Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Emiten Produsen Kayu ini Terima Pinjaman Rp100 Miliar dari Indonesia Eximbank

×

Emiten Produsen Kayu ini Terima Pinjaman Rp100 Miliar dari Indonesia Eximbank

Sebarkan artikel ini
Coating Cacher 3
Emiten produsen kayu lapis, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) (Foto: WCT)

KABARBURSA.COM – Emiten produsen kayu lapis, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) menerima fasilitas pinjaman dari Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Perjanjian ini ditandatangani kedua pihak pada Kamis, 17 Oktober 2024.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Direktur Utama Wijaya Cahaya Timber Budi Tjahjadi mengatakan, FWCT mendapatkan fasilitas kredit berjangka dengan limit atau plafond sebesar Rp100 miliar. Tenor pinjaman ini adalah 12 bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit.

“Pinjaman berdasarkan perjanjian kredit tersebut diberlakukan tingkat bunga sebesar 90 persen dari imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN),” ujar Budi, Jumat, 18 Oktober 2024.

Selain itu, Budi menjelaskan, tingkat bunga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan ketetapan yang berlaku di kreditur. Tingkat bunga yang diberlakukan hingga dengan tanggal keterbukaan informasi ini adalah sebesar 5,31 persen.

Adapun, kata Budi, seluruh dana pinjaman yang diperoleh FWCT dari Eximbank akan dipergunakan sebagai pembiayaan modal kerja untuk pembelian bahan baku perseroan.

“Tak hanya itu, langkah ini juga membantu Wijaya Cahaya Timber mengurangi beban biaya pinjaman dengan tingkat bunga pinjaman yang diterima relatif rendah,” tutur dia.

Pada gilirannya, perjanjian pinjaman ini juga menyebabkan bertambahnya kewajiban keuangan perseroan yakni kewajiban pembayaran utang.

Padahal, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang solid pada triwulan II tahun 2024. FWCT berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp16,7 miliar, suatu peningkatan signifikan dari kerugian sebesar Rp29,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp8,80 per lembar.

Kinerja Keuangan FWCT

Pendapatan FWCT sepanjang semester I tahun 2024 tercatat sebesar Rp509,6 miliar, meningkat 38,1 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2023 yang mencapai Rp369,1 miliar. Pertumbuhan ini juga terlihat secara kuartalan (qoq), dengan pendapatan sebesar Rp281,5 miliar pada kuartal I 2024 yang naik 81,0 persen menjadi Rp509,6 miliar di triwulan II 2024.

Laba kotor perusahaan pun melonjak drastis, mencapai Rp66 miliar pada semester I 2024, naik 594,7 persen dibandingkan Rp9,5 miliar di periode yang sama tahun lalu. Hal ini mendorong margin laba kotor menjadi 13 persen, menunjukkan efisiensi biaya dan perbaikan operasional.

FWCT juga mencatat EBITDA sebesar Rp 41,1 miliar pada semester I 2024, jauh lebih baik dibandingkan EBITDA negatif sebesar Rp 10,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. EBITDA ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Dari sisi laba operasional, FWCT berhasil mencatatkan Rp 30,7 miliar pada kuartal II 2024, yang semakin memperkuat posisi perusahaan dalam memperbaiki profitabilitasnya.

Laba bersih sebesar Rp 16,7 miliar yang dicatatkan pada kuartal II 2024 menunjukkan perbaikan signifikan dari rugi bersih di tahun sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan laba secara kuartalan sebesar 20,5 persen dari Rp 21 miliar di triwulan I 2024, pencapaian ini tetap mengindikasikan keberhasilan perusahaan dalam meraih keuntungan. Net margin tercatat sebesar 3,3 persen, menandakan perbaikan stabilitas finansial perusahaan.

Dari laporan neraca, FWCT memiliki total aset sebesar Rp 605,7 miliar, dengan kas dan setara kas sebesar Rp 11 miliar. Total liabilitas jangka pendek dan panjang mencapai Rp 148,5 miliar dan Rp 169,2 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity) berada di angka 1,10, menunjukkan perusahaan masih memiliki tingkat leverage yang cukup tinggi. Rasio utang terhadap EBITDA sebesar 7,73 juga mengindikasikan adanya ruang perbaikan dalam pengelolaan utang.

Namun, rasio EBITDA terhadap beban bunga yang mencapai 4,47 memberikan sinyal positif bahwa FWCT mampu menutupi kewajiban bunga dengan laba operasional yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan berhasil memberikan dividen sebesar Rp7 per saham, menunjukkan komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham.

Dengan harga saham terakhir tercatat pada Rp 113 per lembar, FWCT memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 211,9 miliar. Price to Earnings Ratio (PER) berada di level 12,84x, sedangkan Price to Book Value (PBV) tercatat pada 0,74x, menunjukkan bahwa saham perusahaan diperdagangkan dengan valuasi yang relatif murah dibandingkan nilai bukunya.

Return on Assets (ROA) FWCT tercatat sebesar 2,76 persen, sementara Return on Equity (ROE) berada pada 5,80 persen, menandakan perusahaan mampu memanfaatkan aset dan ekuitas untuk menghasilkan laba secara efisien.

Saham FWCT Hari ini

Sementara itu dari lantai bursa, saham FWCT ditutup melemah sebesar 0,93 persen atau turun Rp 1 menjadi Rp 106 per lembar saham pada perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024. Penurunan ini terjadi setelah saham FWCT dibuka di harga Rp 104 dan sempat mencapai level tertinggi di Rp 109 sepanjang hari.

Volume perdagangan tercatat sebesar 1,73 juta saham, sedikit di bawah rata-rata volume perdagangan harian sebesar 2,4 juta saham. Total nilai transaksi saham FWCT pada hari ini mencapai Rp 184,3 miliar dengan frekuensi perdagangan sebanyak 135 kali.

Di tengah volatilitas, saham FWCT diperdagangkan pada kisaran harga Rp 104 hingga Rp 109. Harga tertinggi yang tercapai, Rp 109, masih jauh dari batas atas auto rejection (ARA) sebesar Rp 144, sementara batas bawah auto rejection (ARB) berada di level Rp 70.

Frekuensi beli dan jual oleh investor ritel dan institusi cukup aktif, namun tidak tercatat adanya transaksi pembelian atau penjualan asing yang signifikan (Foreign Buy dan Foreign Sell). (*)