Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Genjot Kredit UMKM, Laba Bersih BRI Tembus Rp45,36 Triliun

×

Genjot Kredit UMKM, Laba Bersih BRI Tembus Rp45,36 Triliun

Sebarkan artikel ini
MGL3788 11zon scaled
KREDIT - OJK memperkirakan penyaluran kredit perbankan akan tetap tumbuh di kuartal terakhir tahun 2024, meskipun laba industri diprediksi mengalami perlambatan. (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) hingga bulan September 2024 mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,36 triliun atau tumbuh positif jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 di mana BRI hanya membukukan laba bersih sebesar Rp44,51 triliun.

“Capaian tersebut tidak terlepas dari fokus BRI yang secara konsisten memperkuat fundamental kinerjanya serta melakukan strategic responses yang tepat dalam menghadapi berbagai dinamika pasar,” kata Sunarso, Direktur Utama BRI saat dalam konferensi pers pemaparan kinerja keuangan BRI kuartal III, Rabu, 30 Oktober 2024.

Sumarso melaporkan bahwa hingga akhir September 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.353 triliun atau tumbuh 8,21 persen secara year on year (yoy). Dari jumlah tersebut, sebanyak 81,7 persen atau Rp1.106 triliun disalurkan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Penyaluran kredit ke UMKM ini disebut mampu meningkatkan aset BRI sebesar 5,94 persen yoy menjadi Rp1.962 triliun.

“Kami juga berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui pemberdayaan UMKM BRI mengambil peran dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” kata Sunarso.

Strategi Turunkan NPL dan LAR

Terkait dengan kualitas kredit, Sunarso mengungkapkan keberhasilan BRI menurunkan rasio non-performing loan (NPL) pada triwulan III 2024 sebesar 2,9 persen atau membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 3,07 persen.

BRI juga berhasil mencatatkan penurunan rasio loan at risk (LAR) sebesar 11,66 persen di triwulan III 2024 dari  sebelumnya sebesar 13,8 persen.

“Penurunan NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelola manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. BRI juga secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi early warning system untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin,” ujarnya.

Sunarso menambahkan, pihaknya juga memperkuat tim recovery untuk mengelola kredit macet dengan lebih cepat dan efisien. Di sisi lain, BRI juga mempersiapkan pencadangan sebesar 215,44 persen terhadap NPL.

“Dalam mengelola kualitas aset BRI juga telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko mulai dari selektif growth, tumbuh secara selektif, pemantuan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabahnya,” imbuhnya.

Selain menurunkan NPL dan LAR, Sunarso melaporkan keberhasilan BRI dalam menghimpun dana biaya ketiga (DBK) sebesar Rp1.362 triliun atau tumbuh 5,59 persen yoy. Sementara komposisi dana murah (CASA) mencapai 64,17 persen. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar 63,64 persen.

Faktor utama peningkatan penghimpunan dana murah, lanjut dia, karena transformasi digital yang dilakukan BRI melalui super apps BRIMO diklaim mampu menciptakan solusi perbankan terintegrasi dan mudah diakses.

“Inovasi ini terbukti mampu mendorong peningkatan jumlah nasabah tabungan khususnya di kalangan milenial dan generasi muda yang semakin digital savvy. Sampai September 2024 pengguna BRIMO telah mencapai 37 juta user dengan volume transaksi mencapai 4.034 triliun atau tumbuh 35,2 persen secara yoy,” ujarnya.(*)