KABARBURSA.COM – PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), emiten pengelola rumah sakit, mengundang para pemegang saham untuk menghadiri RUPSLB atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan diselenggarakan pada Senin, 25 November 2024, pukul 10.00 WIB.
Sekretaris Perusahaan MIKA, Joyce V. Handajani, melalui keterbukaan informasi menyatakan bahwa RUPSLB tersebut akan berlangsung di Mitra Keluarga Kalideres, Auditorium Lantai 6, Jalan Peta Selatan Nomor 1.
Pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat ini adalah mereka yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per 31 Oktober 2024.
Usulan mata acara rapat luar biasa dapat diajukan secara tertulis dan diterima oleh direksi selambat-lambatnya tujuh hari sebelum pemanggilan rapat, yakni pada Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 16.00 WIB.
Namun, hingga kini MIKA belum mengumumkan secara spesifik alasan penyelenggaraan RUPSLB tersebut, yang berkaitan dengan mata acara rapat.
Dari sisi kinerja keuangan, sepanjang semester pertama tahun 2024, MIKA berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp600,56 miliar per 30 Juni 2024, naik 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp453,10 miliar. Laba bersih per saham dasar dan dilusian juga melonjak menjadi Rp43,18 dari Rp32,19 pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp2,45 triliun, mengalami kenaikan 20 persen dari Rp2,04 triliun pada semester pertama 2023.
Beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp1,13 triliun dari Rp1,03 triliun, sementara laba kotor tercatat sebesar Rp1,31 triliun, lebih tinggi dibandingkan Rp1,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Beban usaha MIKA naik menjadi Rp562,99 miliar dari Rp455,61 miliar, diikuti oleh kenaikan pendapatan lain-lain menjadi Rp23,18 miliar dari Rp20,19 miliar.
Beban lain-lain juga mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp445,91 juta dari Rp18,50 juta. Hal ini mendorong laba usaha perusahaan naik menjadi Rp777,91 miliar dari Rp580,66 miliar.
Pendapatan keuangan turut mengalami pertumbuhan menjadi Rp45,13 miliar dari Rp36,06 miliar, meskipun beban keuangan juga meningkat menjadi Rp8,8 miliar dari Rp6,58 miliar.
Laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp814,34 miliar, melonjak dari Rp610,14 miliar, dengan beban pajak yang juga meningkat menjadi Rp169,30 miliar dari Rp122,52 miliar.
Secara keseluruhan, laba bersih tahun berjalan MIKA tercatat sebesar Rp645,04 miliar, lebih tinggi dari Rp487,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Total ekuitas perusahaan tumbuh menjadi Rp6,77 triliun, naik dari Rp6,59 triliun, sementara jumlah liabilitas meningkat menjadi Rp1,28 triliun dari Rp741,05 miliar pada akhir 2023.
Total aset MIKA pun meningkat menjadi Rp8,05 triliun dari Rp7,34 triliun pada akhir tahun sebelumnya.
Pergerakan Harga Saham MIKA
Sementara itu, dari lantai bursa, saham MIKA mengalami penurunan yang cukup signifikan pada perdagangan hari ini, Jumat, 18 Oktober 2024, tepatnya pada pukul 14:41 WIB. Harga saham MIKA turun sebesar 150 poin atau 4,85 persen, menjadi Rp2.940 per lembar saham. Penurunan ini terjadi setelah saham dibuka pada harga Rp3.080, dan sebelumnya ditutup pada Rp3.090 pada sesi perdagangan sebelumnya.
Volume transaksi saham MIKA tercatat sebanyak 12,57 juta lembar saham, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan volume rata-rata harian sebesar 11,21 juta lembar. Sepanjang sesi perdagangan, harga saham MIKA sempat mencapai titik tertinggi di Rp3.100, namun pada saat yang sama juga menyentuh level terendah di Rp2.920. Kondisi ini menunjukkan adanya volatilitas yang cukup besar dalam pergerakan harga saham.
Dengan frekuensi transaksi yang tinggi dan nilai transaksi yang mencapai Rp37,5 miliar, saham MIKA tetap aktif diperjualbelikan, meskipun tren pergerakannya hari ini cenderung menurun. Penurunan harga ini bisa menjadi perhatian bagi para investor yang tengah memantau saham MIKA, terutama bagi mereka yang mempertimbangkan untuk masuk atau keluar dari posisi saham ini dalam jangka pendek.
Dari segi performa harga, dalam satu minggu terakhir, saham MIKA telah mengalami penurunan sebesar 6,07 persen, mencerminkan tren negatif jangka pendek. Bahkan, dalam periode satu bulan, saham ini juga mencatatkan penurunan sebesar 5,47 persen, yang menunjukkan bahwa tekanan jual telah berlangsung selama beberapa waktu.
Meski demikian, jika dilihat dalam jangka waktu yang lebih panjang, kinerja saham MIKA masih menunjukkan peningkatan. Selama enam bulan terakhir, saham ini mencatat kenaikan yang cukup solid sebesar 10,94 persen, menandakan bahwa saham ini masih berada dalam tren bullish secara jangka menengah. Untuk periode satu tahun, meskipun terdapat fluktuasi, saham MIKA masih mampu mencatatkan kenaikan sebesar 5,00 persen. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.