KABARBURSA.COM – Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) menginformasikan kepada para pemegang efek terkait pelunasan Obligasi Berkelanjutan IV dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap VI Tahun 2019 Seri C.
Andreas Kurniawan, Head of Corporate Secretary Regulatory ADMF, menyampaikan bahwa ADMF telah menyelesaikan pembayaran sebesar Rp190 miliar, ditambah bunga senilai Rp3,84 miliar, guna melunasi obligasi tersebut. Seperti dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis 5 September 2024.
Andreas juga menambahkan bahwa obligasi ini akan jatuh tempo pada 4 Oktober 2024.
Catatan Pertumbuhan Signifikan
PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (ADMF) mencatat pertumbuhan yang signifikan di segmen penyaluran pembiayaan kendaraan listrik sepanjang semester I tahun 2024.
Chief of Financial Officer ADMF, Sylvanus Gani M menuturkan, sepanjang semester awal 2024, perseroan mencatat penyaluran pembiayaan kendaraan listrik sebesar Rp178 miliar. Kendati begitu, dia mengakui portofolio perseroan dalam pembiayaan listrik masih tergolong kecil.
“Penyaluran pembiayaan kendaraan listrik perusahaan tercatat naik signifikan menjadi sebesar Rp 178 miliar. Namun porsi pembiayaan kendaraan listrik pada portfolio Perusahaan masih relatif kecil,” kata Sylvanus kepada Kabar Bursa, Jum’at, 16 Agustus 2024.
Sylvanus menuturkan, pertumbuhan pembiayaan kendaraan listrik ADMF ditopang oleh kesadaran masyarakat terkait konsep hidup yang berkelanjutan. Dengan kesediaan model kendaraan listrik, masyarakat terpacu untuk beralih kepada kendaraan ramah lingkungan.
“Seiring dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya konsep green living, tersedianya beragam merek kendaraan listrik,” ungkapnya.
Di sisi lain, Sylvanus menyebut, kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) juga turut menopang tumbuhnya pembiayaan kendaraan listrik. Karenanya, dia mengaku optimis Perseroan dapat mencapai target penyaluran kendaraan listrik di 2024.
Adanya insentif dari pemerintah atas pembelian kendaraan listrik, kami memproyeksikan pembiayaan baru kendaraan listrik Perusahaan di tahun 2024 dapat naik 2x lipat dari pencapaian tahun lalu,” jelasnya.
Sementara saat ini, Sylvanus mengakui, non-performing loan (NPL) ADMF mengalami kenaikan hingga semester I 2024 sebesar 2,2 persen. Meski begitu, NPL ADMF masih dalam batas normal.
“NPF Adira Finance mengalami sedikit kenaikan menjadi sekitar 2,2 persen. NPF pada Perusahaan masih dalam batas internal yang ditetapkan oleh Perusahaan dan di bawah rata-rata industri,”
Pembiayaan Kendaraan Listrik
Lembaga pembiayaan Adira Finance memberikan pembiayaan untuk kendaraan listrik yang ramah lingkungan, mencapai sebanyak Rp200 miliar pada 2023.
“Pembiayaan tersebut sebagai bentuk dukungan bagi program pemerintah untuk pengurangan emisi dengan pengadaan kendaraan listrik baik roda dua maupun empat,” kata Kepala Wilayah Sulawesi Bagian Selatan Adira Finance, Irfan Budianto saat kegiatan Adira Expo 2024, yang dirangkaikan momen Ramadhan 1445 Hijriah di Makassar, Sulsel, Sabtu, 16 Maret 2024.
Dia mengatakan capaian pembiayaan nasional itu sekitar 10 persen di antaranya diberikan di wilayah kerjanya di Sulsel.
Ia mengakui nilai pembiayaan tersebut memang jauh lebih sedikit dibandingkan untuk kendaraan yang masih menggunakan BBM dari fosil.
Namun, menurut Irfan, karena pengadaan mobil dan motor itu baru beberapa tahun digencarkan oleh pemerintah dan membuka peluang swasta mendistribusikan kendaraan listrik hingga ke pelosok desa.
Hingga saat ini, terdapat 40 jenis merk kendaraan roda dua listrik dan 15 jenis merk roda empat listrik yang turut bermitra dengan lembaga pembiayaan Adira Finance.
Sementara, mengenai pertumbuhan pembiayaan Adira Finance Area Sulawesi, Maluku, dan Papua mencapai 18 persen (yoy) dengan nominal Rp5,7 triliun pada 2023.
Dari capaian tersebut, pembiayaan segmen motor 31 persen, mobil 11 persen, dan non otomotif tercatat 31 persen.
OJK Catat Penurunan NPL
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja mengungkapkan bahwa rasio non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah di sektor perbankan domestik mengalami penurunan tipis. Data terbaru dari OJK menunjukkan bahwa rasio NPL gross perbankan mencapai 2,26 persen pada bulan Juni 2024.
Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menjelaskan bahwa angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,34 persen.
“Kualitas kredit tetap stabil dengan rasio NPL gross perbankan di angka 2,26 persen, menurun dari 2,34 persen pada bulan Mei,” jelas Dian dalam konferensi pers virtual pada Senin, 5 Agustus 2024.
Di sisi lain, OJK mencatat rasio NPL net sale perbankan berada pada 0,78 persen, sedikit menurun dari 0,79 persen pada bulan Mei. Sementara itu, loan at risk (LaR) perbankan juga menunjukkan tren positif dengan penurunan menjadi 10,51 persen, dari sebelumnya 10,75 persen pada Mei. Angka ini semakin mendekati level pra-pandemi yang tercatat sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.(*)