KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,7 persen selama periode perdagangan 5 hingga 9 Agustus 2024. Plh. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Valentina Simon, menyatakan bahwa IHSG melemah 0,7 persen, turun ke level 7.256,996 pada Jumat, 9 Agustus 2024, dari posisi 7.308,123 yang tercatat pada penutupan pekan sebelumnya.
Pada perdagangan hari itu, IHSG sempat menguat sebesar 0,86 persen atau 61,87 poin ke level 7.256,996. IHSG juga sempat menyentuh titik terendah di 7.219,923 dan tertinggi di 7.267,422 sepanjang hari. IHSG ditutup dengan nilai transaksi mencapai Rp7,92 triliun, dengan volume saham sebesar 14,32 miliar lembar, dan frekuensi transaksi tercatat sebanyak 821.457 kali.
Selain itu, kapitalisasi pasar bursa juga turun 0,87 persen menjadi Rp12.302 triliun, dibandingkan Rp12.410 triliun pada pekan sebelumnya. “Rata-rata nilai transaksi harian di Bursa juga mengalami penurunan 6,53 persen menjadi Rp9,639 triliun dari Rp10,313 triliun pada pekan sebelumnya,” jelasnya, dalam pernyataan yang dikutip pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Pada Jumat, 9 Agustus 2024, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp450,63 miliar. Sepanjang tahun 2024, total penjualan bersih oleh investor asing mencapai Rp1,42 triliun.
Di sisi lain, frekuensi transaksi harian di bursa meningkat sebesar 4,15 persen menjadi 981.000 transaksi dari 942.000 transaksi pada pekan sebelumnya. Volume transaksi harian rata-rata juga naik 3,6 persen menjadi 16 miliar lembar saham dari 15,443 miliar lembar saham pada penutupan pekan sebelumnya.
Valentina menambahkan bahwa selama pekan perdagangan ini, terdapat dua pencatatan saham perdana di BEI, yakni PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) dan PT Esta Indonesia Tbk (NEST). Pada Rabu, 7 Agustus 2024, DOSS tercatat sebagai perusahaan ke-33 yang melantai di BEI tahun ini. DOSS, yang bergerak di bidang ritel produk fotografi dan videografi, tercatat di Papan Pengembangan BEI dan masuk dalam sektor Barang Konsumen Non-Primer, sub industri Barang Elektronik Konsumen.
Sementara itu, NEST resmi melantai di bursa pada Kamis, 8 Agustus 2024, sebagai perusahaan ke-34 yang terdaftar di BEI tahun ini. NEST adalah produsen sarang burung walet yang beroperasi di sektor Barang Konsumen Primer, dengan sub industri Ikan, Daging & Produk Unggas.
Penutupan IHSG
Pada perdagangan Jumat, 9 Agustus 2024, sejumlah saham seperti SULI, HELI, BIPI, HUMI, dan PAMG menjadi emiten dengan kinerja terbaik. Berdasarkan data dari BEI, saham-saham ini mencatatkan penguatan paling signifikan.
PT SLJ Global Tbk (SULI) mencatatkan kenaikan saham tertinggi sebesar 34,09 persen menjadi Rp118 per saham. Diikuti oleh PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) yang meningkat 25 persen menjadi Rp520 per saham. Selanjutnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mengalami kenaikan 12,90 persen menjadi Rp70 per saham, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) naik 11,11 persen menjadi Rp80 per saham, dan PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) naik 10 persen menjadi Rp55 per saham.
Tim analis dari Phintraco Sekuritas mengungkapkan bahwa penguatan IHSG didorong oleh peningkatan signifikan di beberapa sektor, serta apresiasi nilai tukar rupiah yang mencapai level 15.893 pada Jumat, 9 Agustus 2024. IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang 7200-7300 untuk beberapa waktu ke depan.
Secara global, pasar tengah menantikan rilis data PPI AS pada Selasa, 13 Agustus 2024, sebagai indikator untuk mengukur inflasi di tingkat produsen. Data ini diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,1 persen (month on month/mom) pada Juli 2024, dari sebelumnya 0,2 persen pada Juni 2024. Penurunan PPI dapat meningkatkan peluang penurunan suku bunga The Fed pada bulan September 2024.
Menurut jajak pendapat CME FedWatch Tools, peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed tercatat sebesar 100 persen pada pertemuan FOMC September 2024. Bagaimana prediksi IHSG terbaru di tengah dinamika pasar saat ini?
Saham Pilihan di Tengah Volatilitas
Sukarno Alatas, Head of Equity Research di Kiwoom Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa pasar saat ini diliputi kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat. Investor sedang merasa tidak pasti mengenai prospek ekonomi AS, terutama terkait tingkat pengangguran yang masih tinggi dan inflasi yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Seperti yang diketahui, tingkat pengangguran di AS melebihi ekspektasi para ekonom dunia. Data menunjukkan bahwa angka pengangguran per Juli meningkat menjadi 4,3 persen, di atas proyeksi yang hanya berada di level 4,1 persen. Kondisi ini menyebabkan pasar saham global bereaksi negatif terhadap laporan tersebut.
Untuk perdagangan pada Senin, 12 Agustus 2024, sebelum data PPI AS dirilis, saham-saham yang perlu diperhatikan antara lain AKRA, INDY, ICBP, UNVR, BRIS, dan TLKM.
Sukarno menjelaskan bahwa jika resesi terjadi di AS, hal ini akan berdampak pada pasar saham global, termasuk IHSG. “Ini bisa mengakibatkan penurunan permintaan global akibat perlambatan ekonomi di AS,” ujarnya.
Selain itu, akan terjadi capital outflow, karena pelaku pasar cenderung menarik dana dari pasar saham yang dianggap berisiko. Akibatnya, aliran modal asing menurun, yang dapat menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan melemahnya IHSG.
“Biasanya, saat terjadi capital outflow atau penjualan bersih oleh asing, saham-saham berkapitalisasi besar dan sektor perbankan menjadi sasaran utama,” tambah Sukarno. (*)