Scroll untuk baca artikel

IHSG Masuk Zona Positif, Bursa Asia Variatif Menunggu Data Ekonomi AS

×

IHSG Masuk Zona Positif, Bursa Asia Variatif Menunggu Data Ekonomi AS

Sebarkan artikel ini
Penulis: Yunilawati
IHSG merah 1
IHSG pada penutupan sesi pertama melesat jauh meninggalkan bursa Asia yang melemah. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja positif pada sesi pertama perdagangan hari Kamis, 5 September 2024 masuk zona positif dan naik 24 poin atau 0,32 persen ke posisi 7.697. Volume perdagangan mencapai 93,87 juta lot saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp5,02 triliun. Sektor properti tampil sebagai yang terkuat, menguat 1,66 persen, sementara sektor energi mengalami penurunan tipis sebesar 0,11 persen.

Saham-saham yang mencatatkan keuntungan terbesar hari ini meliputi HOMI, ALKA, BINO, DNET, KOPI, ASDM, dan PTSP. Di sisi lain, saham-saham teraktif yang memperlihatkan pergerakan tinggi adalah BSBK, KPIG, APLN, BREN, BDKR, SMLE, dan ATLA.

Naik 0,32 Persen

Pada jeda perdagangan sesi I hari ini, IHSG berhasil ditutup naik sebesar 0,32 persen atau 24 poin ke level 7.697. IHSG dibuka di angka 7.673 dan sempat mencapai level tertinggi 7.722 serta terendah 7.651 selama sesi.

Selama perdagangan, terdapat 321 emiten yang mencatatkan kenaikan, 241 emiten mengalami penurunan, dan 224 emiten stagnan.

Beberapa emiten yang mencatatkan penurunan terbesar (top losers) hari ini antara lain:

  • NETV: -9,76 persen
  • INDO: -4,96 persen
  • BCAP: -4,44 persen
  • MMIX: -4,29 persen
  • SMLE: -4,23 persen

Sementara itu, saham-saham dengan kenaikan tertinggi (top gainers) dipimpin oleh:

  • HOMI: +25 persen
  • LUCK: +15,28 persen
  • ASRI: +10,28 persen
  • SSIA: +8,16 persen
  • PEGE: +7,76 persen

Sektor-sektor Perdagangan

Hampir semua sektor mengalami penguatan, kecuali sektor energi yang turun 0,36 persen ke level 2.653. Sektor-sektor yang menguat antara lain:

  • Kesehatan: +0,65 persen ke 1.502
  • Konsumer Primer: +1,15 persen ke 913
  • Keuangan: +1,38 persen ke 1.507
  • Bahan Baku: +0,02 persen ke 1.332
  • Infrastruktur: +1,15 persen ke 1.658
  • Teknologi: +0,8 persen ke 3.324
  • Konsumer Non Primer: +0,87 persen ke 716
  • Industri: +0,69 persen ke 1.099
  • Properti: +1,59 persen ke 734
  • Transportasi: +0,05 persen ke 1.442

Nilai Transaksi Tertinggi

Lima emiten dengan nilai transaksi tertinggi saat ini adalah:

  • BBRI: Rp488,35 miliar
  • BREN: Rp370,91 miliar
  • AMMN: Rp212,38 miliar
  • BMRI: Rp192,71 miliar
  • BBCA: Rp133,68 miliar

Bursa Asia: Variasi dan Ketidakpastian

Di pasar Asia, pergerakan saham bervariasi pada hari Kamis setelah terjadinya aksi jual di hari sebelumnya. Reli pada obligasi negara AS berdampak pada penurunan nilai dolar AS dan mengangkat yen, karena kekhawatiran mengenai ekonomi AS meningkatkan kemungkinan Federal Reserve akan melakukan pemangkasan suku bunga besar-besaran.

Para investor kini sangat memperhatikan data ekonomi yang masuk untuk mengukur kesehatan ekonomi AS dan pasar tenaga kerja. Data manufaktur yang lemah pada Selasa dan data tenaga kerja yang beragam pada Rabu membuat pasar tetap waspada.

Fokus utama hari ini adalah pada laporan industri jasa AS dan data klaim pengangguran. Namun, perhatian utama minggu ini tertuju pada laporan penggajian nonpertanian bulan Agustus yang dijadwalkan rilis pada hari Jumat. Laporan ini diharapkan memberikan petunjuk jelas mengenai arah ekonomi dan keputusan Fed terkait pemangkasan suku bunga.

Pasar saat ini memperkirakan peluang 44 persen bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan mendatang pada 17-18 September, meningkat dari 38 persen sehari sebelumnya, menurut alat CME FedWatch.

Pedagang juga memperkirakan pelonggaran total sebesar 110 bps dari tiga pertemuan Fed yang tersisa tahun ini. Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, menyatakan bahwa Fed perlu memangkas suku bunga untuk menjaga kesehatan pasar tenaga kerja, namun keputusan akhir tergantung pada data ekonomi yang masuk.

Peluang terjadinya kontraksi ekonomi kini jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu, berkat kesiapan Federal Reserve (The Fed) untuk menanggapi ancaman dengan pemangkasan suku bunga yang lebih dalam jika diperlukan. Vasu Menon, Direktur Pelaksana Strategi Investasi di OCBC, menyatakan bahwa The Fed tampaknya siap untuk mengambil langkah-langkah signifikan guna mengatasi risiko ekonomi.

Pergerakan Bursa Asia

Pergerakan saham di Asia menunjukkan variasi dengan beberapa indeks mengalami penurunan sementara yang lain mencatatkan kenaikan:

  • Nikkei 225 (Jepang): -1,20 persen
  • Topix (Jepang): -0,48 persen
  • Shanghai Composite (China): +0,04 persen
  • Shenzhen Component (China): +0,32 persen
  • CSI 300 (China): +0,10 persen
  • Hang Seng (Hong Kong): -0,46 persen
  • Kospi (Korsel): -0,46 persen
  • Taiex (Taiwan): +1,16 persen
  • S&P/ASX 200 (Australia): +0,17 persen

Kurs Mata Uang

Pergerakan kurs mata uang utama pada hari ini adalah sebagai berikut:

  • USD-JPY: 143,5700 (-0,12 persen)
  • USD-SGD: 1,3029 (-0,07 persen)
  • AUD-USD: 0,6722 (-0,04 persen)
  • USD-CNY: 7,1005 (-0,17 persen)
  • USD-MYR: 4,3333 (-0,46 persen)
  • USD-THB: 33,8800 (-0,41 persen)
  • USD-IDR: 15.421 (-0,38 persen)

Harga Minyak

Harga minyak mengalami kenaikan tipis. Ini didorong oleh kemungkinan penundaan peningkatan produksi oleh produsen utama dan penurunan persediaan minyak AS, meskipun kekhawatiran mengenai permintaan yang terus-menerus membatasi kenaikan harga:

  • Minyak Mentah Brent (pengiriman November): Naik 15 sen menjadi USD72,85 per barel setelah penurunan 1,4 persen pada sesi sebelumnya ke level penutupan terendah sejak 27 Juni 2023.
  • Minyak Mentah West Texas Intermediate (WTI) (pengiriman Oktober): Naik 15 sen menjadi USD69,35 setelah turun 1,6 persen pada hari Rabu ke level penutupan terendah sejak 11 Desember.

Secara keseluruhan, pasar global tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter yang akan mempengaruhi arah pasar dan ekonomi dunia.(*)