Scroll untuk baca artikel

GOTO Ditinggal Pendiri Tokopedia, Bagaimana Nasibnya?

×

GOTO Ditinggal Pendiri Tokopedia, Bagaimana Nasibnya?

Sebarkan artikel ini
Penulis: Yunilawati
Saham GoTo
Ilustrasi Gojek Tokopedia. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Kepemilikan William Tanuwijaya atas saham seri A PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami penurunan yang signifikan. Per 31 Juli 2024, William memiliki 4.636.318.091 saham seri A GOTO, yang setara dengan 0,39 persen dari total saham seri A perusahaan. Ini merupakan penurunan sebesar 3,72 miliar saham atau sekitar 44 persen dibandingkan dengan jumlah kepemilikan per akhir Juni 2024, yaitu 8.361.318.091 saham seri A (0,7 persen).

Pada akhir Juni, kepemilikan William sempat meningkat dibandingkan akhir Mei, ketika ia memiliki 7.296.224.541 saham seri A (0,61 persen). Meskipun mengalami penurunan, kepemilikan William atas saham seri B GOTO tetap stabil, yaitu 12.588.634.432 saham (1,05 persen) atau 14,23 persen dari hak suara.

William Tanuwijaya kini tidak lagi menjabat sebagai komisaris di perusahaan. Kepemilikan saham seri A dan B oleh Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, dan Melissa Siska Juminto tetap tidak berubah pada akhir Juli 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

Jumlah saham GOTO yang dimiliki publik non-warkat meningkat menjadi 939.818.409.393 saham (78,23 persen) per akhir Juli 2024, naik 3,72 miliar saham dari akhir Juni yang jumlahnya 936.093.409.393 saham (77,92 persen). Total pemegang saham GOTO juga mengalami penurunan menjadi 366.453 pihak per 31 Juli 2024, berkurang 97 pihak dari akhir Juni.

Jumlah saham treasuri GOTO tetap pada angka 14.089.665.616 saham (1,17 persen) per akhir Juli, sama dengan posisi di akhir Juni. Pada perdagangan 9 Agustus 2024, saham GOTO menguat 2 persen menjadi Rp51. Sebanyak 1,81 miliar saham ditransaksikan dengan frekuensi 6.423 kali, dan nilai transaksi mencapai Rp92,23 miliar. Selama sebulan terakhir, investor asing mencatatkan net sell saham GOTO sebesar Rp461 miliar.

Buyback Saham

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham (share buyback) dengan target mencapai USD200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun dalam setahun ke depan. Rencana ini telah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada 11 Juni 2024, dengan periode pelaksanaan mulai dari 12 Juni 2024 hingga 11 Juni 2025.

Menurut laporan keuangan GOTO per Juni 2024, perusahaan telah melakukan pembelian kembali sebanyak 3.825.000.000 saham seri A dengan nilai mencapai Rp198,40 miliar. Dengan anggaran sisa sekitar Rp3 triliun, GOTO masih memiliki cukup dana untuk melanjutkan rencana buyback sesuai persetujuan pemegang saham.

Meskipun harga pembelian saham tidak diungkapkan secara rinci, perhitungan menunjukkan rata-rata harga pembelian sekitar Rp52 per saham. Pada perdagangan 7 Agustus 2024, jelang penutupan sesi kedua, saham GOTO berada di harga Rp51 per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp53 miliar.

Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2024, GOTO telah menyelesaikan tahap pertama buyback pada Juni 2024 dengan membeli 3,82 miliar saham seri A, atau sekitar 0,32 persen dari total saham beredar. Saham hasil buyback biasanya akan dimasukkan ke dalam pos saham tresuri perusahaan. Per laporan keuangan Juni 2024, jumlah saham tresuri GOTO mencapai 123.716.132.390 saham, sedangkan saham beredar sebanyak 1.201.409.662.836 saham.

Investor publik memegang mayoritas saham GOTO saat ini, yaitu sebanyak 83,01 persen dari total saham seri A dan B. Sisa saham dikuasai oleh SVT GT Subco Singapore Pte Ltd sebesar 8,45 persen dan Taobao China Holding Limited sebesar 8,21 persen. Saham seri B, yang merupakan saham dengan hak suara multipel, diperuntukkan bagi pihak-pihak yang berkontribusi besar, termasuk para pendiri.

Analis menilai bahwa langkah buyback ini merupakan sinyal positif bagi investor. Christopher Rusli, Analis Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyebutkan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen GOTO untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

Patrick Walujo, Direktur Utama GOTO, menjelaskan bahwa inisiatif share buyback senilai maksimal USD200 juta mencerminkan kemajuan perusahaan dalam menerapkan strategi untuk pertumbuhan yang lebih cepat dan berkelanjutan.

Dalam siaran pers pada 20 Mei lalu, Patrick Walujo, Direktur Utama GOTO, menyatakan bahwa dengan arus kas yang terus membaik serta nilai signifikan pada saham perusahaan, langkah share buyback dianggap sebagai keputusan yang bijak. Ia menekankan bahwa upaya ini bertujuan memastikan bahwa sumber daya perseroan dimanfaatkan secara efisien.

Berdasarkan laporan performa terbaru, GOTO mencatatkan rugi EBITDA yang disesuaikan (proforma) pada kuartal kedua 2024 sebesar Rp48 miliar, mengalami perbaikan signifikan sebesar 95 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu rugi EBITDA Rp885 miliar. Perhitungan ini adalah kalkulasi proforma yang mempertimbangkan seolah-olah Tokopedia dan usaha pengiriman serta fulfillment di bawah GoTo Logistics (GTL) telah didekonsolidasi sejak 1 Januari 2023.

Secara kumulatif dalam enam bulan, rugi EBITDA grup yang disesuaikan juga membaik sebesar 92 persen, menjadi rugi EBITDA Rp150 miliar, dibandingkan dengan rugi EBITDA Rp1,78 triliun pada periode yang sama tahun lalu. GOTO menargetkan untuk akhir tahun ini dapat mencatatkan EBITDA grup yang disesuaikan dalam posisi positif atau setidaknya impas (break-even) untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Dalam enam bulan, pendapatan bruto Grup GoTo, berdasarkan perhitungan proforma, naik 28 persen menjadi Rp8,43 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,60 triliun. Pendapatan bersih juga meningkat 87 persen menjadi Rp6,60 triliun dari sebelumnya Rp3,52 triliun.

Sementara itu, untuk perhitungan aktual, pendapatan bruto selama enam bulan mencapai Rp9,71 triliun, dan pendapatan bersih GOTO naik 12 persen menjadi Rp7,74 triliun dari sebelumnya Rp6,88 triliun.(*)