Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Wall Street Menguat, Dow Jones Cetak Rekor, Saham Chip Melonjak

×

Wall Street Menguat, Dow Jones Cetak Rekor, Saham Chip Melonjak

Sebarkan artikel ini
burs wall street
Suasana di bursa Wall Street. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Wall Street ditutup menguat pada Kamis, 17 Oktober 2024 waktu Amerika, didorong oleh kenaikan Dow Jones Industrial Average yang mencetak rekor keempat dalam lima sesi terakhir.

Mengutip Reuters, Jumat, 18 Oktober 2024, indeks ini naik 161,35 poin atau 0,37 persen ke 43.239,05, seiring optimisme terhadap penjualan ritel yang kuat dan prospek cerah dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang mendorong saham sektor chip.

Sementara itu, S&P 500 sedikit melemah dengan turun 1,00 poin atau 0,02 persen menjadi 5.841,47, dan Nasdaq Composite naik tipis 6,53 poin atau 0,04 persen ke 18.373,61. Saham TSMC yang tercatat di AS melonjak 9,8 persen setelah melaporkan prospek pendapatan yang cerah. Sementara Nvidia, klien utama TSMC, menguat 0,9 persen. Indeks Philadelphia Semiconductor pun terdorong naik 1 persen.

Data ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif, termasuk peningkatan penjualan ritel AS sebesar 0,4 persen di bulan September dan penurunan klaim pengangguran mingguan.

Meski ada peningkatan di sektor chip dan data ekonomi yang positif, imbal hasil obligasi AS juga naik, dengan yield obligasi 10 tahun bertambah 7,5 basis poin menjadi 4,091 persen. Beberapa sektor di S&P 500 melemah, seperti utilitas dan properti yang masing-masing turun 0,9 persen dan 0,7 persen.

Sektor perbankan mencatat kenaikan selama lima hari berturut-turut, didukung laporan laba kuat dari beberapa bank regional. Namun, saham Elevance Health anjlok 10,6 persen setelah memangkas perkiraan laba tahunan. Volume perdagangan tercatat 11,34 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir sebesar 12,08 miliar.

Kepala Strategi Simplify Asset Management, Michael Green, mengatakan kembalinya minat investor pada saham teknologi besar mencerminkan situasi normal di pasar. “Ini lebih terasa seperti kondisi normal, bukan perubahan besar atau pembalikan arah,” ujar Green.

Data Ekonomi AS

Rilis data ekonomi AS pada Kamis, 17 Oktober 2024, juga mendukung penguatan saham. Penjualan ritel bulan September naik 0,4 persen, mengungguli perkiraan konsensus Dow Jones yang hanya 0,3 persen. Penjualan di luar sektor otomotif bahkan naik 0,5 persen, jauh lebih tinggi dari proyeksi 0,1 persen. Selain itu, klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 12 Oktober juga tercatat lebih rendah dari yang diperkirakan.

Menurut Green, penyesuaian musiman menjadi faktor utama di balik kuatnya angka penjualan ritel ini. Dia menambahkan, kenaikan saham bisa diartikan sebagai sinyal optimisme dari para investor.

“Kalau membandingkan tahun ini dengan tahun lalu tanpa penyesuaian musiman, angkanya sebenarnya cenderung datar. Jadi, apakah ini data yang benar-benar kuat? Tidak begitu. Namun, yang terpenting adalah bagaimana pasar merespons, dan saat ini pasar jelas melihatnya dengan positif,” kata Green.

Tren Menguat Sejak Kemarin

Pada perdagangan Rabu, 16 Oktober 2024 waktu AS, Wall Street juga ditutup menghijau. Pasar saham AS mengalami rebound, sementara musim laporan pendapatan dimulai dengan hasil yang relatif positif.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,8 persen menjadi 43.077,70, sementara indeks S&P 500 yang lebih luas naik 0,5 persen menjadi 5.842,47. Indeks Nasdaq Composite yang berfokus pada sektor teknologi juga meningkat 0,3 persen, ditutup pada 18.367,08.

Saham mulai naik menjelang akhir penutupan perdagangan, karena investor memanfaatkan kesempatan untuk “membeli saat harga turun. Analis dari Cresset Capital Jack Ablin mengatakan bahwa “saham nuklir sedang meroket setelah pengumuman dari Amazon.”

Pada hari Rabu, raksasa teknologi Amazon mengumumkan investasi besar di bidang energi nuklir, bergabung dengan perusahaan besar lainnya yang bertujuan memenuhi permintaan listrik tinggi dari kecerdasan buatan (AI) menggunakan energi atom. Namun, saham Amazon ditutup turun 0,4 persen setelah pengumuman tersebut.

Di antara perusahaan yang melaporkan hasil keuangan minggu ini, Morgan Stanley melampaui perkiraan dengan laporan kuartal ketiga yang dirilis pada pagi ini. Laporan kuartalan dari Goldman Sachs menunjukkan lonjakan laba sehari sebelumnya.

CEO Morgan Stanley Ted Pick, menyebut bahwa bank tersebut mengalami “kuartal ketiga yang kuat dalam lingkungan yang konstruktif,” dengan sahamnya ditutup naik 6,5 persen.

Meskipun demikian, tidak banyak keyakinan di pasar setelah penurunan yang dipimpin oleh perusahaan chip pada hari Selasa, menurut laporan dari Briefing. Saham raksasa teknologi Belanda, ASML, anjlok setelah perusahaan tersebut memangkas panduan tahun 2025 dan mencatat penurunan dalam penjualan, menyebabkan saham perusahaan-perusahaan lain juga turun pada hari sebelumnya.

Meskipun Nvidia berhasil pulih sebagian pada hari Rabu, dengan sahamnya naik 3,1 persen, saham ASML dan Advanced Micro Devices (AMD) tetap mencatatkan penurunan.

Di sisi lain, Amazon memberikan kejutan dengan pengumuman besar terkait investasi di bidang energi nuklir. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan-perusahaan besar, seperti Amazon, untuk mengamankan pasokan energi yang cukup besar guna mendukung perkembangan kecerdasan buatan (AI).

Energi nuklir dianggap sebagai salah satu solusi potensial untuk memenuhi kebutuhan listrik yang tinggi dari pusat data yang menjalankan sistem AI canggih. Namun, terlepas dari pengumuman tersebut, saham Amazon justru ditutup turun, yang mungkin mencerminkan skeptisisme investor terhadap prospek jangka pendek dari proyek ambisius ini.

Secara keseluruhan, meskipun ada dorongan dari beberapa laporan pendapatan yang lebih baik dari ekspektasi, seperti yang ditunjukkan oleh Morgan Stanley, pasar tetap hati-hati, terutama terkait ketidakpastian di sektor teknologi. Pergerakan saham yang bervariasi ini juga mengindikasikan bahwa investor masih mempertimbangkan faktor-faktor makroekonomi seperti kenaikan suku bunga dan prospek pertumbuhan global.(*)