Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Tahun Ketiga Tanpa Pertumbuhan, DIHK Peringatkan Krisis Ekonomi Jerman

×

Tahun Ketiga Tanpa Pertumbuhan, DIHK Peringatkan Krisis Ekonomi Jerman

Sebarkan artikel ini
MGL0391 11zon
Benderan Jerman di Kedutaan Jerman Jalan Sudirman, Rabu (29/5/2024). foto: KabarBursa/abbas sandji

KABARBURSA.COM – Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK) mengungkapkan bahwa ekonomi Jerman diperkirakan akan menyusut 0,2 persen tahun ini. DIHK memangkas proyeksi stagnasi yang sebelumnya dipublikasikan pada Mei.

Proyeksi untuk 2025 pun tidak optimistis, dengan perkiraan pertumbuhan nol. Ini akan menandai tahun ketiga berturut-turut tanpa pertumbuhan riil PDB, menurut estimasi DIHK.

“Kita tidak hanya dihadapkan pada krisis siklus, namun juga krisis struktural yang semakin pelik di Jerman,” ungkap Direktur Pelaksana DIHK, Martin Wansleben, dalam presentasi survei ekonomi untuk musim gugur 2024, sebagaimana dikutip dari The Business Times, Rabu, 30 Oktober 2024.

Ekspektasi bisnis untuk bulan-bulan mendatang pun kian suram. Berdasarkan survei DIHK terhadap 25.000 perusahaan di berbagai sektor dan wilayah, tercatat 31 persen perusahaan memprediksi situasi bisnis akan memburuk, meningkat dari 26 persen pada survei sebelumnya.

Hanya 13 persen perusahaan yang optimistis situasi akan membaik. “Kami sangat khawatir, Jerman kini menjadi beban bagi ekonomi Eropa dan tak lagi mampu menjalankan peran sebagai pendorong ekonomi,” ujar Wansleben.

Dari total perusahaan yang disurvei, 26 persen melaporkan kondisi bisnis mereka baik—turun dari 28 persen pada musim panas, sedangkan 25 persen menyatakan kondisi memburuk, naik dari 23 persen. Sektor industri mencatatkan situasi terburuk, dengan 35 persen perusahaan menilai keadaan bisnis mereka negatif.

“Kondisi seperti ini terakhir kali terjadi 20 tahun lalu, pada krisis besar 2002 dan 2003. Ini adalah sinyal peringatan serius,” tandas Wansleben, seraya menyerukan perlunya reformasi mendalam.

Bursa Saham Utama

Hari ini, 2 Oktober 2024. bursa saham utama di Eropa dibuka dengan pergerakan yang bervariasi, mencerminkan ketidakpastian yang masih melingkupi pasar global. Para investor sedang dalam mode waspada, menganalisis data ekonomi terbaru dan sentimen pasar yang dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka.

Di sisi lain, pasar saham Amerika Serikat juga menunjukkan performa yang tidak konsisten. Indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan 173,18 poin, menutup hari di level 42.262,97. Sementara itu, S&P 500 juga mengalami penurunan 53,73 poin, berakhir di 5.757,73, dan Nasdaq 100 turun 278,81 poin, ditutup pada 18.154,94.

Pergerakan ini menunjukkan bahwa pelaku pasar masih mengantisipasi potensi risiko, termasuk ketidakpastian inflasi dan kebijakan moneter.

Harga komoditas pun turut memengaruhi suasana pasar. Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, mengalami penurunan sebesar 13,09 USD, ditutup pada level 2.649,74 USD per Troy Oz. Penurunan ini mencerminkan kurangnya permintaan dalam situasi ketidakpastian saat ini.

Di sisi lain, harga minyak mentah WTI mencatat sedikit kenaikan, naik 0,25 USD dan ditutup pada 70,93 USD per barrel. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada volatilitas, permintaan energi tetap ada di tengah gejolak pasar.

Beberapa bursa saham utama di Eropa menunjukkan hasil yang beragam:

  • UK FTSE: 8.276,65 (+0,55 persen)
  • German DAX: 19.221,66 (+0,11 persen)
  • France CAC: 7.594,81 (+0,47 persen)
  • Italy FTSE MIB: 33.728,01 (+0,26 persen)
  • Spain IBEX: 11.655,50 (-0,08 persen)
  • Swiss SMI: 12.112,07 (+0,56 persen)
  • Greece AEK: 915,78 (+0,70 persen)
  • Helsinki OMX 25: 4.731,67 (-0,71 persen)
  • Belgium 20: 4.318,76 (-0,06 persen)
  • Warsaw WIG: 2.316,05 (-0,13 persen)
  • STOXX 600: 521,62 (+0,35 persen)
  • Dow Jones Germany Titans 30: 588,52 (-0,39 persen)
  • OMX Stockholm 30: 2.632,75 (-0,14 persen)

Secara keseluruhan, meskipun terdapat beberapa indeks yang mengalami kenaikan, pasar Eropa tetap menunjukkan ketidakpastian dengan sejumlah bursa mencatat penurunan. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan memantau perkembangan ekonomi global yang dapat memengaruhi sentimen pasar di masa mendatang.

Dengan situasi pasar yang beragam ini, analisis yang mendalam dan strategi investasi yang hati-hati sangat diperlukan untuk mengantisipasi pergerakan selanjutnya.

Bos BoJ: Waspada Pasar tak Stabil

Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda, mengungkapkan pentingnya kewaspadaan terhadap ketidakstabilan pasar dan ketidakpastian ekonomi global dalam pidato yang disampaikan pada pertemuan industri sekuritas tahunan pada 2 Oktober 2024. Ueda menegaskan bahwa meskipun pemulihan ekonomi Jepang menunjukkan tanda-tanda moderat, tantangan dari luar negeri tetap menjadi perhatian utama.

Dalam penjelasannya, Ueda mencatat bahwa meskipun BOJ tetap optimis mengenai inflasi yang mendekati target 2%, ia tidak berkomitmen untuk menaikkan suku bunga segera. Sebaliknya, Ueda menekankan perlunya fokus pada risiko-risiko yang ada, termasuk ketidakpastian terkait kondisi ekonomi AS dan fluktuasi di pasar keuangan global.

“Ketidakpastian mengenai ekonomi dan harga Jepang tetap tinggi,” ujarnya, menunjukkan bahwa tantangan ini bisa memengaruhi stabilitas ekonomi domestik.

Pernyataan Ueda datang setelah Perdana Menteri Shigeru Ishiba menekankan pentingnya kebijakan moneter yang longgar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Ishiba meminta BOJ untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menarik Jepang keluar dari stagnasi ekonomi yang berkepanjangan.

Kondisi ini menciptakan dilema bagi BOJ, yang harus menyeimbangkan antara mendukung pemulihan ekonomi dan mengatasi inflasi yang meningkat.

“Kami akan mencermati perkembangan tersebut dengan kewaspadaan yang sangat tinggi,” tegas Ueda, menandakan pendekatan hati-hati bank sentral dalam merespons dinamika ekonomi yang terus berubah.(*)