Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Legamnya Batu Bara, Cuan Lima Taipan ini Semakin Membara

×

Legamnya Batu Bara, Cuan Lima Taipan ini Semakin Membara

Sebarkan artikel ini
Batu bara
Tambang batubara (Foto: Int.)

KABARBURSA.COM – Sepanjang September mendatang, potensi pasar batu bara semakin terasa. Lima taipan asal Indonesia yang fokus pada pengelolaan batu bara diperkirakan bakal mendapatkan cuan yang tidak biasa. Apalagi, pada Kuartal III 2024, harga batu bara dunia diprediksi akan berada di kisaran USD136 hingga USD150 per ton.

Harga rata-rata batu bara Newcastle selama tujuh bulan pertama tahun ini tercatat sebesar USD134 per ton, mencatatkan kenaikan 6 persen dibandingkan perkiraan awal sebesar USD126 per ton.

Sementara itu, total ekspor batu bara Indonesia diprediksi akan mencapai 418 juta ton pada tahun 2024, mengalami kenaikan 3 persen dibandingkan tahun lalu. Konsumsi domestik batu bara di Indonesia selama periode Januari hingga Juli 2024 mencapai 208 juta ton, meningkat 13 persen dibandingkan tahun lalu, berkat lonjakan penggunaan energi dan aktivitas manufaktur. Diperkirakan, konsumsi batu bara domestik akan mencapai 387 juta ton secara tahunan, atau naik 12 persen dibandingkan tahun lalu.

Pada perdagangan 29 Agustus 2024, harga batu bara dunia menurun. Namun, para taipan batu bara di Indonesia tetap mendominasi daftar orang terkaya di Tanah Air. Harga batu bara global, seperti yang tercatat pada hari itu mengalami penurunan sebesar 0,52 persen menjadi USD143,25 per ton, seiring dengan penguatan harga gas alam yang menjadi barang substitusi. Hal ini berarti, saat harga gas alam naik, harga batu bara global cenderung turun.

Namun, meskipun harga komoditas hitam ini mengalami fluktuasi, para miliarder batu bara di Indonesia tetap kukuh di puncak daftar orang terkaya. Berikut adalah lima taipan batu bara yang masih memegang teguh posisi mereka sebagai miliarder terkaya di Indonesia:

1. Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong, pengusaha ternama Indonesia dan pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), tetap menjadi salah satu tokoh kunci dalam industri tambang batu bara. BYAN adalah salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di bursa saham domestik dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp565 triliun. Meski harta kekayaan Low Tuck Kwong mengalami penurunan sebesar USD467 juta dan kini bernilai USD24,2 miliar (Rp373,21 triliun), posisinya tetap kuat sebagai orang terkaya keempat di Indonesia menurut Forbes.

2. Keluarga Widjaja

Keluarga Widjaja, yang dipimpin oleh almarhum Eka Tjipta Widjaja, adalah penguasa Sinar Mas Group, konglomerat besar dari era Orde Baru. Melalui PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), yang bergerak di sektor energi dan infrastruktur, keluarga ini mengendalikan berbagai aset berharga.

Anak perusahaan DSSA, seperti PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) dan Golden Energy and Resources Ltd. (GEAR), memainkan peran penting dalam sektor batu bara. GEAR tidak hanya memiliki tambang di Indonesia tetapi juga mengakuisisi tambang di Australia, seperti Stanmore Coal.

Franky Oesman Widjaja, putra Eka, kini menjabat sebagai Komisaris Utama DSSA. Kekayaan keluarga Widjaja, menurut Forbes 2023, mencapai USD10,8 miliar atau sekitar Rp 68,3 triliun, menegaskan kekuatan mereka di industri ini.

3. Garibaldi Thohir

Garibaldi Thohir, atau lebih akrab disapa Boy, adalah salah satu tokoh kunci di dunia pertambangan Indonesia. Bersama dengan TP Rachmat dan Edwin Soeryadjaya, Boy mendirikan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yang pada saat debutnya di bursa pada tahun 2008, mencatatkan IPO terbesar dalam sejarah—sebuah rekor yang baru-baru ini dipecahkan oleh Bukalapak.

Adaro Energy memiliki lokasi penambangan yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan bahkan Australia, yang diakuisisi pada tahun 2018. Beberapa perusahaan pertambangan di bawah bendera Adaro Group meliputi PT Mustika Indah Permai (MIP), PT Bukit Enim Energi (BEE), Adaro Metcoal Companies (AMC), dan PT Bhakti Energi Persada (BEP).

Pada akhir tahun 2023, Forbes menempatkan Garibaldi Thohir di posisi ke-17 dalam daftar Indonesia’s 50 Richest, dengan total kekayaan mencapai USD3,3 miliar atau sekitar Rp51,29 triliun, menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.

4. Kiki Barki

Kiki Barki adalah pendiri PT Harum Energi Tbk (HRUM), yang didirikan pada tahun 1995 dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2010. Menguasai 79,79 persen saham di perusahaan pertambangan batubara ini, Kiki juga memiliki tambang batubara swasta melalui Tanito Harum.

Sekarang, putra sulungnya, Lawrence Barki, menjalankan Harum Energy sebagai Presiden Komisaris, sementara putra bungsunya, Steven Scott Barki, menjabat sebagai Komisaris. Mengacu pada data Forbes Real Time Billionaires per 30 Agustus 2024, kekayaan Kiki Barki mencapai USD1,5 miliar atau sekitar Rp23,13 triliun.

5. Edwin Soeryadjaya

Edwin Soeryadjaya, lahir pada 17 Juli 1949, merupakan salah satu tokoh berpengaruh dalam dunia bisnis Indonesia. Lahir setelah perang Indonesia-Belanda mereda, Edwin tumbuh dalam keluarga yang aktif membangun bisnis, dengan ayahnya, William Soeryadjaya, merintis Astra yang kini menjadi konglomerat besar.

Pada akhir 1990-an, Edwin bersama Sandiaga Uno mendirikan Saratoga Investama Sedaya, sebuah perusahaan keuangan yang sukses berkembang di tengah krisis moneter Indonesia. Edwin memimpin perusahaan ini, menavigasi tantangan krisis dengan keahlian yang mengesankan.

Memasuki abad ke-21, ketika industri pertambangan batu bara di Indonesia mulai meroket, Edwin Soeryadjaya turut bergabung dalam sektor ini. Bersama sepupunya, Theodore Permadi Rachmat—yang dikenal sebagai Teddy Rachmat dan salah satu pendiri Pama Persada—Edwin turut menggarap peluang di industri batubara.

Menurut Forbes Real Time Billionaires pada 30 Agustus 2024, Edwin Soeryadjaya memiliki kekayaan mencapai USD1,3 miliar, atau sekitar Rp20,04 triliun, menempatkannya sebagai salah satu tokoh kaya di Indonesia.

Dengan pergerakan harga batu bara yang dinamis dan fluktuasi harga gas alam, para taipan batu bara ini tetap berdiri teguh sebagai miliarder utama di Indonesia, membuktikan ketahanan dan dominasi mereka di sektor energi ini.(*)