KABARBURSA.COM – Sejumlah indeks Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024. Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi, sementara Nasdaq juga berakhir di zona hijau. Pasar didorong oleh lonjakan saham Netflix serta penguatan di sektor teknologi yang lebih luas.
Ketiga indeks utama Wall Street berhasil mencetak kenaikan mingguan keenam berturut-turut yang menjadikannya rentetan terpanjang sejak akhir 2023. Sepanjang pekan, S&P 500 naik 0,9 persen, Nasdaq Composite bertambah 0,8 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 1 persen.
Indeks S&P 500 (.SPX) naik 23,20 poin atau 0,40 persen menjadi 5.864,67 poin. Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 115,94 poin atau 0,63 persen ke 18.489,55, sementara Dow Jones Industrial Average (.DJI) menguat 36,86 poin atau 0,09 persen di 43.275,91.
Sementara itu, saham Netflix melonjak 11,1 persen ke rekor penutupan tertinggi setelah perusahaan streaming tersebut melampaui perkiraan Wall Street untuk jumlah pelanggan baru dan memproyeksikan pertumbuhan yang berlanjut hingga akhir tahun. Kenaikan ini turut mengangkat sektor layanan komunikasi sebesar 0,9 persen, menjadikannya sektor dengan performa terbaik di antara 11 sektor dalam S&P 500.
Sebagian besar saham teknologi unggulan, yang disebut sebagai “Magnificent Seven,” juga mengalami kenaikan. Apple naik 1,2 persen setelah data menunjukkan lonjakan penjualan iPhone baru di Tiongkok, sementara Nvidia menguat 0,8 persen setelah BofA Global Research menaikkan target harga sahamnya.
Bagi Dow, ini adalah sesi kelima dari enam terakhir di mana ia mencetak rekor penutupan tertinggi. Meski demikian, kenaikannya pada Jumat tertahan oleh saham American Express yang turun 3,1 persen setelah pendapatan kuartalannya tidak sesuai harapan.
Musim laporan keuangan perusahaan finansial menunjukkan hasil yang positif. Namun, Indeks Bank S&P turun 0,1 persen, menghentikan rangkaian kemenangannya yang telah berlangsung selama lima sesi berturut-turut.
Data ekonomi yang solid dan laporan laba perusahaan yang baik mendorong tiga indeks utama terus menguat dalam beberapa hari terakhir. Meski begitu, valuasi yang tinggi—dengan S&P 500 diperdagangkan hampir 22 kali dari perkiraan pendapatan ke depan—ditambah ekspektasi yang besar terhadap kinerja korporasi serta potensi volatilitas jelang pemilu presiden AS 5 November, bisa membuat pasar rentan terhadap koreksi.
David Waddell dari Waddell & Associates menyatakan meski ada kekhawatiran politik dan valuasi yang tinggi, laba perusahaan yang kuat bisa mengatasi masalah tersebut. “Kita sudah mendapatkan semua yang bisa diharapkan dari ekspansi multipel, jadi sekarang sepenuhnya bergantung pada laba perusahaan,” ujarnya.
“Harga sudah mencerminkan ekspektasi laba yang cukup baik, sehingga bisa menjadi masalah jika laba tidak sesuai harapan. Namun, selama tidak ada resesi, tren pasar bullish tetap terjaga,” imbuhnya.
Dalam beberapa hari terakhir, saham berkapitalisasi kecil menarik minat investor, dengan indeks Russell 2000 (.RUT) dan S&P Small Cap 600 (.SPCY) mengungguli indeks utama sepanjang pekan, meskipun keduanya turun tipis pada Jumat.
Energi menjadi satu-satunya sektor dalam S&P yang melemah, turun 0,4 persen. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga minyak dan penurunan 4,7 persen pada saham SLB setelah laporan keuangannya tidak sesuai ekspektasi. Hal ini berdampak pada penyedia layanan ladang minyak lainnya seperti Baker Hughes dan Halliburton yang masing-masing turun 1,3 persen dan 2,1 persen.
Sepanjang pekan, sektor energi mencatat kinerja terburuk dengan penurunan 2,6 persen. Harga minyak mentah AS turun 7 persen karena kekhawatiran permintaan dari Tiongkok dan konflik yang berlanjut di Timur Tengah.
CVS Health anjlok 5,2 persen setelah mengganti CEO Karen Lynch dengan David Joyner, veteran perusahaan, dan menarik kembali proyeksi laba untuk 2024.
Berita ini juga membebani saham perusahaan asuransi kesehatan lain seperti Cigna dan Elevance Health. Elevance Health turun 3,1 persen, menutup perdagangan di level terendahnya dalam hampir 15 bulan.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,62 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 11,56 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
Tren Menguat
Pada perdagangan Kamis, 17 Oktober 2024, Wall Street ditutup menguat karena didorong oleh kenaikan Dow Jones Industrial Average yang mencetak rekor keempat dalam lima sesi terakhir.
Mengutip Reuters, indeks ini naik 161,35 poin atau 0,37 persen ke 43.239,05, seiring optimisme terhadap penjualan ritel yang kuat dan prospek cerah dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang mendorong saham sektor chip.
Sementara itu, S&P 500 sedikit melemah dengan turun 1,00 poin atau 0,02 persen menjadi 5.841,47, dan Nasdaq Composite naik tipis 6,53 poin atau 0,04 persen ke 18.373,61. Saham TSMC yang tercatat di AS melonjak 9,8 persen setelah melaporkan prospek pendapatan yang cerah. Sementara Nvidia, klien utama TSMC, menguat 0,9 persen. Indeks Philadelphia Semiconductor pun terdorong naik 1 persen.(*)