis Pasar Modal, Satrio Utomo, yang akrab disapa Tommy, menyatakan IHSG sedang menguji support di level 7.210. “IHSG sedang testing support, running dibawa support 7.210. Kalau 7.210 gagal bertahan, IHSG mau koreksi dulu ke 7.000-7.100,” ujar Tommy kepada KabarBursa, Senin, 5 Agustus 2024.
Dia menambahkan, setelah bertahan dari berita negatif dalam dan luar negeri minggu lalu, IHSG akhirnya gagal bertahan hari ini.
“Support di 7.210, kalau tembus arah 7.100-7.000,” ujarnya.
Menurut Tommy, kondisi ekonomi dan kinerja emiten dalam negeri sebenarnya sudah menunjukkan tanda-tanda pelemahan sejak minggu lalu.
“Tapi minggu lalu IHSG masih bertahan dalam kisaran konsolidasi 7.210-7.345,” katanya.
Sebelumnya, bursa saham AS Wall Street ambruk secara bersamaan pada perdagangan Jumat, 2 Agustus pekan lalu. Lalu indeks Dow Jone turun 1,51 persen, sedangkan indeks Nasdaq melemah 2,43 persen, dan indeks S&P 500 jatuh 1,51 persen.
Bursa saham regional Asia seperti indeks Nikkei melemah 1.960,80 poin atau 5,46 persen ke 33.948,89, indeks Hang Seng melemah 118,73 poin atau 0,70 persen ke 16.826,77, indeks Shanghai melemah 4,05 poin atau 0,14 ke 2.901,29, dan indeks Straits Times melemah 98,57 poin atau 2,92 persen ke 3.282,87.
Emiten SMDM Disuspen BEI
Saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) melonjak 24,59 persen hingga mencapai batas auto reject atas (ARA) di Rp456 pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, pekan lalu.
Dalam sepekan terakhir, saham SMDM melesat 71,43 persen, dan dalam sebulan terakhir, SMDM meningkat 141,27 persen.
Menanggapi hal itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menerapkan suspensi terhadap saham SMDM untuk perdagangan pada hari ini, akibat adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.
“Penghentian perdagangan (suspensi( untuk sementara perdagangan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) ini diterapkan di pasar reguler dan pasar tunai untuk memberi waktu yang cukup kepada pelaku pasar agar dapat mempertimbangkan informasi yang ada sebelum membuat keputusan investasi di saham SMDM,” jelas pengumuman BEI.
Sebagai informasi, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), emiten Grup Sinar Mas, telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat terkait akuisisi 91,99 persen saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), pengembang perumahan premium Rancamaya di Kota Bogor.
Pada 31 Juli 2024, BSDE telah bernegosiasi secara langsung dengan Top Global Limited (TGL), pemilik SMDM. Jika transaksi rampung, BSDE akan menjadi pengendali baru SMDM dan akan menggelar penawaran tender wajib (mandatory tender offer).
Sementara itu, Stockbit Sekuritas dalam ulasannya mengungkap bahwa Top Global merupakan entitas yang masih terafiliasi dengan keluarga Sinar Mas. Adapun berdasarkan filing dari Sinarmas Land, nilai akuisisi tersebut mencapai USD195,2 juta atau sekitar Rp2,36 triliun.
Sesuai regulasi, sebut Stockbit Sekuritas, BSDE akan melakukan mandatory tender offer (MTO) terhadap sisa saham SMDM setelah akuisisi.
“Kami mengestimasikan harga MTO tersebut sekitar Rp538 per saham, lebih tinggi +47 persen dari harga saham SMDM pada penutupan bursa 1 Agustus 2024,” jelas Stockbit dalam ulasannya pekan lalu.
Diversifikasi
Berdasarkan regulasi sendiri, jelas Stockbit, harga MTO adalah harga tertinggi antara i) harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan saham SMDM dalam 90 hari terakhir sebelum pengumuman akuisisi; atau ii) harga akuisisi yang dibayarkan BSDE kepada Top Global Ltd.
SMDM merupakan perusahaan real estate yang memiliki total landbank seluas 1.130 ha, berdasarkan laporan keuangan per 1Q24. Lahan-lahan tersebut terdiri dari 623 hektare di Bekasi dan Bogor, 461 hektare di Rancamaya, dan 45 hektare di Royal Tajur.
SMDM juga memiliki total area perizinan proyek sebesar 2.198 hektare, yang terdiri dari 1.350 hektare di Harvest City, 780 hektare di Rancamaya Golf, dan 68 hektare di Royal Tajur. Pada FY23, SMDM mencatatkan laba bersih sebesar Rp104 miliar.(*)