Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Harga Batu Bara Dunia Rebound, Sentimen Positif India dan China Topang Pasar

×

Harga Batu Bara Dunia Rebound, Sentimen Positif India dan China Topang Pasar

Sebarkan artikel ini
Batu Bara
Produksi batu bara Indonesia. Foto: Int

KABARBURSA.COM – Harga batu bara dunia sebagian besar menguat pada Kamis, 17 Oktober 2024, didukung sentimen positif seperti naiknya harga gas, perpanjangan mandat India untuk pembangkit listrik batu bara impor, serta dimulainya pembangunan unit pembangkit baru di China.

Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2024 turun tipis USD0,2 menjadi USD145,75 per ton. Sementara untuk November 2024 naik USD0,2 ke USD147,6 per ton, dan Desember 2024 terkerek USD0,35 menjadi USD149,75 per ton.

Untuk batu bara Rotterdam, harga Oktober 2024 naik USD0,45 menjadi USD118,55 per ton, sedangkan November 2024 meningkat USD1,45 ke USD117,55 per ton. Harga Desember 2024 pun ikut naik USD1,15 menjadi USD118,95 per ton.

Kontrak Berjangka Gas Alam TTF Dutch, yang menjadi acuan di Eropa, menguat 0,8 persen ke 39,59 euro per megawatt-jam (MWh), mengakhiri tren penurunan dua hari berturut-turut.

Mandat Batu Bara India

India memperpanjang izin bagi pembangkit listrik batu bara impor untuk beroperasi dengan kapasitas penuh hingga 31 Desember 2024 guna mengantisipasi lonjakan permintaan listrik. Sebelumnya, batas waktu hanya sampai 15 Oktober, menurut surat edaran pemerintah yang diperoleh Reuters.

Perusahaan energi Guangdong di China mengumumkan pembangunan Unit 5 dan 6 di pembangkit listrik batu bara Shanwei Honghaiwan, Guangdong. Unit ultra-superkritis ini masing-masing berkapasitas 1 GW dan dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025, dengan proyeksi menghasilkan lebih dari 9 TWh listrik per tahun.

Pembangkit Shanwei saat ini sudah memiliki empat unit dengan kapasitas total 2.520 MW. Unit 1 dan 2 (masing-masing 600 MW) mulai beroperasi pada 2008, sementara Unit 3 dan 4 (masing-masing 660 MW) diresmikan pada 2010 dan 2011.

Meski kontribusi pembangkit batu bara menurun akibat pengembangan energi terbarukan dan nuklir, pada akhir 2023, kapasitas batu bara masih mewakili 43 persen dari kapasitas terpasang dan 62 persen dari total listrik di China.

Terseret Pelemahan Gas

Pada perdagangan Rabu, 16 Oktober 2024, harga batu bara terpuruk pada karena dipicu oleh melemahnya harga gas. Untuk batu bara Newcastle, kontrak Oktober 2024 turun USD0,1 menjadi USD145,95 per ton. Sementara kontrak November melemah USD1,35 ke USD147,4 per ton, dan Desember terkoreksi USD1,15 menjadi USD149,4 per ton.

Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam juga tertekan. Kontrak Oktober 2024 turun USD1 menjadi USD118,1, sedangkan November merosot USD2,9 ke USD116,1 per ton. Harga Desember ikut terpangkas USD2,85 menjadi USD117,8 per ton.

Menurut Oilprice, harga gas turun lebih dari 1 persen. Kekhawatiran terkait pasokan gas akibat ketegangan di Timur Tengah tertahan oleh peningkatan impor LNG menjelang musim dingin. Kontrak gas bulan depan di TTF Dutch turun 1,1 persen ke 39,49 euro per megawatt-jam (MWh), setelah sebelumnya anjlok 1,4 persen pada Selasa, 15 Oktober 2024.

Stimulus China Tak Meyakinkan Pasar

Menurut Trading Economics, pelemahan harga batu bara juga dipengaruhi oleh pengarahan dari Kementerian Keuangan China akhir pekan lalu. Rencana stimulus fiskal yang disampaikan tidak memberikan rincian jelas, sehingga gagal meningkatkan sentimen pasar.

Hal ini memicu skeptisisme di kalangan trader, yang meragukan langkah pemerintah China akan cukup efektif untuk mendukung pertumbuhan konsumsi batu bara di negara terbesar pengguna komoditas ini.

Mengutip Trading Economics, harga batu bara Newcastle sempat mencapai titik tertinggi dalam 12 bulan di level USD 153 pada 7 Oktober. Namun, penurunan terjadi setelah pengarahan dari Kementerian Keuangan China akhir pekan lalu gagal meningkatkan sentimen pasar karena rencana stimulus fiskal tersebut tidak disertai dengan rincian yang jelas.

Kondisi ini memicu keraguan di kalangan pelaku pasar mengenai kemampuan langkah-langkah pemerintah China dalam merangsang pertumbuhan ekonomi yang sangat penting bagi pasar batu bara global.

Di tengah perkembangan tersebut, produsen batu bara terbesar di Filipina, Semirara, mengumumkan rencana ekspansi penambangan senilai USD5 miliar.

Sementara itu, Inggris telah resmi menjadi negara G7 pertama yang sepenuhnya menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara. Mereka telah menutup pembangkit berkapasitas 2.000 megawatt di Nottinghamshire.

Sempat Naik

Harga batu bara dunia mengalami kenaikan harga pada Senin, 14 Oktober 2024, usai China mengimpor si batu hitam ke tingkat tertinggi pada September 2024. Selain itu, meningkatnya konsumsi dan penurunan harga batu bara internasional juga menjadi pemicu berikutnya.

Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2024 naik sebesar USD1,5 menjadi USD148,2 per ton. Untuk bulan November 2024, harga meningkat USD1,5 menjadi USD150,9 per ton, sementara Desember 2024 juga naik USD1,5 menjadi USD153,4 per ton.

Sebaliknya, data dari bea cukai menunjukkan bahwa impor batu bara China mencapai rekor tertinggi pada bulan September.

Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2024 meningkat USD1,25 menjadi USD120,75. Harga untuk November 2024 naik USD1,55 menjadi USD121,55, sedangkan Desember 2024 melesat USD1,9 menjadi USD123,15.

Adapun China mengimpor total 47,59 juta metrik ton batu bara bulan lalu, meningkat 13 persen dari September 2023.(*)