KABARBURSA.COM – Ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah terus mendorong saham migas. Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo, menilai ada beberapa saham energi yang melesat tajam, tersulut kondisi tersebut.
“Secara umum emiten sektor migas akan cenderung potensial karena terkait komoditas strategis dan vital,” kata Wahyu kepada Kabarbursa.com, Selasa, 29 Oktober 2024.
Begitu juga dengan krisis antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak dua tahun lalu, mendukung peningkatan potensi di sektor migas. Dan saat ini, pendukung peningkatan sektor migas terbaru dipicu oleh perang baru antara Israel dan Iran.
Wahyu menuturkan, saham-saham energi mencetak penguatan tertinggi dan turut menjadi penopang ketika IHSG sedang melemah.
“Pergerakan ini tak lepas dari sentimen kecemasan pasar atas Israel mungkin menyerang fasilitas minyak mentah Iran sebagai pembalasan atas rentetan rudal awal pekan ini,” jelasnya.
Peningkatan harga minyak, kata Wahyu, terjadi beberapa saat ketika tersiarnya kabar serangan balasan Iran ke Israel di tengah memanasnya eskalasi yang tajam tetapi singkat dan mengancam memicu putaran serangan baru.
“Citigroup Inc. memperkirakan serangan besar oleh Israel terhadap kapasitas ekspor Iran dapat menghilangkan 1,5 juta barel suplai harian di pasar. Jika Israel menyerang infrastruktur kecil saja, seperti aset-aset hilir, gangguan produksi minyak 300.000 hingga 450.000 barel dapat hilang,” kata Wahyu.
Dampak Emiten Tanah Air
Wahyu menilai dampak dari panasnya geopolitik yang terjadi di Timur Tengah tersebut juga sampai ke tanah air. Ketegangan yang terjadi membuat harga minyak ikut melambung sehingga memberi banyak keuntungan perusahaan yang bergerak di sektor ini. Salah satu emiten di sektor migas yang ikut terkerek adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
“Saham ENRG belakangan melesat tajam. Pekan lalu harga sahamnya naik lebih dari 30 persen,” kata Wahyu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Senior Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama. Dijelaskan Ezar, beberapa waktu belakangan ada beberapa saham milik Bakrie Group yang sedang bangkit. Seperti diketahui ENRG merupakan anak perusahaan dari Bakrie Group yang saat ini sedang naik daun.
“Kita bisa lihat ENRG (PT Energi Mega Persada Tbk) mulai bangkit lagi dan juga beberapa saham yang terafiliasi dengan Bakrie,” kata Ezar, hari ini.
Ezar menilai, ada beberapa sentimen positif yang membuat saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akhir-akhir ini kembali menggeliat.
Kinerja Keuangan ENRG
Kinerja keuangan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) untuk periode kuartal dua tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan laba bersih mencapai Rp280 miliar, meningkat dari Rp262 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang kuartal kedua, perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 97,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan pemulihan dan stabilitas keuangan yang kuat.
Dari sisi pendapatan, ENRG menunjukkan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 32,14 persen, mencatat total revenue triwulanan senilai Rp1,208 triliun untuk TTM (Trailing Twelve Months) per akhir Juni 2024.
Kinerja positif ini turut mendukung margin laba kotor yang tercatat di level 30,18 persen dan margin laba operasi sebesar 25,42 persen, mengindikasikan efisiensi operasional yang semakin baik dalam bisnis perusahaan.
Dari sisi struktur modal, ENRG memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp7,099 triliun dan Enterprise Value sebesar Rp10,594 triliun, mengindikasikan nilai total perusahaan termasuk utang.
Selain itu, perusahaan memiliki Outstanding Shares sebesar 24,82 miliar saham. Angka-angka ini menempatkan ENRG pada posisi yang menjanjikan untuk terus tumbuh, terutama dengan kemampuan menghasilkan laba yang meningkat serta penguatan dalam profitabilitas.
Secara keseluruhan, tren pertumbuhan ENRG di 2024 memperlihatkan performa yang solid dengan potensi penguatan laba tahunan yang diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun. Meskipun masih menghadapi tantangan di beberapa periode sebelumnya, langkah strategis yang ditempuh ENRG berhasil mengoptimalkan keuntungan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Sementara untuk valuasi terkini saham ENRG menunjukkan posisi menarik bagi investor. Dengan rasio Price to Earnings (P/E) TTM sebesar 5,88, saham ENRG diperdagangkan di bawah rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di kisaran 7,01. Angka ini mengindikasikan valuasi saham ENRG yang relatif terjangkau di sektor energi, dengan potensi upside yang dapat menarik bagi investor.
Dari sisi rasio keuangan lainnya, ENRG memiliki rasio Price to Sales (P/S) TTM sebesar 1,02, mengindikasikan bahwa saham ini dihargai setara dengan pendapatan perusahaan. Rasio Price to Book Value (P/BV) yang hanya mencapai 0,63 semakin menekankan nilai tambah bagi investor, mengingat harga sahamnya lebih rendah dari nilai buku per lembar saham, menunjukkan undervaluasi relatif dan potensi keuntungan jangka panjang.
Selain itu, perusahaan menunjukkan kestabilan cash flow dengan rasio Price to Cashflow (TTM) sebesar 2,82, serta EV to EBITDA sebesar 3,00 yang relatif rendah, mengindikasikan kemampuan menghasilkan pendapatan yang baik terhadap valuasi enterprise perusahaan. Earnings Yield sebesar 17,01 persen menambah daya tarik investasi, terutama bagi pemegang saham yang mencari profitabilitas tinggi di pasar energi.
Sementara rasio PEG (Price/Earnings to Growth) TTM berada di 3,71, yang mencerminkan perbandingan antara valuasi dan potensi pertumbuhan, ENRG masih berpotensi tumbuh sesuai dengan stabilitas pendapatan perusahaan. Secara keseluruhan, valuasi saham ENRG saat ini mencerminkan kombinasi antara harga saham yang menarik dan potensi keuntungan yang solid, yang diharapkan terus berkembang seiring kinerja perusahaan.(*)