KABARBURSA.COM – PT Net Visi Media Tbk. (NETV) akan melaksanakan penggabungan saham (reverse stock) setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Oktober 2024.
Manajemen NETV, mengungkapkan bahwa RUPSLB telah menyetujui reverse stock dengan rasio 2:1 untuk saham yang telah disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Dengan langkah ini, jumlah saham yang sebelumnya mencapai 23.453.177.240 (Seri A) akan berkurang menjadi 11.726.588.620 (Seri A), dengan nilai nominal per saham meningkat dari Rp100 menjadi Rp200. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, 17 Oktober 2024.
CEO NETV, Deddy Hariyanto, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan dan membangun sinergi operasional guna meningkatkan daya saing di industri penyiaran nasional. Investasi dan kolaborasi dengan FILM dianggap sebagai langkah penting bagi NETV dalam memaksimalkan potensi usaha melalui penguatan struktur keuangan dan penyediaan konten kreatif yang lebih beragam.
Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama akan berlangsung di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 21 Oktober 2024. Sementara itu, perdagangan saham dengan nilai nominal baru dijadwalkan mulai pada 22 Oktober 2024. Perdagangan di pasar tunai akan dihentikan mulai 22 hingga 23 Oktober 2024, dengan tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak mengikuti pembelian saham pada 23 Oktober 2024.
Periode penawaran pembelian saham Odd Lot akan berlangsung dari 23 hingga 30 Oktober 2024, dan perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai dijadwalkan pada 24 Oktober 2024.
Memperbaiki Posisi Keuangan
PT Net Visi Media Tbk (NETV) menjelaskan rencana reverse stock atau menggabungkan beberapa saham menjadi satu saham baru dengan rasio 2:1.
Dikutip dari keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan NETV Shinta Trisnawati Sutrisno mengatakan bahwa nominal saham perseroan akan menjadi Rp200 dari sebelumnya sebesar Rp100.
Selain itu, jumlah saham setelah aksi reverse stock adalah sebanyak 11, 72 miliar lembar dari sebelumnya sebesar 23,45 miliar lembar.
“Perseroan berencana untuk melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau reverse stock split guna memperbaiki posisi keuangan NETV,” ujar Shinta, dikutip Sabtu, 5 Oktober 2024.
Selain itu, langkah NETV adalah sebagai bagian dari upaya perbaikan keuangan secara menyeluruh, dan untuk memastikan kelangsungan usaha, perseroan telah melakukan negosiasi dengan PT MD Entertainment Tbk (FILM).
Berdasarkan perjanjian penyertaan saham bersyarat yang ditandatangani pada 26 Agustus 2024, FILM akan menjadi investor utama dalam rencana penambahan modal perusahaan.
Langkah ini dirancang untuk mengatasi kekurangan modal serta masalah solvabilitas, termasuk melunasi semua pinjaman kepada Newton Capital Ltd (NCL) dan Gita Inti Investama (GII).
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan pendanaan untuk modal kerja yang diperlukan guna mendorong kinerja operasional dan keuangan agar kembali positif. Untuk keperluan ini, perusahaan akan meminta persetujuan dari para investor dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan digelar pada 8 Oktober 2024 terkait rencana reverse stock.
Berikut jadwal terkait perampingan saham: perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi akan berakhir pada 21 Oktober 2024, dan perdagangan saham dengan nominal baru di pasar reguler dan negosiasi akan dimulai pada 22 Oktober 2024. Perdagangan di pasar tunai akan dihentikan sementara pada 22 Oktober 2024, dan kembali dibuka pada 23 Oktober 2024.
Pemegang saham yang berhak berpartisipasi dalam pembelian saham Odd Lot (tanggal pencatatan) ditetapkan pada 23 Oktober 2024.
Periode awal penawaran pembelian saham Odd Lot dimulai pada 23 Oktober 2024, dan perdagangan saham dengan nominal baru di pasar tunai akan dimulai pada 24 Oktober 2024. Periode akhir penawaran saham Odd Lot akan berakhir pada 30 Oktober 2024.
Ada beberapa alasan yang mungkin mendasari keputusan ini. Salah satunya adalah untuk meningkatkan daya tarik saham di mata investor. Dengan harga saham yang lebih tinggi, perusahaan dianggap lebih stabil dan prospektif.
Selain itu, reverse stock split juga bisa menjadi langkah awal untuk melakukan aksi korporasi lainnya, seperti merger atau akuisisi.
Bagi pemegang saham, reverse stock split bisa menjadi kabar baik maupun buruk. Di satu sisi, harga saham yang naik bisa meningkatkan keuntungan jika saham tersebut dijual.
Namun, di sisi sisi lain, jumlah saham yang dimiliki akan berkurang. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami betul implikasi dari langkah ini sebelum mengambil keputusan investasi.
Akuisisi NETV oleh FILM
Sebelumnya diberitakan bahwa FILM berencana akan membeli 25,22 miliar saham baru milik NETV. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp50, dengan total nilai pengambil bagian sebesar Rp1,26 triliun.
Langkah korporasi ini dianggap langkah strategis yang dapat mengubah lanskap industri media dan hiburan di Indonesia. Akuisisi ini melibatkan pembelian 80,05 persen saham NETV oleh FILM, yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing di sektor media, terutama penyiaran televisi dan hiburan digital.
Tidak hanya itu, FILM juga akan membeli sekitar 7,88 miliar saham dari tiga entitas, yaitu PT Teladan Investama, PT Indika Inti Holdiko, dan PT Sinergi Lintas. Setelah penggabungan saham, nilai nominal per saham menjadi Rp200, dengan total harga mencapai Rp 394,44 miliar.
Untuk mendanai akuisisi ini, FILM akan melakukan private placement baru, dengan PT Permata Surya Gitatama dan PT Teladan Investama sebagai pembeli saham baru senilai Rp 661,95 miliar. Dana ini diperoleh dari konversi utang.
Akuisisi ini akan mengintegrasikan kapabilitas produksi FILM yang sudah kuat dalam pembuatan konten film dan serial dengan distribusi televisi melalui NETV.(*)