KABARBURSA.COM – PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) yang bergerak di sektor batu bara, akan membagikan dividen interim sebesar USD90,04 juta atau sebanyak Rp1.228 per lembar saham.
Pembagian dividen interim ini untuk periode tahun buku 2024 sesuai dengan keputusan direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada 29 Agustus 2024 lalu.
Selain itu, alokasi dividen itu, diambil dari sekitar 70 persen dari koleksi laba bersih per 30 Juni 2024 di level USD129,07 juta.
Pada semester I-2024, ITMG mengalami penurunan laba bersih yang cukup signifikan. Meski begitu, keuntungan ITMG masih terbilang tebal. ITMG meraih laba bersih senilai USD129,07 juta hingga Juni 2024, atau turun 57,94 persen secara tahunan.
Berikut jadwal pembagian dividen interim ITMG:
– Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 9 September 2024
– Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 10 September 2024
– Cum dividen pasar tunai pada 11 September 2024. Ex dividen pasar tunai pada 12 September 2024
– Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai pada 25 September 2024 pukul 16.00 WIB
– Sedangkan pencairan dividen pada 25 September 2024.
ITMG sepanjang paruh pertama 2024 meraih laba bersih sebesar USD129,07 juta.
Saldo laba ditahan dengan alokasi penggunaan tidak dibatasi USD1,33 miliar. Dan, terakhir perseroan dipersenjatai dengan total ekuitas USD1,77 miliar.
ITMG terbilang memiliki kas “tebal” untuk mendukung aktivitas dan ekspansi bisnis ke depan. Posisi kas ITMG yang likuid membuat perseroan memiliki ruang cukup untuk membagikan dividen.
Direktur ITMG Junius Prakasa Darmawan mengatakan pihaknya membukukan kas sampai akhir Juni 2024 sebesar USD877 juta atau setara Rp13,52 triliun.
Dengan posisi kas tersebut, ITMG bisa dibilang dalam kondisi debt free karena debt to equity (DER) perseroan sebesar 0,01x kendati mempunyai kewajiban sebesar USD15 juta.
Bermodal kas yang likuid, Junius menyatakan, ITMG sanggup membiayai investasi atau belanja modal (Capital Expenditure/Capex) untuk saat ini bersumber dari kas internal (self funded).
Bahkan, kas perseroan ini diklaim mampu mendanai aksi korporasi seperti merger dan akuisisi perseroan. Meskipun, kata Junius, kesanggupan itu sangat bergantung pada size aset yang akan diakuisisi perseroan.