KABARBURSA.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkap realisasi investasi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai Rp570 miiar di kuartal pertama 2024.
“Total realisasi investasi di Labuan Bajo hampir mencapai Rp570 miliar dan angka ini diharapkan akan terus meningkat seiring dengan sejumlah kemudahan akses yang dihadirkan,” kata Sandiaga, Jakarta, Senin 12 Agustus 2024.
Lanjutnya, salah satu cara meningkatkan investasi dilakukan melalui kebijakan golden visa dengan skema second home visa yang menargetkan investor dan pebisnis internasional, talenta global dan wisatawan mancanegara. Kemudian akan ada penerbangan pertama oleh maskapai Air Asia pada 3 September 2024 dengan rute Kuala Lumpur – Labuan Bajo.
“Kami akan menyambutnya dan tentunya ini merupakan langkah awal dari banyak lagi penerbangan langsung yang akan ke Labuan Bajo, selain dari Kuala Lumpur, ada dari Singapura, Vietnam, Australia, dan beberapa bandara dan makasapi lainnya yang ingin membuka penerbangan langsung,” ujar Sandiaga.
Sandiaga juga memaparkan, tahun lalu total realisasi investasi di bidang parekraf mencapai 3,064 juta dolar AS. Tercatat realisasi investasi tertinggi pada hotel bintang dengan nilai 1.189 juta dolar AS atau setara dengan Rp17.590 miliar. Lanjutannya untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo sendiri tercatat realisasi dari investor asing pada 2023 sebesar 20,27 juta dolar AS. Sementara, investor dalam negeri tercatat sebesar 14,84 juta dolar AS.
Adapun Labuan Bajo berada di posisi keempat dengan nilai realisasi investasi tertinggi pada 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.
“Tapi kalau dibandingkan dengan popularitas, Labuan Bajo nomor dua setelah Bali. Jadi mestinya investasinya naik ke nomor tiga atau ke nomor dua tahun ini. Kita harapkan bisa kita wujudkan,” kata Sandiaga, Jakarta, hari ini.
Menparekraf Ajak Investor
Pada Kesempatan yang sama, Sandiaga Salahuddin Uno menemui para investor guna membahas pengembangan investasi di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Hari ini ada sekitar 20 perwakilan investor yang berdiskusi dalam sesi roundtable jadi semuanya diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan dan masukan. Beberapa investor ada yang sudah menginvestasikan atau dalam proses investasi,” ujar Sandi sapaannya.
Diketahui investor yang sudah menanamkan modal di antaranya Sudamala, EIGER Adventure, Mawatu, Exotic Komodo, dan lainnya. Adapun yang baru memulai seperti AKCON (Akses Conecting Nusaraya) dan Semesta Indo Resort.
Mawatu misalnya, dengan luas lahan 20 hektare sedang dalam proses membangun hotel bintang 5 yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti beach club, hingga ruko untuk area komersial. Sementara EIGER Adventure akan bersiap membuka flagship store baru lengkap dengan kedai EIGER Coffee di area Taman Parapuar yang ground breaking-nya.
Tentunya para investor tersebut telah berkomitmen mengusung green tourism sebagai konsep pengembangan pariwisata Labuan Bajo yang berkualitas dan berkelanjutan utamanya pelestarian alam, budaya, dan lingkungan, serta keterlibatan masyarakat lokal sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
“Investasi yang masuk ke Labuan Bajo Flores juga untuk membuka kesempatan kerja, peluang usaha, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Sandiaga.
SDM Unggul Diperlukan
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menyampaikan bahwa selain pembangunan hotel-hotel di Labuan Bajo, keberadaan sekolah pariwisata juga sangat penting untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Pembangunan infrastruktur harus disertai dengan kehadiran SDM yang mampu mendukung aktivitas pariwisata secara optimal.
“Juga supplying kepada hotel-hotel. Diperlukan pengembangan dari sisi agrikultur, atau pertanian, peternakan yang tidak hanya dilihat di Manggarainya saja, tapi di Pulau Flores lainnya memiliki potensi tersebut. Sehingga pengembangan pariwisata di Labuan Bajo semakin inklusif,” kata Rizki.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata di Labuan Bajo mengintegrasikan konsep etno, eco, edu, alam, dan budaya. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan suasana dan pengalaman yang holistik, termasuk di dalamnya pengembangan pariwisata yang berbasis komunitas.
“Karena kita ingin juga masyarakat di sana terlibat, ada daerah-daerah penyangga yang bisa menjadi bagian dari pendekatan untuk investasi Manggarai Barat secara keseluruhan,” ujar Frans.
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga turut menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, dengan Akses Connecting Nusaraya (AKCON), Deddy Amiruddin dan Semesta Indo Resort, Piet Yusup Chandra, guna memperkuat pengembangan kepariwisataan di DPSP Labuan Bajo.(*)