KABARBURSA.COM – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong transformasi menuju industri hijau dengan menerapkan sistem audit karbon berkelanjutan yang dinamai Continuous Emission Monitoring System (CEMS).
Kepala Badan Standardisasi dan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi menyatakan bahwa audit CEMS ini bertujuan memperkuat kompetensi layanan industri agar sesuai dengan regulasi PermenLHK No 13 Tahun 2021, khususnya dalam penerapan kontrol emisi karbon. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.
Selain itu, pemantauan emisi ini adalah langkah konkret untuk mendukung visi Presiden Prabowo dalam membangun industri yang berorientasi pada kelestarian lingkungan.
Untuk mewujudkan hal ini, Kemenperin telah menandatangani Nota Kesepahaman antara BSKJI dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai komitmen bersama menuju target Net Zero Emission di sektor industri.
Sidik Herman, Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang, menambahkan bahwa sistem audit ini diterapkan pada 10 sektor industri utama yang wajib mematuhi standar CEMS.
Sektor yang masuk dalam pengawasan CEMS meliputi peleburan besi dan baja, pulp dan kertas, rayon, karbon hitam, minyak dan gas, pertambangan, pengolahan sampah termal, semen, pembangkit listrik tenaga termal, serta pupuk dan amonium nitrat.
Pemantauan emisi oleh Kemenperin ini mengacu pada standar United States Environmental Protection Agency (USEPA) Performance Specification 11 (PS-11) sebagai pedoman pemantauan emisi berkelanjutan pada sumber emisi stasioner.
“Dengan audit kesesuaian melalui CEMS, kami berharap kualitas pengendalian emisi di berbagai sektor industri terus ditingkatkan sesuai aturan, sebagai bagian dari kontribusi BBSPJPPI dalam melindungi lingkungan. Tentunya, keberhasilan ini membutuhkan peran aktif dan kerja sama lintas sektor,” ujar Sidik Herman.
Ubah Arah Pertumbuhan Ekonomi
Anggota tim ekonomi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Laode Masihu, mengatakan ada dua faktor kunci yang dapat mengubah arah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan di angka lima persen. Kedua faktor tersebut adalah pengembangan ekonomi karbon dan reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Laode mengatakan sektor karbon hijau dan biru dapat memberikan dorongan besar bagi perekonomian nasional sekaligus menciptakan lapangan kerja baru. Saat ini, harga karbon masih berada di kisaran lima dolar AS per ton emisi, namun dengan optimalisasi dan penggunaan big data yang andal, nilai tersebut dapat meningkat menjadi 20 dolar AS per ton.
Selain itu, reformasi BUMN menjadi agenda strategis lainnya yang dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Laode menyebutkan bahwa profesionalisme di BUMN harus ditingkatkan, dengan mengambil inspirasi dari Temasek di Singapura. Menurutnya, fokus BUMN harus diarahkan ke ranah ekonomi, dengan pengelolaan yang profesional dan efisien.
Laode mengatakan reformasi BUMN Indonesia sebaiknya mengambil contoh dari Temasek di Singapura, yang berfokus pada profesionalisme dan kinerja ekonomi. Pendekatan serupa bisa ditemukan di China, di mana BUMN dikelola secara profesional dengan tujuan utama meningkatkan sektor ekonomi. “Nah presiden terpilih (Prabowo), dia punya alam pikiran seperti itu,” katanya.
Prabowo sebelumnya juga menyatakan keyakinannya Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen dalam lima tahun ke depan. Kekayaan sumber daya alam Indonesia, menurut Prabowo, adalah modal besar yang dapat mewujudkan ambisi tersebut.
Rencana reformasi BUMN yang menekankan pada profesionalisme dan efisiensi ala Temasek serta pengembangan sektor karbon hijau merupakan upaya strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini selaras dengan visi pemerintah mendatang untuk fokus pada investasi berkelanjutan guna mencapai target pertumbuhan delapan persen. Dalam hal ini, investasi hijau akan menjadi motor utama yang mendukung ekonomi jangka panjang, seperti yang disampaikan oleh Menteri Investasi Rosan Roeslani.
Ia mengatakan investasi menjadi faktor kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. “Semua pihak harus menjalankan langkah-langkah berkelanjutan,” kata Rosan dalam forum CEO Kompas 100 di Istana Negara IKN, Kalimantan Timur, Jumat, 11 Oktober 2024.
Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran ini menambahkan, perusahaan global kini semakin selektif memilih lokasi investasi. Tak hanya infrastruktur yang memadai, mereka juga mencari komitmen negara terhadap keberlanjutan. Ia mencontohkan Sembcorp, perusahaan energi terbarukan asal Singapura, yang sangat tertarik dengan kawasan industri berbasis energi hijau di Indonesia.
Rosan mengatakan Sembcorp sudah mengembangkan 13 kawasan industri hijau di Vietnam dan akan meningkat menjadi 18 kawasan tahun ini. Pemerintah, kata Rosan, pun bertekad menarik investasi serupa ke Indonesia untuk mendukung pengembangan kawasan industri energi bersih.
“Apabila kita mau bicara manufaktur kendaraan listrik, mobil listrik, dan baterai kendaraan listrik. Mereka juga menuntut power-nya, tenaganya dari energi bersih,” tegas Rosan.
Selain itu, Rosan mengatakan Sembcorp juga tertarik memasuki sektor pusat data, asalkan basis energinya bersih. Rosan pun memastikan pemerintah akan terus mendorong pengembangan kawasan industri berbasis energi hijau di Indonesia.(*)