KABARBURSA.COM – Harga emas dunia kembali mencetak rekor sepanjang masa pada Selasa, 29 Oktober 2024 waktu Amerika Serikat (AS), didorong oleh ketidakpastian pemilu presiden AS serta ketegangan di Timur Tengah. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed turut menambah daya tarik emas sebagai pilihan investasi aman.
Harga emas spot naik 1 persen ke level USD2771,25 per ons setelah sebelumnya mencapai puncak baru di USD2774. Kontrak berjangka emas AS juga menguat 0,9 persen, menutup perdagangan di USD2781,1.
Dikutip dari Reuters, ketidakpastian pasar meningkat dengan persaingan pemilu antara mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan Wakil Presiden Kamala Harris dari Demokrat. Situasi ini diperparah oleh eskalasi konflik di Timur Tengah, di mana Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan setidaknya 93 warga Palestina tewas atau hilang akibat serangan udara Israel di Gaza Utara.
Investor menantikan rilis data ekonomi AS, seperti laporan pekerjaan ADP, pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), dan data payroll, yang diperkirakan akan memberi sinyal arah kebijakan The Fed. Keputusan suku bunga berikutnya dari The Fed dijadwalkan pada 7 November, dengan probabilitas 98 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin.
“Emas kemungkinan akan terus menguat dan bisa mendekati USD2800 dalam waktu dekat, terutama jika ketidakpastian Pilpres AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed masih dominan,” kata Kepala Analis Pasar di Exinity Group, Han Tan.
Reli Emas Terus Berlanjut
Survei Reuters memprediksi reli harga emas akan berlanjut hingga 2025, dipengaruhi oleh suku bunga AS yang rendah dan ketegangan geopolitik yang semakin memperkuat posisi emas sebagai aset investasi.
Meski harga emas mencatat rekor, pembelian di India tetap tinggi seiring perayaan Dhanteras dan Diwali. Logam mulia lainnya turut mengalami kenaikan, di mana harga perak spot meningkat 1,9 persen menjadi USD34,32 per ons.
Platinum naik 1,6 persen menjadi USD1049,10, sementara paladium naik tipis 0,2 persen ke USD1221,00, setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi dalam 10 bulan terakhir akibat kekhawatiran sanksi terhadap Rusia sebagai produsen utama.
Terjeda Imbas Treasury dan Dolar AS
Reli rekor emas dunia jeda pada Senin, 28 Oktober 2024 karena imbal hasil obligasi Treasury AS dan dolar menguat. Di samping itu, investor menunggu serangkaian data ekonomi AS yang akan dirilis minggu ini untuk petunjuk tentang prospek suku bunga Federal Reserve.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot turun 0,2 persen menjadi USD 2.743,31 per ons. Logam mulia ini mencapai rekor tertinggi di USD 2.758,37 pada Rabu lalu. Kontrak berjangka emas AS ditutup hampir tidak berubah di USD 2.755,9.
Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam tiga bulan. Indeks dolar (DXY) berada di jalur untuk mencatatkan bulan terbaiknya sejak April 2022, membuat emas kurang menarik bagi pembeli internasional.
“Saya pikir target USD 2.800 sangat mungkin tercapai minggu ini. Harapan kami adalah bahwa pemilihan umum sebenarnya menghambat minat untuk aktivitas penjualan dan oleh karena itu, setiap katalis yang mendorong aktivitas pembelian cenderung berdampak lebih besar,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Menjelang pemilu AS pada 5 November, Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump bersaing ketat untuk memenangkan beberapa negara bagian yang lebih kompetitif.
Pasar juga menantikan serangkaian data minggu ini, termasuk data ketenagakerjaan ADP pada Rabu, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS pada Kamis, dan laporan ketenagakerjaan pada Jumat.
“Emas masih berada dalam mode beli-saat-harga-turun, dan meskipun beberapa calon investor mengincar penurunan lebih dari USD 200, penurunan tersebut tidak muncul karena banyak yang terus membeli pada koreksi harga,” kata analis StoneX, Rhona O’Connell, dalam sebuah catatan.
“Salah satu elemen utama dari risiko geopolitik tahun ini adalah banyaknya pemilu, di mana lebih dari separuh pemilih dunia memiliki kesempatan untuk memilih, namun ketidakpastian tidak akan hilang begitu saja meskipun pemilu telah usai.”
Harga spot perak naik 0,2 persen menjadi USD 33,75 per ons, dan platinum naik 1,4 persen menjadi USD 1.037,5. Sementara itu, palladium naik 2,1 persen menjadi USD 1.217,98, setelah mencapai level tertinggi 10 bulan sebelumnya di sesi ini akibat kekhawatiran atas sanksi terhadap produsen utama, Rusia.
Akhir pekan lalu, Harga emas dunia menguat karena didorong oleh ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian pemilu AS yang membuat investor beralih ke aset safe haven.
Pasar spot mencatat kenaikan 0,4 persen menjadi USD2.747,6 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD2.758,37 pada Rabu, 23 Oktober 2024. Ini juga menjadi kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Sementara itu, kontrak berjangka emas ditutup naik 0,3 persen di USD 2.755,8 per ons.
Analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn, memprediksi potensi peristiwa besar antara Israel dan Iran pada akhir pekan bisa mendorong investor mencari perlindungan di aset aman. Menurutnya, permintaan emas mungkin akan melonjak sebagai langkah antisipasi menjelang akhir pekan ini.
Mengutip Reuters, di Gaza, serangan udara Israel di Al-Shati menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina dan melukai beberapa lainnya. Situasi ini memperkuat permintaan emas, yang sudah naik lebih dari 32 persen sepanjang tahun. Kenaikan tersebut didukung ketidakpastian politik global dan penurunan suku bunga acuan 0,5 persen oleh The Fed bulan lalu.(*)