KABARBURSA.COM – PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) membukukan perbaikan kinerja keuangan di semester I 2024. Adapun perbaikan kinerja saham GOTO dapat dilihat dari menyusutnya rugi bersih menjadi Rp1,83 triliun, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp3,29 triliun.
Penurunan rugi bersih GOTO didorong oleh penurunan beban operasional sebesar 40,8 persen menjadi Rp2,59 triliun. Adapun pendapatan bersih tumbuh 3,01 persen yoy menjadi Rp3,65 triliun dari Rp3,55 triliun yang didorong oleh penurunan insentif.
Sementara GTV Grup, GOTO mencatat peningkatan sebesar 20 persen yoy menjadi Rp121,581 triliun, sementara GTV inti naik 54 persen yoy menjadi Rp63,2 triliun. Di sisi lain, Gross Revenue meningkat 39 persen yoy menjadi Rp4,3 triliun, dengan Group Adjusted EBITDA membaik di level 95 persen yoy menjadi Rp70 miliar.
Adapun kinerja GOTO juga ditopang oleh unit bisnis lainnya. Pada Juni 2024, GOTO meluncurkan produk Buy Now Pay Later (BNPL) untuk pengguna Shop Tokopedia melalui platform TikTok. Selain itu, GoFood kini terintegrasi dengan aplikasi TikTok, memungkinkan pengguna memesan makanan tanpa meninggalkan aplikasi.
Sementara E-commerce Service Fee dari TikTok, GOTO mencatat peningkatan signifikan sebesar 43,29 persen per kuartal (QoQ) menjadi Rp157,03 miliar. Perseroan juga juga telah melaksanakan program buyback saham dengan pembelian senilai USD12 juta dari maksimum USD200 juta.
Di sisi lain, segmen usaha lainnya juga menopang perbaikan kinerja keuangannya. Segmen FinTech, GoTo mencatatkan pertumbuhan GTV sebesar 27 persen yoy, mencapai Rp115,3 triliun.
Gross Revenue di segmen ini tumbuh 97 persen yoy menjadi Rp788 miliar, dengan pendapatan meningkat 210,6 persen yoy menjadi Rp640 miliar. Adjusted EBITDA segmen FinTech membaik 67 persen yoy menjadi Rp168 miliar.
Di segmen ODS, GTV tumbuh 15 persen yoy menjadi Rp15,5 triliun, dan pendapatan QoQ meningkat 16,7 persen menjadi Rp2,6 triliun. Adjusted EBITDA segmen ODS mengalami perbaikan signifikan, mencapai Rp90 miliar dari Rp164 miliar pada tahun lalu, dan berhasil positif selama dua kuartal berturut-turut.
Analis PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, Richard Jonathan Halim, menuturkan GOTO berusaha mencapai target 2024 untuk mencapai Adjusted EBITDA positif secara keseluruhan, meskipun saat ini masih negatif 2 kuartal di 2024.
“Cash from operating juga memburuk QoQ menjadi –Rp513,06 miliar, Perbaikan diharapkan pada semester kedua 2024, didorong oleh faktor musiman dan perbaikan di segmen FinTech,” kata Richard kepada KabarBursa dalam analisanya, Selasa, 6 Agustus 2024.
Meski begitu, Richard tak menampik adanya risiko yang perlu diperhatikan para investor. Adapun risiko itu meliputi fluktuasi pasar, persaingan ketat, regulasi domestik, dan potensi kesalahan eksekusi strategi.
Richard sendiri merekomendasikan GOTO Buy untuk saham GOTO dengan menyesuaikan target price (TP) menjadi Rp77 per lembar saham dari Rp 81.
“Melihat penguatan segmen perusahaan yang semakin membaik. TP ini mengimplikasikan EV/Sales sebesar 4.94x pada 2024F,” tutupnya.
Saham Gocap Mengular
Saham GOTO mengalami tekanan pada perdagangan 5 Agustus 2024. Setelah jeda siang, saham GOTO sempat menyentuh harga Rp50 (-5,66 persen). Saham GOTO bergerak di rentang harga Rp50-52. Antrean beli saham GOTO juga hanya berada di harga Rp50. Sekitar pukul 13.40 WIB, antrean beli GOTO di harga Rp50 mencapai 39,35 juta lot saham.
Berdasarkan laporan sebelumnya, GoTo membukukan adjusted EBITDA sebesar minus Rp48 miliar pada kuartal kedua tahun ini, seiring dengan peningkatan margin kontribusi. Menurut Stockbit Sekuritas, angka ini membaik dibandingkan kuartal kedua 2023 yang tercatat minus Rp885 miliar dan kuartal pertama 2024 yang tercatat minus Rp102 miliar.
“Dengan demikian, adjusted EBITDA selama paruh pertama 2024 menjadi minus Rp150 miliar, jauh lebih baik dibandingkan realisasi paruh pertama tahun 2023 yang minus Rp1,8 triliun,” jelas Edi Chandren, Lead Investment Analyst Stockbit, dalam ulasannya pada Rabu, 31 Juli 2024.
Meskipun adjusted EBITDA masih negatif Rp150 miliar pada paruh pertama tahun ini, Edi Chandren menilai realisasi tersebut sebagai hasil yang relatif sejalan dengan ekspektasi, dengan mempertimbangkan faktor musiman pada paruh pertama 2024.
“Dengan prospek kinerja paruh kedua 2024 yang lebih baik dibandingkan paruh pertama, manajemen optimistis dapat mencapai target adjusted EBITDA breakeven pada tahun fiskal 2024,” tambah Edi.
Dari sisi bottom line, kerugian bersih tercatat sebesar Rp954 miliar pada kuartal kedua 2024, membaik dibanding kerugian bersih Rp2,6 triliun pada kuartal kedua 2023, meskipun tidak lebih baik dibandingkan kerugian bersih kuartal pertama 2024 sebesar Rp420 miliar.
“Meningkatnya kerugian bersih secara kuartalan dipicu oleh melebarnya kerugian Tokopedia yang kini menjadi entitas asosiasi. Kerugian bersih selama paruh pertama tahun ini menjadi Rp1,4 triliun, turun signifikan dari kerugian bersih Rp5,4 triliun pada paruh pertama 2023,” pungkas Edi.(*)