Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

PGEO Laporkan Pelaksanaan Tahap I dan II MESOP

×

PGEO Laporkan Pelaksanaan Tahap I dan II MESOP

Sebarkan artikel ini
pgeo 1 jpg
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) (Dok.ist)

KABARBURSA.COM – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan hasil pelaksanaan Tahap I dan Tahap II dari Management and Employee Stock Option Program (MESOP).

Berdasarkan surat keterbukaan informasi, Corporate Secretary PGEO, Kitty Andhora, merinci pelaksanaan MESOP yakni menerbitkan 13.016.558 lembar saham sebagai hasil konversi hak opsi dalam Program MESOP Tahap I dan II, dengan nilai nominal sebesar Rp10.411.423.225.

“Langkah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada manajemen dan karyawan perusahaan dalam memiliki saham perusahaan,” ujarnya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Sebelum penerbitan saham MESOP ini, jelas Kitty, jumlah total saham PGEO tercatat sebanyak 41.495.007.591 lembar, yang kini bertambah menjadi 41.508.024.149 lembar saham setelah program dilaksanakan.

Lebih lanjut, meskipun hak opsi yang telah dikonversi menjadi saham telah berhasil diterbitkan, beberapa hak opsi masih belum dilaksanakan pada periode ini. Opsi tersebut dapat direalisasikan pada tahap pelaksanaan MESOP berikutnya.

Program ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan keterlibatan manajemen dan karyawan dalam kepemilikan perusahaan, sekaligus mendukung keberlangsungan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Dengan aksi ini, PGEO berharap dapat terus mendorong pertumbuhan perusahaan melalui partisipasi aktif dari pihak internal, sembari meningkatkan nilai saham perusahaan di pasar modal. “PGEO menyampaikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan atas perhatian dan dukungan mereka terhadap program ini,” pungkasnya.

Kinerja Keuangan PGEO

Adapun PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mencatat laba bersih sebesar USD96,27 juta pada semester pertama 2024, mengalami kenaikan tipis 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD92,77 juta. Namun, pendapatan perusahaan turun sedikit 1,4 persen menjadi USD203,7 juta dari USD206,7 juta pada semester pertama 2023, menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pendapatan usaha PGEO berasal dari beberapa aset panas bumi, yaitu Kamojang sebesar USD77,75 juta, Lahendong USD41,46 juta, Ulubelu USD59,1 juta, Lumut Balai USD20,99 juta, dan Karaha sebesar USD4,44 juta. Beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya naik menjadi USD88,19 juta dari sebelumnya USD82,93 juta, menyebabkan penurunan laba bruto sebesar 6,6 persen menjadi USD115,5 juta dari USD123,7 juta.

Meskipun demikian, pendapatan keuangan PGEO mengalami lonjakan signifikan, meningkat dari USD7,63 juta menjadi USD19,91 juta. Di sisi lain, beban keuangan dan beban pajak penghasilan masing-masing turun menjadi USD11,16 juta dan USD42,12 juta. Laba usaha PGEO turun tipis 0,6 persen menjadi USD149,5 juta dari USD150,4 juta.

Pada 30 Juni 2024, PGEO memiliki saldo kas dan setara kas sebesar USD638,92 juta. Ekuitas perusahaan tercatat senilai USD1,94 miliar, sedikit berkurang dibandingkan akhir tahun sebelumnya yang mencapai USD1,97 miliar. Total liabilitas PGEO juga berkurang menjadi USD959,08 juta dari USD992,88 juta pada akhir 2023. Sementara itu, total aset perusahaan turun menjadi USD2,9 miliar dari USD2,96 miliar pada akhir tahun lalu.

Harga Saham PGEO

Saham PGEO mencatatkan penurunan pada perdagangan Kamis, 16 Oktober 2024. Saham PGEO ditutup di level Rp 1.170, turun 15 poin atau melemah 1,27 persen dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp 1.185. Selama sesi perdagangan, harga saham sempat menyentuh level tertinggi di Rp 1.195, namun juga menyentuh level terendah di Rp 1.170.

Volume perdagangan saham PGEO mencapai 17,57 juta saham, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume harian sebesar 15,99 juta saham. Total nilai transaksi saham PGEO pada hari ini mencapai Rp 20,7 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 3.802 kali.

Investor asing tercatat aktif pada perdagangan saham PGEO, dengan nilai pembelian oleh investor asing sebesar Rp 8,3 miliar, sementara nilai penjualan oleh investor asing mencapai Rp 4,1 miliar. Hal ini mencerminkan adanya minat beli dari investor asing meskipun harga saham mengalami penurunan.

Dari sisi performa harga, saham PGEO mencatatkan tren penurunan dalam jangka waktu tertentu. Dalam satu bulan terakhir, saham PGEO menunjukkan kenaikan sebesar 4,46 persen, namun dalam periode tiga bulan, saham ini turun 7,14 persen. Sementara itu, selama enam bulan terakhir saham PGEO mencatatkan penurunan sebesar 3,31 persen. Penurunan yang lebih signifikan terjadi dalam periode satu tahun terakhir, di mana saham PGEO melemah 16,43 persen.

Secara keseluruhan, saham PGEO menghadapi tekanan, namun masih menunjukkan adanya minat beli, terutama dari investor asing. Para pelaku pasar kini menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai prospek perusahaan serta potensi penguatan harga saham PGEO ke depan. (*)

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.