KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 29,429 poin atau naik 0,38 persen ke level 7764.468 pada perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024.
Melansir data perdagangan RTI Business, 125 saham terpantau menguat, 41 saham di zona merah, dan 148 saham mengalami stagnan.
Lima besar saham yang menduduki top gainers pada pembukaan pagi ini di antaranya DNAR (+19,16 persen), INPS (+15,38 persen), TNCA (+8,52 persen), MLPT (+5,17 persen), dan NZIA (+5,05 persen).
Sementara lima saham yang melemah paling dalam yakni GSMF (-8,06 persen), MBTO (-6,67 persen), SULI (-5,26 persen), PRAY (-3,94 persen), dan FWCT (-2,80 persen).
Di sisi lain, data Stockbit menunjukkan semua sektoral terpantau berada di zona hijau. Sektoral yang mengalami penguatan paling tajam ialah teknologi (+0,73 persen), disusul finance (+0,52 persen), dan basic-ind (+0,46 persen).
MNC Sekuritas sebelumnya memperkirakan IHSG pada Jumat, 18 Oktober 2024, berpotensi melanjutkan penguatannya. Saat ini, IHSG berada di bagian dari wave (iii) dari wave [iii] menurut skenario bullish. Kondisi ini membuka peluang bagi indeks untuk menguji level resistance berikutnya di kisaran 7.810 hingga 7.910.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG menguat 1,13 persen ke level 7.735, dengan volume transaksi yang didominasi oleh pembelian. Secara teknikal, support terdekat IHSG berada di level 7.595 dan 7.518, yang akan menjadi acuan untuk mengantisipasi potensi koreksi.
Secercah Harapan IHSG Pasca Pelantikan Presiden
Kondisi pasar saham Indonesia diprediksi akan sumringah setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Minggu, 20 Oktober 2024. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer, mengatakan secara historikal pelantikan pemimpin baru bisa membawa sentimen cukup positif terhadap pergerakan IHSG.
“Pergantian pemimpin yang baru ini bisa membawa perbaikan ke segi ekonomi dan akhirnya juga berdampak positif pada pergerakan harga saham ke depan,” kata Miftahul kepada Kabarbursa.com, Selasa, 15 Oktober 2024.
Akan tetapi, Khaer menyebut pasar kemungkinan akan bergerak sideways pada beberapa hari sebelum pelantikan, lantaran aksi wait and see para pelaku pasar. Namun, beberapa hari pasca pelantikan presiden dan wakil presiden, pasar saham di dalam negeri diperikirakan akan menunjukkan penguatan.
“Baru akan menunjukkan volatilitasnya atau menunjukkan penguatannya pada beberapa hari setelah pelantikan. Jadi, secara sentimen, ini merupakan sentimen yang cukup positif terhadap market,” jelasnya.
Lebih jauh Khaer menjelaskan, untuk saat ini sentimen pada pasar saham bukan saja pelantikan presiden dan wakil presiden tetapi pada rilis Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu, 16 Oktober 2024.
“Sentimen lainnya bisa dilihat dari segi intensitas geopolitik yang kian memanas di Timur Tengah, di mana ini membuat volatilitas pada beberapa harga komoditas. Baru-baru ini kita juga diberikan sentimen oleh ekonomi China atau stimulus yang dilakukan oleh pemerintahan China kepada ekonominya,” pungkas dia.
Bursa Asia Variatif
Indeks bursa Asia menunjukkan tren bervariasi. Dilansir dari Reuters, Jumat, 18 Oktober 2024, beberapa indeks utama mengalami kenaikan, sementara yang lain justru melemah di tengah fluktuasi pasar global.
Indeks S&P ASX All Ordinaries di Australia tercatat di 8.624,10 poin, tanpa perubahan signifikan. Sementara itu, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI naik 0,54 persen ke 1.641,44, menunjukkan sentimen positif di pasar Malaysia.
Hang Seng di Hong Kong terpantau turun 1,02 persen, ditutup pada 20.079,10, menyusul kekhawatiran di sektor teknologi. Di Vietnam, HNX 30 Index mencatat penguatan 1,36 persen menjadi 500,93, mencerminkan kenaikan yang stabil di sektor perbankan dan properti.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,69 persen, berakhir di 38.911,19, sementara futures untuk indeks ini terpantau positif dengan Nikkei USD225 naik 0,23 persen ke USD39395 dan Nikkei 225 JPY menguat 0,36 persen ke 39.240.
Di Asia Tenggara, Thailand SET Index mencatat kenaikan 0,67 persen menjadi 1.495,02. Sebaliknya, Shanghai SE Composite di China melemah 1,05 persen ke 3.169,38. BSE Sensex di India juga turun 0,61 persen menjadi 81.006,61, disusul oleh PSEI di Filipina yang melemah 0,49 persen ke 7.400,33.
Fluktuasi harga minyak serta ketegangan geopolitik diperkirakan mempengaruhi sentimen pasar, dengan perhatian investor juga tertuju pada rilis data ekonomi terbaru di kawasan Asia.
Bursa Asia-Pasifik mengalami tekanan signifikan pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Oktober waktu setempat. Beberapa indeks tampak berada di zona merah, terutama Nikkei Jepang.
Sentimen negatif dari Wall Street menambah ketidakpastian di pasar Asia-Pasifik, yang menyebabkan Nikkei Jepang menukik tajak sebesar 1,83 persen ke level 39.180,3.
Selain sentimen negatif dari Wall Street, investor sedang memusatkan perhatian pada kebijakan baru yang diharapkan bisa mendukung sektor properti China. Terlebih, Menteri Perumahan China Ni Hong, akan memberikan pernyataan penting pada Kamis, 17 Oktober 2024, yang mampuan pasar menanti dengan penuh harap.
Diketahui, saat ini Indeks Real Estate CSI 300 China sempat melonjak hingga 5,8 persen walaupun pada akhirnya justru turun 0,63 persen dan ditutup di angka 3.831,59. Namun, Indeks Hang Seng Properti Daratan justru mencatatkan kenaikan sebesar 3,8 persen, meskipun secara keseluruhan bergerak datar.
Terkait harapan besar dari para investor terhadap perbaikan ekonomi China, pemimpin eksekutif Hong Kong John Lee, menyatakan komitmennya untuk mempercepat pembangunan perumahan publik dan menyederhanakan proses bagi perusahaan yang ingin IPO di bursa Hong Kong, terutama perusahaan internasional.
Fokus lain dari investor adalah pasar Selandia Baru. Tercatat telah terjadi inflasi yang naik hingga 2,2 persen secara tahunan di kuartal ketiga. Sedangkan di Korea Selatan, tingkat pengangguran mengalami sedikit kenaikan, dari 2,4 persen dari bulan sebelumnya menjadi 2,5 persen di bulan berikutnya.(*)