KABARBURSA.COM – Pada Selasa, 29 Oktober 2024, pasar kripto menunjukkan tren penguatan yang jelas, dengan bitcoin (BTC) memimpin kenaikan ini.
Menurut data dari CoinGecko, dalam kurun waktu 24 jam, harga bitcoin meningkat sekitar 5 persen dan dalam sepekan mencapai 5,26 persen. Bitcoin bahkan sempat menyentuh angka USD 71.000, setara dengan Rp 1,117 miliar (berdasarkan kurs Rp 15.752 per dolar AS).
Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global meningkat 2,8 persen dalam 24 jam terakhir, mencapai USD 2,4 triliun.
Beberapa faktor makroekonomi global berkontribusi pada tren kenaikan ini. Di antaranya adalah pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh bank-bank sentral besar, kebijakan stimulus fiskal yang signifikan dari China, dan meningkatnya minat terhadap ETF Bitcoin yang berbasis di AS.
Dari segi politik, dinamika di Amerika Serikat (AS) juga memainkan peran penting, terutama menjelang pemilihan presiden. Calon-calon presiden seperti Donald Trump dan Kamala Harris, yang memiliki pandangan positif terhadap kripto, telah membantu menciptakan suasana optimis di kalangan investor.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengungkapkan bahwa kenaikan harga bitcoin saat ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap aset digital.
“Tren bullish ini merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor eksternal. Pemangkasan suku bunga menciptakan ruang bagi investor untuk mencari alternatif investasi yang lebih menarik. Di sisi lain, stimulus fiskal dari China juga memperkuat pasar dengan memperluas likuiditas,” jelas Oscar dalam siaran persnya, dikutip Rabu, 30 Oktober 2024.
Menurut Oscar, dengan meningkatnya minat terhadap ETF Bitcoin di AS merupakan langkah penting yang meningkatkan kredibilitas kripto di kalangan investor institusional.
“ETF Bitcoin yang semakin populer di AS menunjukkan bahwa kripto, khususnya bitcoin, mulai dipandang sebagai instrumen berharga dalam portofolio investasi, terutama di tengah volatilitas pasar dan ancaman inflasi,” katanya.
Mengenai aspek politik di AS, Oscar juga menekankan bahwa hasil pemilihan presiden mendatang dapat berdampak signifikan pada regulasi kripto.
“Pasar kripto saat ini sangat dipengaruhi oleh harapan akan regulasi yang lebih mendukung. Jika kandidat pro-kripto berhasil memenangkan pemilu, ini dapat membuka peluang bagi lingkungan regulasi yang lebih ramah, menarik lebih banyak partisipasi dari investor institusional dan ritel,” ungkapnya.
Kenaikan harga tidak hanya terbatas pada bitcoin. Aset kripto lain seperti Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) juga mencatatkan peningkatan harga. Ethereum mengalami kenaikan 5,4 persen, sementara Solana naik sebesar 4,4 persen dalam 24 jam terakhir.
Oscar menyatakan bahwa ini menunjukkan minat yang meluas terhadap kripto sebagai instrumen investasi, tidak hanya terbatas pada satu jenis aset.
“Kenaikan beberapa aset utama lainnya menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap prospek pasar kripto secara keseluruhan. Fundamental yang semakin kuat dan dukungan institusional yang berkembang turut berperan dalam hal ini,” katanya.
Secara keseluruhan, pasar kripto saat ini sedang mengalami fase positif, didorong oleh faktor-faktor ekonomi dan politik yang saling terkait.
Meningkatnya kepercayaan investor serta penguatan berbagai aset kripto menunjukkan bahwa minat terhadap sektor ini terus tumbuh, menciptakan harapan untuk perkembangan yang lebih baik di masa mendatang.
Dengan berbagai perkembangan ini, investor disarankan untuk tetap memperhatikan dinamika yang terjadi, baik di pasar maupun dalam kebijakan regulasi yang dapat memengaruhi arah pergerakan harga di masa depan.
Meningkatnya partisipasi dari institusi keuangan besar serta kebijakan yang lebih mendukung dari pemerintah di berbagai negara diharapkan dapat memperkuat posisi kripto di pasar global.
Dalam konteks ini, penting bagi para investor untuk melakukan analisis mendalam dan mengikuti tren yang ada untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Keberhasilan bitcoin dan aset lainnya dalam periode ini menandakan potensi yang semakin besar dari pasar kripto, serta kemungkinan besar untuk terus tumbuh di masa yang akan datang.
Didominasi Gen Z, Investor Kripto di RI tembus 21,27 Juta
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan, menyebutkan bahwa terhitung sejak Februari 2021 hingga September 2024, jumlah pelanggan aset kripto di pasar Indonesia mengalami lonjakan tajam mencapai 21,27 juta orang. Lonjakan itu sebagian besar didominasi oleh Generasi (Gen) Z dan Milenial.
“Kemajuan teknologi, termasuk blockchain, telah menarik minat generasi muda terhadap investasi kripto, yang kini dianggap sebagai instrumen investasi potensial,” kata Kasan.
Data usia investor kripto di Indonesia menunjukkan 26,9 persen investor berusia 18-24 tahun dan 35,1 persen berusia 25-30 tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan investor di kelompok usia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keuangan dan investasi kini menjadi prioritas bagi generasi muda.
Adapun alasan generasi muda memilih kripto sebagai “tempat” berinvestasi karena alasan sebagai penduduk “asli” digital yang sangat nyaman dengan teknologi, terlebih selama ini Gen Z dan Milenial tumbuh bersama internet dan media sosial.
Alasan tersebut yang mendorong mereka mencari alternatif terdesentralisasi yang memberikan kontrol lebih besar atas aset mereka. (*)