Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Wacana Pajak Properti Dihapus: Intip Proyeksi Sahamnya

×

Wacana Pajak Properti Dihapus: Intip Proyeksi Sahamnya

Sebarkan artikel ini
Dirjen Pajak
PPN BARANG MEWAH – Warga melintas di spanduk imbauan membayar pajak. Pemerintah berencana menaikan PPN barang mewah pada Januari 2025. (Foto: Abbas Sandji/Kabar Bursa)

KABARBURSA.COM –  Saham properti bakal diuntungkan setelah Presiden terpilih, Prabowo Subianto dikabarkan akan menghapus pengenaan pajak properti sebesar 16 persen.

Pengamat Pasar Modal, Wahyu Tri Laksono mengatakan wacana penghapusan pajak tersebut diyakini akan membawa sentimen positif bagi emiten properti.

“Properti jelas sangat diuntungkan ya. Ini merupakan insentif bagi mereka dengan adanya wacana penghapusan pajak,” ujar Wahyu kepada Kabarbursa.com, Kamis 17 Oktober 2024.

Wahyu menjelaskan wacana itu merupakan kabar baik di tengah sentimen negatif yang tengah membayangi saham properti akhir-akhir ini. Dia melihat, belakangan ini saham properti sedang mengalami koreksi

Menurut Wahyu, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti melemahnya rupiah beberapa waktu lalu hingga menurunnya daya beli masyarakat.

“Kemudian juga kondisi domestik dan global yang kurang pasti dengan adanya kebijakan suku bunga,” kata dia.

Wahyu menilai program penghapusan pajak yang dicanangkan Prabowo bisa memberikan harapan bagi saham properti, khususnya pada  2025 mendatang.

“Jadinya ini memberikan harapan lebih baik dengan support dari pemerintah atau kebijakan fiskal seperti ini,” ungkap dia.

Lebih lanjut Wahyu mengatakan, dua emiten kemungkinan bakal diuntungkan dengan kebijakan tersebut di antaranya adalah Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Ciputra Development (CTRA).

Perlu diketahui, pajak properti yang dihapus sebesar 16 persen tersebut dikabarkan melingkupi  Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11 persen dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 5 persen.

Adapun adanya wacana program tersebut bertujuan untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri, salah satunya ialah menguatkan kembali daya beli masyarakat.

Saham Properti Tengah Dibayangi Angin Segar

Saham properti memang tengah diselimuti angin segar. Sebelumnya, saham di sektor ini diprediksi bakal mendapatkan keuntungan setelah adanya rencana program pembangunan tiga juta rumah di pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

Senior Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama, mengatakan program pembangunan tiga juta rumah bisa berdampak positif terhadap saham properti dalam jangka pendek.

“Memang menjadi positif, soalnya kita lagi mendorong orang-orang membeli properti dan untuk ada lebih banyak pasokan di pasar juga,” kata Ezaridho kepada  Kabarbursa.com, Rabu, 16 Oktober 2024.

Pria yang akrab disapa Ezar itu menuturkan, harga properti di pasaran akan semakin murah jika pasokan memadai. Hal inilah yang berpotensi menguntungkan sektor properti.

Kendati ada sentimen positif, pembangunan rumah ini sepertinya harus lebih memperhatikan beberapa hal yang bisa menjadi tantangan dalam jangka panjang. Ezar khawatir, masih banyak masyarakat yang belum bisa membeli atau menyicil rumah yang telah dibangun.

“Namun, apakah orang-orang ada sufficient funds to buy the house? (dana yang cukup untuk membeli rumah tersebut),” tanya dia.

Ezar kemudian menyoroti kondisi sosial yang tengah terjadi di Indonesia belakangan ini, salah satunya adalah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi inilah yang membuat dia ragu masyarakat bisa membeli atau menyicil rumah.

“Tapi untuk jangka panjang, apakah orang bisa beli itu? seperti istilahnya kita membuat barang-barang durable goods (barang tahan lama) yang lumayan mahal, namun habis itu kita mau jualin, orang-orang ternyata nggak ada income,” jelas dia.

Selain itu, emiten properti juga terkena dampak positif setelah Bank Indonesia resmi memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen beberapa waktu lalu.

Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengakui pasar mengapresiasi langkah BI dalam memangkas suku bunga acuan. Terlebih untuk sektor properti, kata dia, pemangkasan suku bunga acuan itu menjadi angin segar.

“Ini meningkatkan kinerja permintaan kredit untuk sektor properti, baik itu KPR (Kredit pemilikan rumah) maupun KPA (Kredit Pemilikan Apartemen),” ujar dia kepada KabarBursa, Kamis, 19 September 2024.

Menurut Nafan, pemangkasan suku bunga acuan akan membuat bunga kredit menurun sehingga akan memberikan dampak terhadap permintaan kredit baik itu KPR dan KPA.

“Jadi nanti akan mempengaruhi  daripada performa kinerja marketing sales ya,” ucap dia.

Apalagi Nafan melihat saat ini emiten-emiten berbasis properti juga gencar menjalankan pembangunan, baik itu kluster hunian baru hingga gedung apartemen.

Selain itu, lanjutnya, emiten properti juga memiliki masa depan cerah pada pemerintahan baru mendatang jika melanjutkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Ini juga akan mendorong sektor properti untuk tumbuh, supaya emiten-emiten berbasis properti ini bisa gencar menjalankan ekspansi bisnis dan membangun properti di wilayah Kalimantan,” pungkasnya.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.