KABARBURSA.COM – Sektor properti ditutup menghijau berbarengan dengan menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024. Mengutip data perdagangan Stockbit, sektor properti ditutup menguat 1,51 persen. Beberapa saham pun turut mengalami penguatan.
Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menjadi emiten yang kinerjanya melonjak dengan penguatan 450 poin atau 3,25 persen. Diikuti Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) naik 410 poin atau 10,41 persen, dan Lippo Cikarang (LPCK) naik 100 poin atau 13,79 persen.
Melansir data perdagangan RTI Bussiness, PANI memiliki pertumbuhan 18,96 persen dalam satu pekan dengan harga saham rata-rata mencapai Rp11.800 hingga Rp14.300 per lembar saham.
Selain itu, emiten ini juga mencatatkan volume transaksi sebesar Rp63,2 juta selama satu pekan. Adapun saham yang diperdagangkan adalah Rp798,7 miliar dengan frekuensi perdagangan hingga 44,777.
Dari sisi current ratio (quarter), PANI mempunyai nilai sebesar 1.59. Hal ini menandakan kalau perusahaan bisa membayar kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar.
Kendati begitu dalam waktu TTM (Trailing Twelve Months) PANI hanya mencatatkan nilai rasio Return On Equity sebesar 2.61 persen.
Adapun net income PANI pada kuartal II 2024 ialah sebesar Rp162 miliar, melonjak tajam jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sebesar Rp31 miliar.
Sementara pendapatan bersih PANI pada 2024 diproyeksikan mencapai Rp570 miliar. Angka ini mengalami kenaikan dibanding tahun lalu senilai Rp270 miliar.
Angin Segar untuk Saham Properti
Saham properti memang tengah diselimuti angin segar. Sebelumnya, saham di sektor ini diprediksi bakal mendapatkan keuntungan setelah adanya rencana program pembangunan tiga juta rumah di pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Senior Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama, mengatakan program pembangunan tiga juta rumah bisa berdampak positif terhadap saham properti dalam jangka pendek.
“Memang menjadi positif, soalnya kita lagi mendorong orang-orang membeli properti dan untuk ada lebih banyak pasokan di pasar juga,” kata Ezaridho kepada Kabarbursa.com, Rabu, 16 Oktober 2024.
Pria yang akrab disapa Ezar itu menuturkan, harga properti di pasaran akan semakin murah jika pasokan memadai. Hal inilah yang berpotensi menguntungkan sektor properti.
Kendati ada sentimen positif, pembangunan rumah ini sepertinya harus lebih memperhatikan beberapa hal yang bisa menjadi tantangan dalam jangka panjang. Ezar khawatir, masih banyak masyarakat yang belum bisa membeli atau menyicil rumah yang telah dibangun.
“Namun, apakah orang-orang ada sufficient funds to buy the house? (dana yang cukup untuk membeli rumah tersebut),” tanya dia.
Ezar kemudian menyoroti kondisi sosial yang tengah terjadi di Indonesia belakangan ini, salah satunya adalah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi inilah yang membuat dia ragu masyarakat bisa membeli atau menyicil rumah.
“Tapi untuk jangka panjang, apakah orang bisa beli itu? seperti istilahnya kita membuat barang-barang durable goods (barang tahan lama) yang lumayan mahal, namun habis itu kita mau jualin, orang-orang ternyata enggak ada income,” jelas dia.
Selain itu, emiten properti juga terkena dampak positif setelah Bank Indonesia resmi memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen beberapa waktu lalu.
Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengakui pasar mengapresiasi langkah BI dalam memangkas suku bunga acuan. Terlebih untuk sektor properti, kata dia, pemangkasan suku bunga acuan itu menjadi angin segar.
“Ini meningkatkan kinerja permintaan kredit untuk sektor properti, baik itu KPR (Kredit pemilikan rumah) maupun KPA (Kredit Pemilikan Apartemen),” ujar dia kepada KabarBursa.com, Kamis, 19 September 2024.
Menurut Nafan, pemangkasan suku bunga acuan akan membuat bunga kredit menurun sehingga akan memberikan dampak terhadap permintaan kredit baik itu KPR dan KPA.
“Jadi nanti akan mempengaruhi daripada performa kinerja marketing sales,” katanya.
Nafan melihat saat ini emiten-emiten berbasis properti juga gencar menjalankan pembangunan, baik itu kluster hunian baru hingga gedung apartemen. Selain itu, emiten properti juga memiliki masa depan cerah pada pemerintahan baru mendatang jika melanjutkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ini juga akan mendorong sektor properti untuk tumbuh, supaya emiten-emiten berbasis properti ini bisa gencar menjalankan ekspansi bisnis dan membangun properti di wilayah Kalimantan,” kata Nafan.
Saham properti juga bakal diuntungkan setelah Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menghapus pengenaan pajak properti sebesar 16 persen. Pengamat Pasar Modal, Wahyu Tri Laksono, mengatakan wacana penghapusan pajak tersebut diyakini akan membawa sentimen positif bagi emiten properti.
“Properti jelas sangat diuntungkan. Ini merupakan insentif bagi mereka dengan adanya wacana penghapusan pajak,” ujar Wahyu kepada Kabarbursa.com, Kamis 17 Oktober 2024.
Wahyu menjelaskan wacana itu merupakan kabar baik di tengah sentimen negatif yang tengah membayangi saham properti akhir-akhir ini. Dia melihat, belakangan ini saham properti sedang mengalami koreksi. Menurut Wahyu, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti melemahnya rupiah beberapa waktu lalu hingga menurunnya daya beli masyarakat.
“Kemudian juga kondisi domestik dan global yang kurang pasti dengan adanya kebijakan suku bunga,” kata dia.
Wahyu menilai program penghapusan pajak yang dicanangkan Prabowo bisa memberikan harapan bagi saham properti, khususnya pada 2025 mendatang.
“Ini memberikan harapan lebih baik dengan support dari pemerintah atau kebijakan fiskal seperti ini,” ungkap dia.
Perlu diketahui, pajak properti yang dihapus sebesar 16 persen tersebut dikabarkan melingkupi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11 persen dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 5 persen.
Adapun adanya wacana program tersebut bertujuan untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri, salah satunya ialah menguatkan kembali daya beli masyarakat.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.