KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat +25,021 poin atau naik 0,32 persen ke level 7760.060 pada perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024. Dilansir dari data perdagangan RTI Business, Jumat, 18 Oktober 2024, level tertinggi IHSG yakni 7790.711 dan terendah di angka 7718.677.
Sebanyak 293 saham terpantau menguat, 281 saham di zona merah, dan 225 saham mengalami stagnan.
Adapun lima besar saham yang berada di top gainers adalah MLPL (+34,43 persen), MPPA (+30,51 persen), LPPS (+27,12 persen), BCIP (+18,97 persen), LPKR (+18,75 persen). Sementara lima saham yang mengalami pelemahan paling dalam adalah DNAR (-18,56 persen), INPS (-10,44 persen), NZIA (-10,10 persen), SDPC (-8,92 persen), MEJA (-8,77 persen).
Sedangkan dikutip dari Stockbit, mayoritas sektor berad di zona hijau. Hanya ada empat sektor yang melemah yakni basic-ind (-0,05 persen), energi (-0,67 persen), health (-1,74 persen), dan transportasi (-0,03 persen).
Sejak pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 29,429 poin atau naik 0,38 persen ke level 7764.468 pada perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024.
Rupiah Lebih Perkasa
Sementara itu, rupiah akhir pekan ini juga ditutup menguat, tidak terpengaruh penguatan dolar AS dan isu lainnya. Menguatnya rupiah didorong oleh respon positif pasar atas penunjukan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan Prabowo Subianto.
Berdasarkan data, kurs rupiah ditutup di level Rp15.481 per dolar AS, menguat 26 poin atau 0,17 persen dari penutupan hari sebelumnya di level Rp15.507 per dolar AS.
Penguatan rupiah ini terjadi meskipun dolar AS juga mengalami kenaikan yang didukung oleh data ekonomi Amerika Serikat yang lebih baik dari ekspektasi. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, menjelaskan bahwa indeks dolar AS menguat setelah data penjualan ritel yang kuat serta penurunan klaim pengangguran mingguan.
Kedua indikator ini menunjukkan kekuatan di pasar tenaga kerja AS, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin hanya akan melakukan pemangkasan suku bunga dalam margin yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang.
Di sisi lain, ketidakpastian politik di AS menjelang pemilihan presiden yang semakin dekat, dengan Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan presiden Donald Trump berada di posisi teratas, juga menambah volatilitas di pasar mata uang global. Perbedaan kebijakan antara kedua kandidat memicu kekhawatiran akan arah kebijakan ekonomi AS pasca pemilu, yang berdampak pada fluktuasi dolar AS.
Namun, di Eropa, keputusan European Central Bank (ECB) untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin memberikan dorongan bagi mata uang di negara-negara berkembang. Kebijakan suku bunga yang lebih rendah ini diharapkan memberikan ruang bagi bank sentral di seluruh dunia untuk melonggarkan kebijakan moneter mereka, menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi penguatan kurs rupiah.
Selain faktor global, sentimen positif juga datang dari data ekonomi China, yang menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,6 persen year-on-year (YoY) pada Kuartal III 2024. Capaian ini sesuai dengan ekspektasi pasar, memberikan dorongan bagi investor untuk terus mempertahankan keyakinan mereka terhadap stabilitas ekonomi di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
Di dalam negeri, pasar merespons positif keputusan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk kembali menempatkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Pengalaman Sri Mulyani yang luas dan reputasi baik dalam mengelola ekonomi di tengah tantangan global diharapkan dapat mempertahankan stabilitas fiskal Indonesia ke depan. Penunjukan ini dipandang sebagai langkah yang realistis dan bijaksana, terutama di tengah tekanan beban utang yang semakin besar.
Sri Mulyani akan didampingi oleh tiga wakil menteri keuangan yang kompeten, yaitu Suahasil Nazara, Thomas Djiwandono, dan Anggito Abimanyu. Kombinasi tim ini diprediksi akan semakin memperkuat pengelolaan fiskal dan menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin dinamis.
Dengan latar belakang ekonomi global dan domestik yang cenderung positif, penguatan kurs rupiah meskipun dolar AS juga menguat menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan pemerintah yang dipimpin oleh tim ekonomi yang berpengalaman. Pasar berharap stabilitas ini akan terus terjaga, membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
Hal ini sesuai dengan prediksi penguatan rupiah tadi pagi yang diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat pada Jumat, 18 Oktober 2024. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, menyampaikan bahwa rupiah bisa ditutup di kisaran Rp15.430 hingga Rp15.520 per USD. Meskipun sempat melemah 47 poin di awal pekan, rupiah berhasil pulih dan menguat tipis 3 poin pada perdagangan terakhir di level Rp15.507 per USD.
Penguatan indeks dolar AS pada Kamis, 17 Oktober 2024, turut memengaruhi pergerakan rupiah. Investor mengantisipasi kemenangan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilu mendatang, yang membawa ekspektasi pemangkasan pajak, pelonggaran regulasi, dan tarif tinggi.
Kebijakan ini dinilai positif untuk dolar, sehingga mengangkat nilai tukar mata uang tersebut ke level tertingginya sejak awal Agustus. Trump terlihat unggul di pasar taruhan daring, meski jajak pendapat menunjukkan Wakil Presiden Kamala Harris sedikit di depan.
Pasar juga menantikan lebih banyak pemotongan suku bunga dari bank sentral utama, terutama setelah Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memangkas suku bunganya pada pertemuan Kamis. Sementara itu, upaya pemerintah China dalam mendukung pasar properti belum cukup memuaskan investor, karena minimnya detail penerapan kebijakan yang baru diumumkan.(*)