Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

IHSG Tutup Merah meski Sempat Ceria saat Buka Pasar

×

IHSG Tutup Merah meski Sempat Ceria saat Buka Pasar

Sebarkan artikel ini
MGL0058 11zon
Pengunjung mengamati Papan Pantau di Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/8/2024). Sore ini Papan Pantau Saham terlihat merah. foto: Kabar Bursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi perdagangan di zona merah, mengikuti jejak bursa Asia yang terseret sentimen negatif dari regional.

Pada Senin 9 September 2024, IHSG mengakhiri Sesi II di level 7.702,73. Melemah tipis 0,25 persen atau terkoreksi 19,1 poin dari penutupan sebelumnya.

Indeks LQ45 pun tak luput dari tekanan, turun 0,26 persen atau kehilangan 2,48 poin, berada di posisi 947,7.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), volume transaksi yang dipenuhi aksi jual mencapai 18,61 miliar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp10,74 triliun. Total frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1,1 juta kali.

Hampir seluruh indeks sektoral tertekan, dengan sektor kesehatan dan energi memimpin penurunan, masing-masing merosot 0,97 persen dan 0,62 persen. Di sisi lain, hanya dua sektor yang mampu menghijau, yakni properti dengan kenaikan tajam 1,90 persen dan konsumen non-primer yang naik tipis 0,13 persen.

Beberapa saham yang menjadi bintang di tengah pelemahan IHSG antara lain PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII) yang melonjak 35 persen, PT Voksel Electric Tbk (VOKS) yang melesat 34,7 persen, serta PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) yang terbang 33,4 persen.

Sementara itu, saham yang terpuruk cukup dalam mencakup PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) yang terjerembab 18,4 persen, PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK) jatuh 17,8 persen, dan PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) yang terkoreksi 14,4 persen.

Bursa saham di kawasan Asia juga tak luput dari tekanan. Hingga pukul 16.40 WIB, Hang Seng (Hong Kong) anjlok 1,42 persen, TW Weighted Index (Taiwan) menyusut 1,36 persen, diikuti CSI 300 (China) dan Shanghai Composite masing-masing turun 1,19 persen dan 1,06 persen.

Indeks utama lainnya seperti Topix (Jepang), Shenzhen Composite (China), serta NIKKEI 225 (Tokyo) juga merosot, dengan penurunan bervariasi dari 0,68 persen hingga 0,33 persen.

Koreksi di bursa Asia ini mengikuti jejak pelemahan di Wall Street, di mana tiga indeks utama kompak menutup perdagangan di zona merah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,01 persen, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 1,73 persen dan 2,55 persen.

Pelemahan IHSG dan bursa Asia hari ini juga dipicu oleh sentimen negatif dari China. Data ekonomi terbaru dari negeri tirai bambu yang meleset dari ekspektasi terus membebani psikologis pasar.

Kekhawatiran akan deflasi di China semakin mendalam, membayangi prospek pertumbuhan ekonominya yang terancam gagal mencapai target 5 persen.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) China tercatat naik 0,6 persen dari tahun sebelumnya, lebih rendah dari ekspektasi pasar. Sementara itu, harga di tingkat pabrik terus terperosok dalam deflasi dengan inflasi Harga Produsen merosot 1,8 persen.

IHSG Dibuka Hijau

Di sisi lain, IHSG mampu sedikit bertahan berkat meningkatnya Keyakinan Konsumen di Indonesia. Berdasarkan survei Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus tercatat di level 124,4, naik 1 poin dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Keyakinan konsumen yang meningkat ini didorong oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini, terutama pada Indeks Penghasilan Saat Ini dan Ekspektasi Penghasilan di masa depan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali sesi pekan ini dengan angin segar. Dibuka pada level 7.722, IHSG naik tipis 0,15 persen atau bertambah 11 poin menjadi 7.733 pada pukul 09.07 WIB.

Selama sesi pagi, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 7.748, bertahan di zona hijau, sementara titik terendahnya berada di 7.721, menapak sebentar ke zona merah. Dari total emiten yang diperdagangkan, 209 saham menguat, 177 melemah, dan 210 tetap stagnan.

Beberapa emiten tertekan dan masuk dalam jajaran top losers. Saham ALKA terjun bebas 11,76 persen, disusul HOMI yang terkoreksi 8,47 persen, SNLK turun 5,69 persen, SPRE melemah 2,64 persen, dan BCAP yang anjlok 4,35 persen.

Sebaliknya, daftar top gainers diisi oleh saham-saham yang melesat tajam. Saham CINT memimpin dengan kenaikan fantastis sebesar 18,32 persen, diikuti LRNA yang melonjak 14,87 persen, KOBX naik 14,08 persen, BCIC terbang 12,87 persen, serta PICO yang menguat 11,63 persen.

Secara sektoral, tujuh sektor mencatatkan penguatan, sementara empat lainnya mengalami pelemahan. Sektor konsumer non-primer tergerus 0,28 persen menjadi 721, diikuti infrastruktur yang melemah 0,19 persen ke level 1.649, teknologi yang turun 0,19 persen ke 3.292, dan industri yang nyaris stagnan dengan penurunan 0,01 persen menjadi 1.088.

Di sisi lain, sektor energi naik tipis 0,01 persen menjadi 2.645, disusul transportasi yang menguat 0,02 persen ke level 1.449. Sektor kesehatan mencatatkan kenaikan terbesar dengan 0,37 persen menjadi 1.503, diikuti sektor keuangan yang menguat 0,24 persen ke level 1.539. Sektor bahan baku naik 0,23 persen ke 1.331, properti menguat 0,08 persen ke 737, dan sektor konsumer primer naik 0,24 persen ke level 914.

Dalam hal nilai transaksi, BBRI memimpin dengan transaksi mencapai Rp182,13 miliar, disusul BBCA dengan Rp76,93 miliar, BMRI Rp58,55 miliar, AMMN Rp52,96 miliar, dan BBNI sebesar Rp46,15 miliar.

Tim riset CGS International Sekuritas memperingatkan adanya potensi sentimen negatif yang bisa menghambat laju IHSG. Kekhawatiran investor terhadap perekonomian Amerika Serikat terus mencuat, terutama setelah data non-farm payrolls menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan. Melambatnya pertumbuhan lapangan kerja di AS menimbulkan kekhawatiran akan prospek ekonomi negara tersebut.

Pada akhir pekan lalu, Wall Street mengalami pelemahan yang cukup signifikan. Nasdaq mencatatkan penurunan terdalam sebesar 2,55 persen, disusul S&P 500 yang turun 1,73 persen, dan Dow Jones terkoreksi 1,01 persen.

Dalam perdagangan hari ini, CGS International Sekuritas merekomendasikan kepada para pelaku pasar untuk mengakumulasi beberapa saham potensial, di antaranya BREN, BBRI, INDF, BFIN, dan TINS, sebagai strategi menghadapi fluktuasi pasar.

Secara keseluruhan, IHSG menunjukkan performa yang cukup positif pada awal pekan ini, terutama berkat penguatan signifikan di sektor kesehatan dan keuangan. (*)