KABARBURSA.COM – Harga emas batangan Antam produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali mencatat kenaikan pada Jumat 6 September 2024.
Mengacu pada situs resmi Logam Mulia, harga emas Antam dengan pecahan 1 gram kini berada di level Rp 1.414.000 per gram, naik Rp 5.000 dari harga sebelumnya yang tercatat pada Kamis 5 September 2024 di level Rp 1.409.000 per gram.
Tak hanya harga jual, harga buyback emas Antam—harga pembelian kembali oleh pihak Antam juga mengalami peningkatan. Harga buyback tercatat naik Rp 5.000 menjadi Rp 1.262.000 per gram, dari sebelumnya yang berada di Rp 1.257.000 per gram pada Kamis 5 September 2024.
Berikut rincian harga emas batangan Antam berdasarkan beratnya pada Jumat 6 September 2024 belum termasuk pajak:
- Emas 0,5 gram: Rp 757.000
- Emas 1 gram: Rp 1.414.000
- Emas 5 gram: Rp 6.845.000
- Emas 10 gram: Rp 13.635.000
- Emas 25 gram: Rp 33.962.000
- Emas 50 gram: Rp 67.845.000
- Emas 100 gram: Rp 135.612.000
- Emas 250 gram: Rp 338.765.000
- Emas 500 gram: Rp 677.320.000
- Emas 1.000 gram: Rp 1.354.600.000
Harga emas sempat mencapai titik terendah dalam lebih sepekan kemarin. Penguatan dolar AS dan perhatian pasar yang beralih ke data ekonomi krusial pekan ini menjadi pemicu utama penurunan ini. Pelaku pasar saat ini menantikan sinyal dari Federal Reserve terkait potensi pemangkasan suku bunga.
Pada Selasa, 3 September 2024, dini hari WIB, laporan Reuters dari Bengaluru mencatat harga emas spot merosot 0,16 persen ke USD 2.499,51 per ons troy. Angka ini merupakan yang terendah sejak 23 Agustus, di mana aktivitas perdagangan cenderung lesu karena pasar Amerika Serikat tutup untuk libur nasional.
Giovanni Staunovo, analis UBS, menyebutkan bahwa kenaikan harga emas yang signifikan membutuhkan kepastian dari Federal Reserve mengenai keputusan suku bunga. “Kami butuh kejelasan apakah pemangkasan suku bunga akan sebesar 25 basis poin atau 50 basis poin. Data ketenagakerjaan yang akan keluar di akhir pekan ini mungkin akan memberikan arahan lebih jelas,” tuturnya.
Pekan ini, pasar menunggu dengan cermat data ekonomi AS, termasuk survei ISM, laporan lowongan kerja JOLTS, data ketenagakerjaan ADP, dan laporan penggajian nonpertanian. Data-data ini dipandang sangat penting untuk memprediksi arah kebijakan moneter Federal Reserve.
Sebagian besar analis memprediksi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan 17-18 September mendatang. Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, kemungkinan pemangkasan sebesar 25 basis poin mencapai 69 persen, sementara peluang pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin berada di angka 31 persen.
Penurunan suku bunga biasanya mengurangi biaya peluang bagi investor yang memilih untuk menanamkan modal dalam emas, karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil langsung.
Mike Ingram, analis Kinesis Money, menuturkan bahwa dengan sebagian besar laporan keuangan sudah rampung dan pemangkasan suku bunga The Fed yang hampir pasti, investor merasa nyaman dengan posisi beli mereka, meskipun ada sedikit penguatan pada suku bunga jangka pendek dan dolar AS.
“Ketegangan geopolitik yang tinggi dan kebutuhan untuk diversifikasi portofolio tetap menjadi faktor pendukung bagi emas,” tambahnya.
Di sisi lain, dolar AS masih bertahan di dekat puncak tertinggi dalam dua minggu, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang selain dolar.
Pergerakan logam mulia lainnya juga mengikuti tren serupa. Harga perak spot merosot 1,11 persen menjadi USD 28,55 per ons, level terendah dalam lebih dari dua minggu. Platinum mencatat kenaikan tipis 0,06 persen menjadi USD 930,35 per ons, sementara paladium melonjak 1,2 persen ke USD 981,25 per ons.
Meskipun tren harga emas global menunjukkan penurunan, harga emas Antam justru naik Rp 3.000 per gram. Sentimen pelaku pasar masih cenderung yakin bahwa The Fed akan memotong suku bunga pada pertemuan mendatang, dan penurunan ini diprediksi menjadi yang pertama dalam siklus kebijakan moneter saat ini.
Dengan sebagian besar laporan keuangan sudah dirilis dan pemangkasan suku bunga yang hampir pasti pada 18 September, para investor tampak tenang mempertahankan posisi beli mereka. Meskipun terdapat sedikit penguatan pada suku bunga jangka pendek dan dolar AS, investor masih memandang emas sebagai aset lindung nilai yang aman.
Ketidakpastian geopolitik serta kebutuhan diversifikasi portofolio terus memberikan dorongan bagi harga emas, jelas Mike Ingram. Di sisi lain, dolar AS yang tetap berada di posisi tertinggi dua minggu menambah tekanan pada harga emas global.
Dalam perdagangan logam mulia lainnya, perak spot turun 1,11 persen menjadi USD 28,55 per ons, platinum naik tipis 0,06 persen menjadi USD 930,35, dan paladium melonjak 1,2 persen menjadi USD 981,25 per ons. (*)