Scroll untuk baca artikel

DOID Alihkan 70,6 Juta Saham Treasuri

×

DOID Alihkan 70,6 Juta Saham Treasuri

Sebarkan artikel ini
Penulis: Pramirvan Datu
MGL0061 11zon
Pengunjung mengamati Papan Pantau di Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/8/2024). Sore ini Papan Pantau Saham terlihat merah. foto: Kabar Bursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) telah mengalihkan saham hasil pembelian kembali (treasury) melalui program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan (MESOP) pada 3 September 2024.

Dian Sofia Andyasuri, Direktur DOID menyatakan bahwa perusahaan telah mengalihkan sebanyak 70.600.000 lembar saham treasury melalui program MESOP tahap lanjutan (LTSP tahap I). Dengan pengalihan ini, total saham yang telah dialihkan oleh DOID mencapai 717.150.000 lembar. Seperti dalam keterangan tertulisnya pada Jumat 6 September 2024.

Dian menjelaskan bahwa pengalihan saham treasury untuk program MESOP ini telah mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada 13 Desember 2023, dengan jumlah maksimal 862.117.323 lembar saham.

Sebagai langkah awal dari penerapan regulasi OJK dalam POJK 30/2017 dan 29/2023, DOID telah mengalihkan sebanyak 646.550.000 lembar saham treasury melalui program MSOP kepada anggota dewan, manajemen, dan karyawan dalam tahap awal LTSP I.

Untuk diketahui, DOID sebelumnya telah melaksanakan program buyback saham pada periode 2022-2023 sesuai dengan regulasi OJK dalam POJK 2/POJK.04/2013, dengan jumlah saham yang dibeli kembali mencapai 1.284.502.100 lembar.

Dian menambahkan, pengalihan saham treasury melalui program MESOP ini tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, kondisi hukum, keuangan, ataupun kelangsungan usaha DOID.

Catatan Kinerja Semester I

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) membukukan kinerja yang stabil di semester I tahun 2024. DOID mencatat, volume batu bara Grup stabil pada 42 metrik ton (MT) secara tahunan (yoy).

Akan tetapi, DOID mencatat pengupasan tanah (Overburden Removal) secara keseluruhan turun 5 persen sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut, yang memengaruhi tingkat produksi selama enam bulan terakhir.

Diketahui, kondisi cuaca ekstrem berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, meski begitu kemampuan operasional dan adaptasi strategis DOID memastikan kemajuan yang berkelanjutan.

Hal itu dapat dilihat dari peningkatan sebesar 12 persen yoy. Adapun pendapatan semester I – 2024 tetap stabil sebesar USD855 juta yoy. Akan tetapi, DOID mencatat Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) turun 9 persen yoy menjadi USD160 juta. Hal itu didorong oleh volume yang lebih rendah.

Di sisi lain, DOID juga mencatat kerugian bersih sebesar USD27 juta pada semester I – 2024, bergeser dari laba bersih sebesar USD5 juta pada semester I – 2023. Adapun penurunan itu terjadi karena selisih kurs sebesar USD12 juta lantaran fluktuasi nilai tukar mata uang yang merugikan dari IDR dan AUD terhadap USD.

Meski begitu, kerugian selisih kurs membaik pada kuartal II 2024, menurun dari USD11,5 juta pada kuartal I 2024 menjadi USD0,7. Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih DOID sebesar USD1 juta, mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis.

Sementara arus kas operasional di semester I – 2024 meningkat 15 persen yoy, mencapai sekitar USD164 juta. Adapun hal itu didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja.

Meski begitu, arus kas bebas menurun karena investasi yang signifikan pada aset-aset seperti Sun Energy dan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) yang baru saja dirampungkan.

Jika dinormalisasi dengan akuisisi ACG, arus kas bebas akan menjadi USD68 juta dibandingkan dengan negatif USD47 juta. Ekspansi operasional mendorong sebagian besar pertumbuhan belanja modal Grup pada semester I – 2024, yang meningkat 78 persen yoy menjadi USD79 juta.

Pengeluaran ini mendukung kegiatan ramp-up di sejumlah site yang ada di Indonesia dan Australia serta kapitalisasi biaya Perbaikan dan Pemeliharaan (Repair & Maintenance), sejalan dengan panduan belanja modal DOID untuk setahun penuh sebesar USD150 juta hingga USD190 juta.

Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri menuturkan, perseroan mempertahankan kontrol yang ketat atas belanja modal tetap menjadi fokus utama seiring dengan ekspansi operasional DOID.

“Di tengah kondisi cuaca ekstrem dan pelemahan nilai tukar mata uang, Delta Dunia Group menghasilkan kinerja yang stabil pada semester pertama tahun 2024. Ketahanan ini mencerminkan kejelian strategis kami dalam menavigasi risiko yang tak terkendali dan komitmen kami untuk mentransformasi bisnis dan mendiversifikasi sumber pendapatan kami, memosisikan kami untuk pertumbuhan yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon,” kata Dian dalam keterangannya beberapa waktu lalu.(*)