Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

FTSE Rombak Susunan Konstituen, Saham BREN dan BRIS Masuk Indeks

×

FTSE Rombak Susunan Konstituen, Saham BREN dan BRIS Masuk Indeks

Sebarkan artikel ini
MGL9943 11zon scaled
Pengunjung mengamati Papan Pantau di Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/8/2024). Sore ini Papan Pantau Saham terlihat merah. foto: Kabar Bursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – FTSE Russell telah merombak perubahan susunan konstituen FTSE Global Equity Index termasuk Asia Pacific Ex Japan and China edisi September 2024.

Pada daftar terbaru tersebut, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masuk jajaran emiten kapitalisasi besar atau large cap.

Berdasarkan informasi dari FTSE Global Equity Index Series, saham BRIS masuk dari emiten jajaran kapitalisasi menengah menjadi besar, sedangkan saham BREN masuk ke emiten kapitalisasi besar. Seperti dikutip Kabar bursa, Jakarta, 25 Agustus 2024.

Namun, FTSE juga mengeluarkan sejumlah emiten asal Indonesia dari jajaran kapitalisasi besar antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT GoTo Gojek Indonesia Tbk (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Emiten

FTSE memasukkan emiten asal Indonesia tersebut ke emiten jajaran kapitalisasi menengah yakni CPIN, GOTO, KLBF dan UNTR. FTSE pun mengeluarkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Smartfren Tbk (FREN).

Selanjutnya FTSE juga memasukkan sejumlah emiten ke jajaran emiten kapitalisasi kecil antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank jago Tbk (ARTO), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

Adapun ada sejumlah saham yang masuk emiten jajaran kapitalisasi mikro atau micro cap antara lain PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), PT Cardig Aero Services Tbk (CASS), dan PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE).

Analis Pasar Saham Indonesia, Rita Effendy mengatakan bahwasanya saham BREN sudah masuk dalam FTSE pada bulan Juni namun baru bisa tercatat di ftse pada bulan Agustus karena di saat bulan Juni saham brand masuk FCA.

“Berdasarkan informasi FTSE, indeks ini akan berlaku pada tanggal 23 September 2024, namun masih bisa di tinjau ulang saat penutupan perdagangan tanggal 9 September 2024, jika tidak dirubah maka sudah tidak dirunah, ungkap Rita, Minggu 25 Agustus 2024.

Sebagai informasi, kapitalisasi pasar saham GOTO dan CPIN masing-masing Rp63,67 triliun serta Rp82,4 triliun.

Adapun, kapitalisasi pasar KLBF, HMSP, dan UNTR masing-masing mencapai Rp80,63 triliun, Rp87,82 triliun, dan Rp100,43 triliun.

Kapitalisasi deretan saham itu kalah dibandingkan dengan kapitalisasi pasar BREN yang menyentuh Rp1.264,26 triliun serta BRIS Rp124,55 triliun.

Seiring dengan turun kastanya GOTO, saham emiten teknologi ini mencatatkan penurunan harga saham 1,85 persen dalam sepekan perdagangan dan ditutup di level Rp53 per lembar pada akhir pekan ini, Jumat 23 Agustus 2024.

Pengembangan Aset Lebih Agresif

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tengah mempersiapkan langkah besar dalam ekspansi kapasitasnya setelah berhasil menjaga kinerja semester I-2024 yang stabil. Keberhasilan ini memberikan ruang bagi BREN untuk melanjutkan pengembangan asetnya dengan lebih agresif.

BREN didukung oleh posisi kas yang solid, dengan total kas dan setara kas mencapai USD226 juta atau setara Rp3,66 triliun pada akhir periode. Rasio utang terhadap EBITDA tetap stabil di angka 2,3x per 30 Juni 2024. Dalam waktu dekat, BREN berencana untuk memperluas aset geothermalnya yang sedang dalam tahap pengembangan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hamiding dan PLTP Suoh Sekincau.

Selain itu, perusahaan juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap 2, dengan tender yang diharapkan berlangsung pada semester II-2024.

“Kami akan menambah kapasitas aset geothermal melalui program retrofit dan penambahan unit baru,” ungkap Direktur Utama BREN, Hendra Soetjipto Tan, dalam keterangan resminya.

Hendra menjelaskan bahwa komitmen BREN adalah memberikan nilai jangka panjang kepada pemangku kepentingan melalui peningkatan kinerja keuangan yang berkelanjutan, efisiensi, dan optimalisasi biaya. Ini termasuk mengurangi biaya pembiayaan bank yang ditargetkan dapat terealisasi pada semester II-2024.

Meskipun pendapatan konsolidasi semester I-2024 tercatat sebesar USD290,1 juta atau setara Rp4,7 triliun – lebih rendah dari pendapatan semester I-2023 sebesar USD296,9 juta – penurunan ini disebabkan oleh pemeliharaan non-rutin pada aset Darajat yang menyebabkan unit 2 ditutup pada kuartal II dan dijadwalkan kembali beroperasi pada Agustus 2024.

Kinerja Positif Segmen Retail

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan kode emiten BRIS, mencatatkan kinerja positif pada segmen retail, termasuk sektor perumahan atau griya. Hingga Juni 2024, pembiayaan BSI Griya menembus Rp54,34 triliun dengan kualitas pembiayaan yang semakin baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna mengatakan bahwa pembiayaan BSI Griya berhasil meraih minat yang besar dari nasabah, terutama untuk pembelian rumah baru yang memiliki permintaan tinggi di masyarakat. Pembelian rumah dengan kisaran harga Rp500 juta – Rp2 miliar masih menjadi primadona pilihan masyarakat karena sesuai dengan rata-rata penghasilan profesi pegawai.

Selain pembelian rumah baru, kebutuhan akan renovasi rumah, pembelian rumah second dan takeover rumah juga menjadi produk pembiayaan yang dicari masyarakat.

“Kebutuhan ini mendorong BSI untuk memberikan berbagai alternatif solusi pembiayaan syariah bagi masyarakat dengan jangka waktu yang relatif panjang dan angsuran tetap, sehingga bagi anak-anak muda yang baru mau memiliki investasi rumah bisa memilih pembiayaan syariah,” jelas Anton dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, 24 Agustus 2024.(*)