KABARBURSA.COM – PT Hutama Karya (Persero) (HK) baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 berkapasitas 779 Megawatt (MW). Pengerjaannya digarap melalui Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dengan kontraktor internasional yakni General Electric (GE) dan Marubeni Corporation (MC) (KSO GE-MC-HK).
Peresmian dilakukan oleh Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) Darmawan Prasodjo, di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Turut hadir dalam peresmian Commercial Operation Date (COD) pembangkit listrik ini Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Boedyo Dharmawan mewakili Pj Gubernur Jawa Tengah, dan Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan apresiasinya atas penyelesaian salah satu PLTGU terbesar di Indonesia.
“Jika dibanding dengan PLTGU Tambak Lorok Blok 1 dan Blok 2, di PLTGU Tambak Lorok Blok 3 ini ramping rate nya adalah 10 kali lebih cepat. Dengan adanya fast response Power Plant seperti ini, keandalan sistem di Jawa Tengah akan meningkat drastis dan peluang untuk menambah variabel renewable energy dapat meningkat drastis pula,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Selasa 3 September 2024.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim, mengatakan bahwa Hutama Karya telah merampungkan dengan baik pembangunan proyek strategis nasional dengan nilai investasi Rp4,8 Triliun ini sesuai scope pekerjaannya sejak bulan juni 2024 lalu. Setelah diresmikan, maka proyek ini siap memasuki fase operasi komersial.
“Dengan kapasitas sebesar 779 Megawatt (MW), kehadiran PLTGU ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan pasokan listrik di wilayah Jawa hingga Bali,” ujar Adjib.
Lebih lanjut Adjib menyampaikan bahwa KSO GE-MC-HK menggarap proyek ini sejak 2017 lalu, dimana Hutama Karya melakukan pekerjaan sipil, meliputi perbaikan tanah, pembangunan struktur dan bangunan, serta instalasi peralatan.
Dalam pembangunannya, terdapat tantangan yang dihadapi, mulai dari kondisi cuaca dikarenakan area proyek yang berada pada area Pelabuhan Tanjung Emas sehingga berpengaruh pada terjadinya banjir rob di wilayah sekitar proyek, sementara tantangan lainnya yakni pembangunan proyek ini melewati kondisi Pandemi Covid-19.
“Menghadapi tantangan tersebut, KSO GE-MC-HK mengoptimalisasi manajemen proyek yang solid, hingga membangun kolaborasi erat dengan supplier lokal dan nasional sehingga proyek ini dapat diselesaikan dengan baik. Kolaborasi yang solid ini juga berfungsi sebagai katalis untuk pertukaran ilmu bagi perusahaan lokal dalam membangun PLTGU,” imbuh Adjib.
Rampungnya proyek ini memperkuat portofolio proyek EPC Hutama Karya dalam meningkatkan kapasitas listrik nasional, terutama dengan adopsi teknologi canggih yang belum pernah diterapkan di Asia Pasifik. PLTGU Tambak Lorok Blok 3 menjadi pembangkit listrik pertama di Asia Pasifik yang mengadopsi teknologi turbin gas HA (High-efficiency Air-cooled), memungkinkan efisiensi energi yang optimal melalui kombinasi pembangkit tenaga gas dan uap yang telah memenuhi standar manajemen kualitas lingkungan internasional.
PLTGU Tambak Lorok merupakan Proyek Pembangkit Listrik milik PT PLN Indonesia Power, anak perusahaan PT PLN (Persero), yang menjadi salah satu penugasan Pemerintah dan secara khusus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di area Jawa dan Bali.
“Selain meningkatkan pemenuhan pasokan listrik nasional, kehadiran PLTGU ini diharapkan juga dapat mendukung pertumbuhan industri, menciptakan kemandirian energi nasional, hingga menghasilkan masa depan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Di samping PLTGU Tambak Lorok Blok 3, Hutama Karya telah mengantongi sejumlah portofolio proyek pembangkit listrik sejak tahun 2010. Proyek tersebut diantaranya PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 2 x 5 MW di Sumatera Utara; PLTM Gunung Wugul berkapasitas 2 x 1,5 MW di Jawa Barat; dan PLTM Harjosari berkapasitas 3 x 3,3 MW di Jawa Tengah.
Selain itu, Hutama Karya juga mengerjakan beberapa mega proyek pembangkit listrik lain, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya berkapasitas 2 x 1000 MW di Cilegon, Banten; PLTGU Muara Tawar berkapasitas Add on 650 MW di Bekasi, Jawa Barat; dan PLTU Grati di Pasuruan, Jawa Timur.
Investasi Rp4,8 Triliun
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengungkapkan bahwa Hutama Karya telah menyelesaikan pembangunan proyek strategis nasional dengan nilai investasi sebesar Rp4,8 triliun sesuai scope pekerjaan yang ditetapkan sejak Juni 2024. Setelah diresmikan, proyek ini akan memasuki fase operasi komersial.
Adjib menjelaskan bahwa proyek ini, yang berupa Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dengan kapasitas 779 Megawatt (MW), diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan pasokan listrik di wilayah Jawa hingga Bali.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara GE, MC, dan Hutama Karya (KSO GE-MC-HK) yang dimulai sejak tahun 2017. Hutama Karya bertanggung jawab atas pekerjaan sipil, termasuk perbaikan tanah, pembangunan struktur dan bangunan, serta instalasi peralatan. Selama proses pembangunan, beberapa tantangan dihadapi, seperti kondisi cuaca yang tidak menentu di area Pelabuhan Tanjung Emas yang menyebabkan banjir rob. Selain itu, proyek ini juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19 yang mempengaruhi berbagai aspek konstruksi dan operasional.(*)