Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

BBRI Siapkan Rp2,17 Triliun untuk Lunasi Obligasi Berkelanjutan Jatuh Tempo

×

BBRI Siapkan Rp2,17 Triliun untuk Lunasi Obligasi Berkelanjutan Jatuh Tempo

Sebarkan artikel ini
MGL3788 11zon scaled
KREDIT - OJK memperkirakan penyaluran kredit perbankan akan tetap tumbuh di kuartal terakhir tahun 2024, meskipun laba industri diprediksi mengalami perlambatan. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyampaikan kesiapan pelunasan obligasi yang akan jatuh tempo pada 7 November 2024.

Sekretaris Perusahaan BBRI Agustya Hendy Bernadi dalam keterbukaan informasi mengatakan, perusahaan menyediakan dana pembiayaan pokok untuk membayar Obligasi Berkelanjutan III Bank BRI Taham I Tahun 2019 Seri C sebesar Rp2,17 triliun.

“Saat ini, penempatan dana pelunasan Obligasi Berkelanjutan BRI tersebut berada pada High Quality Liquid Asset perseroan,” ungkap Agustya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Di samping itu, Agustya menambahkan bahwa pelunasan Obligasi Berkelanjutan BRI tidak memiliki dampak material negatif yang dapat mengganggu likuiditas maupun kelangsungan usaha perseroan.

“Tidak terdapat dampak kejadian, informasi atau fakta material negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” tutupnya, dalam keterangan resmi itu.

Sebelumnya, BBRI juga melaporkan siap melunasi surat utang Green Bond 2023 yang jatuh tempo pada 27 Oktober 2024 mendatang. Untuk melunasi itu, Bank BRI menyiapkan dana sebesar Rp1,34 triliun.

“Perseroan telah menyediakan dana pembayaran pokok Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap II Tahun 2023 Seri A. Saat ini, penempatan dana tersebut berada pada high quality liquid asset perseroan,” ujarnya, dikutip Sabtu, 5 Oktober 2024.

Agustya menambahkan, pelunasan surat utang Green Bond 2023 tersebut tidak memiliki dampak material negatif yang dapat mengganggu likuiditas maupun kelangsungan usaha perseroan.

“Pelunasan Green Bond 2023 tidak memiliki dampak material negatif yang dapat mengganggu likuiditas maupun kelangsungan usaha perseroan,” tegasnya.

Untuk diketahui, Green Bond 2023 Seri A Bank BRI ini bertenor 370 hari kalender, dengan tingkat bunga 6,1 persen per tahun.

Seri B dengan nilai Rp4,15 triliun memiliki tenor dua tahun dan akan jatuh tempo pada tahun depan, sedangkan Seri C bernilai Rp500 miliar dengan tenor tiga tahun. Total penerbitan Green Bond 2023 ini mencapai Rp6 triliun.

Dalam penerbitan Green Bond 2023, dana yang diperoleh oleh BBRI digunakan untuk membiayai atau membiayai ulang kegiatan yang termasuk dalam kategori usaha berwawasan lingkungan, serta dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja perusahaan.

Rating Bank BRI

Sementara itu JP Morgan sebelumnya menurunkan peringkat BBRI menjadi netral dan menempatkan sahamnya dalam pantauan katalis negatif pada 30 September 2024.

Langkah ini diambil karena JP Morgan memperkirakan masalah kualitas aset akan terus berlanjut, disertai potensi penjualan di pasar dalam waktu dekat.

Perusahaan analisis ini menyoroti bahwa perbaikan kualitas aset mikro mungkin tidak akan terwujud pada tahun 2024, mengingat panduan biaya kredit (Cost of Credit/CoC) yang rendah dari BBRI menunjukkan perlunya evaluasi dan restrukturisasi yang lebih lama terhadap portofolio pinjaman bermasalah.

Jika masalah ini tetap ada, JPM melihat kekhawatiran yang berkepanjangan terhadap kemampuan BBRI untuk tumbuh, kualitas nilai bukunya, dan margin bunga bersih (NIM).

Optimisme mengenai NIM setelah pemotongan suku bunga dianggap berlebihan, karena kontribusi pinjaman yang lebih tinggi dari segmen korporat dan kontribusi yang lebih rendah dari mikro akan mengurangi hasil pinjaman.

Namun demikian, BBRI masih diproyeksikan akan meraih manfaat dari tren penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) serta perbaikan kualitas kredit yang telah mendorong penurunan biaya kredit. Penurunan ini memberikan peluang bagi BBRI untuk memperkuat pertumbuhan laba bersih di sisa tahun 2024.

Pada Agustus 2024, BBRI berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih bank-only sebesar 51 persen secara bulanan (mom), mencapai Rp4,79 triliun, sementara laba bersih tahun berjalan meningkat 20,9 persen secara tahunan (yoy).