Scroll untuk baca artikel

Potensi Cuan Jumbo Enam Saham, Bagaimana Kinerjanya?

×

Potensi Cuan Jumbo Enam Saham, Bagaimana Kinerjanya?

Sebarkan artikel ini
Penulis: Yunilawati
kantor tempo
Kantor PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO). Foto: Int

KABARBURSA.COM – Bagi para investor, potensi cuan jumbo pada saham yang dipegangnya adalah hal yang sangat menarik. Sepanjang Agustus 2024, bursa saham Indonesia menyajikan drama spektakuler dengan beberapa saham melesat bak roket dan yang lainnya jatuh terperosok.

Adapun enam saham yang berhasil mencetak cuan luar biasa, meroket lebih dari 100 persen hanya dalam satu bulan. Mereka yang beruntung menyaksikan kenaikan saham PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) yang mencetak keuntungan tertinggi dengan lonjakan fantastis sebesar 237,8 persen.

Tak kalah mencengangkan, PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) 2,1 persen, diikuti oleh PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) yang meningkat 167,2 persen, dan PT Green Power Group Tbk (LABA) dengan kenaikan 134,7 persen. Saham PT MNC Kapital Tbk (BCAP) turut bergabung dalam deretan pemenang dengan kenaikan 125,4 persen, sementara PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih 102 persen.

Namun, tidak semua cerita berakhir bahagia. Ada juga enam saham yang mengalami kejatuhan terjal, bahkan membuat investor mengalami kerugian besar. Saham PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) mencatatkan penurunan paling dramatis, anjlok hingga 66,6 persen. Diikuti oleh PT Dosni Roha Indonesia Tbk (ZBRA) yang terjun bebas 44,1 persen, dan PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) dengan penurunan 34,2 persen.

Saham PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) tak luput dari tekanan pasar dengan penurunan 28,4 persen, disusul PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) yang tergerus 21,3 persen, serta PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) yang menyusut 18,6 persen.

Lalu, bagaimana kinerja keenam saham yang berpeluang cuan jumbo?

PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO)

TMPO mencetak keuntungan tertinggi dengan lonjakan fantastis sebesar 237,8 persen. Seminggu lalu, pencabutan suspensi saham PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) telah resmi diumumkan melalui laman pengumuman dengan nomor Peng-UPT-00079/BEI.WAS/08-2024. Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagangan saham TMPO berdasarkan Peng-SPT-00078/BEI.WAS/08-2024, yang diterbitkan pada 26 Agustus 2024.

Setelah beberapa hari, suspensi tersebut akhirnya dicabut, dan perdagangan saham TMPO di Pasar Reguler serta Pasar Tunai kembali dibuka mulai sesi I pada 28 Agustus 2024. Keputusan ini menjadi angin segar bagi para investor yang menantikan pergerakan saham ini kembali di bursa setelah sempat terhenti sementara.

Saham TMPO sempat terdongkrak setelah anak usahanya, PT Info Media Digital (PT IMD) telah berhasil memperoleh pendanaan dari Media Development Investment Fund Inc. (MDIF) pada Juli 2024. Pendanaan tersebut berbentuk surat utang yang dapat dikonversi, atau Convertible Performance Debenture (CPD).

PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA)

Harga saham emiten jasa kurir dan logistik ini melonjak 23,53 persen ke Rp336 pada penutupan perdagangan Rabu 28 Agustus 2024. Dalam sepekan, saham TNCA sudah melesat 38,84 persen dan melejit 140 persen dalam sebulan ini.

Adapun pemegang saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) di antaranya PT Akulaku Silvrr Indonesia: Memiliki 133.333.400 saham atau sekitar 31,62 persen dari total kepemilikan. Holyhead East Limited yang memiliki 115.910.400 saham dan masyarakat yang memiliki 35,89 persen dari total kepemilikan

Akulaku adalah perusahaan fintech yang didanai oleh Alibaba. Akulaku memiliki saham TNCA melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Holyhead East Limited. Holyhead East Limited adalah perusahaan afiliasi Akulaku yang mengembangkan aplikasi Asetku.

PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS)

Isu akuisisi JMAS dengan BNII sempat membuatsaham JMAS melambung 34,55 persen ke posisi Rp148 per saham pada pukul 11.30 WIB. Pada awal perdagangan, saham JMAS dibuka pada level Rp110. Sedangkan volume perdagangan JMAS sebanyak 41,36 juta saham dengan nilai transaksi tercatat mencapai Rp5,74 miliar. Tren positif ini terus berlanjut hingga sekarang.

PT Green Power Group Tbk (LABA)

Pada 2 September kemarin, PT Green Power Group Tbk (LABA) sempat mendapat suspensi dari BEI. Saat disuspensi, saham PT Green Power Group Tbk (LABA) berada pada posisi Rp540, melambung signifikan hingga 980 persen dari harga awalnya di Rp50, atau sering disebut “gocap.” Lonjakan harga saham ini terjadi setelah perubahan nama dari PT Ladangbaja Murni Tbk menjadi Green Power Group, yang mencerminkan perubahan besar dalam bisnis perusahaan.

William Ong, Direktur Utama LABA yang baru diangkat, mengungkapkan rencana strategis perusahaan berdasarkan hasil rapat gabungan. Menurut William, LABA akan memperluas ruang lingkup bisnisnya, dengan menambahkan berbagai kegiatan baru.

Langkah ini menunjukkan ambisi besar Green Power Group dalam merangkul masa depan energi terbarukan dan teknologi baterai, dengan harapan dapat berperan penting di pasar kendaraan listrik yang terus berkembang.

PT MNC Kapital Tbk (BCAP)

Pada perdagangan 23 Agustus 2024, saham PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) mengalami kenaikan sebesar 4,59 persen, ditutup pada harga Rp116 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham BCAP telah mencatatkan penguatan yang signifikan sebesar 18,37 persen, sementara selama sebulan terakhir, saham ini melonjak drastis hingga 141,67 persen.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan saham BCAP adalah aksi korporasi dari PT MNC Investama Tbk (BHIT), yang pada 15 Agustus 2024 membeli tambahan 14 juta saham BCAP, setara dengan 0,03 persen kepemilikan. Dengan pembelian ini, BHIT kini menguasai 23.504.735.155 saham BCAP, atau sekitar 55,15 persen dari total saham perusahaan. Kenaikan signifikan ini menunjukkan adanya optimisme pasar terhadap prospek bisnis BCAP, didorong oleh langkah strategis dari BHIT.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kembali menarik perhatian investor pada perdagangan 2 September 2024, dengan lonjakan harga yang signifikan. Hingga jeda siang, saham WIKA melesat 20 persen ke posisi Rp468 per saham. Aktivitas perdagangan sangat tinggi, dengan frekuensi mencapai 37.300 kali dan volume saham yang ditransaksikan sebanyak 594,8 juta lembar. Nilai transaksi yang tercatat pun mencapai Rp266,6 miliar, menunjukkan minat yang luar biasa dari pasar.

Lonjakan saham BUMN ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Pada perdagangan Jumat, 30 Agustus 2024 pekan lalu, saham WIKA juga mendadak melonjak 16,07 persen. Sebanyak 558,31 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 15.842 kali, dan nilai transaksi yang terbilang besar, yakni Rp206,67 miliar. Investor asing turut berpartisipasi dalam kenaikan ini, dengan catatan net buy sebesar Rp61,2 miliar.

Dengan lonjakan harga yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, WIKA berhasil menarik perhatian baik dari investor domestik maupun asing, mengindikasikan kepercayaan pasar terhadap prospek emiten ini di tengah dinamika pasar saham.

Agustus ini benar-benar menjadi bulan penuh dinamika di pasar modal, dengan saham-saham yang terbang tinggi dan jatuh dalam hitungan minggu. Investor tentu dihadapkan pada rollercoaster emosi, menimbang setiap langkah dengan cermat di tengah gejolak pasar yang tak terduga.(*)

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.