KABARBURSA.COM – Pendapatan dan laba bersih PT Elnusa Tbk (ELSA) kompak pertumbuhan pada periode sembilan bulan tahun 2024 atau triwulan III.
Melalui laporan keuangan yang berakhir pada 30 September 2024, emiten milik PT Pertamina ini membukukan pendapatan sebesar Rp9,65 triliun pada periode ini, meningkat 6,95 persen dari Rp8,98 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di saat yang sama, beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan dari Rp8,11 triliun pada 2023 menjadi Rp8,64 triliun pada 2024. Hasilnya, laba bruto meningkat dari Rp867,2 miliar pada 2023 menjadi Rp1,01 triliun pada 2024, mencerminkan kenaikan sebesar 16,2 persen.
ELSA mencatat beban usaha yang tampak beragam pada triwulan III. Beban penjualan mengalami sedikit penurunan dari Rp4,12 miliar menjadi Rp3,26 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi mengalami peningkatan dari Rp313,9 miliar menjadi Rp348,0 miliar.
Selanjutnya, pendapatan keuangan mengalami peningkatan signifikan dari Rp50,4 miliar menjadi Rp162,1 miliar, yang berkontribusi positif terhadap laba. Sementara itu, beban keuangan sedikit meningkat dari Rp84,2 miliar menjadi Rp87,7 miliar.
Adapun laba sebelum pajak mengalami kenaikan dari Rp493,0 miliar menjadi Rp704,4 miliar, menunjukkan kenaikan 42,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. Namun beban pajak penghasilan meningkat dari Rp86,4 miliar menjadi Rp153,2 miliar, yang sesuai dengan kenaikan laba sebelum pajak.
Laba bersih untuk periode sembilan bulan ini mencapai Rp551,2 miliar, meningkat sebesar 35,6 persen dari Rp406,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba per saham untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024 tercatat sebesar Rp75,53, naik dari Rp55,71 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, liabilitas jangka panjang meningkat signifikan dari Rp311,0 miliar menjadi Rp951,3 miliar pada September 2024 terutama disebabkan oleh utang sukuk-bagian tidak lancar, liabilitas sewa, dan pendapatan ditangguhkan bagian tidak lancar.
“Liabilitas pada tanggal 30 September 2024 mengalami kenaikan 8,75 persen atau sebesar Rp453,567 miliar dibandingkan dengan liabilitas pada 31 Desember 2023,” kata Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja, Rabu, 30 Oktober 2024.
Berdasarkan hal tersebut, sambung Bachtiar, maka Elnusa tidak diwajibkan untuk memberikan penjelasan secara terperinci atas hal tersebut.
Di sisi ekuitas, Elnusa melaporkan penurunan dari Rp4,77 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp4,42 triliun pada akhir September 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo laba tidak dicadangkan dari Rp3,49 triliun menjadi Rp3,14 triliun.
Total aset Elnusa turun dari Rp10,41 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp9,60 triliun pada September 2024. Penurunan ini terutama berasal dari aset lancar, yang turun dari Rp7,21 triliun menjadi Rp6,11 triliun, di antaranya disebabkan oleh berkurangnya kas dan setara kas serta piutang usaha pihak berelasi.
Di sisi lain, aset tidak lancar justru mengalami peningkatan dari Rp3,20 triliun menjadi Rp3,50 triliun. Kenaikan ini terutama ditopang oleh peningkatan aset tetap dan aset hak-guna, yang menunjukkan investasi jangka panjang perusahaan.
Kinerja Saham ELSA
Dari lantai bursa, saham ELSA mengalami koreksi 1,28 persen pada perdagangan hari ini, turun sebesar 6 poin ke level Rp464 pada pukul 13.11 WIB. Penurunan harga saham ini terjadi di tengah volume perdagangan yang mencapai 61,16 juta, lebih tinggi dari rata-rata volume harian sebesar 57,7 juta, menunjukkan minat pasar yang masih cukup kuat terhadap saham ini.
Saham ELSA dibuka pada level Rp472, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya di Rp470. Saham ini mencapai level tertinggi harian di Rp476 dan level terendah di Rp460 sebelum ditutup di Rp464. Dengan nilai transaksi mencapai Rp28,6 miliar, saham ELSA menunjukkan likuiditas yang kuat, didukung oleh frekuensi transaksi yang tinggi.
Lebih lanjut saham ELSA menunjukkan pergerakan harga yang beragam dalam beberapa periode waktu. Dalam satu minggu terakhir, saham ELSA terkoreksi sebesar 5,31 persen, sedangkan untuk waktu bulanan, ELSA juga mengalami penurunan sebesar 2,11 persen.
Selama tiga bulan terakhir, saham ELSA turun sebesar 8,12 persen. Dalam enam bulan terakhir, saham ELSA mencatatkan kenaikan sebesar 8,41 persen, menunjukkan adanya minat yang solid dari investor terhadap saham ini dalam jangka menengah.
Secara tahunan, saham ELSA menguat sebesar 9,43 persen, mencerminkan kinerja positif perusahaan yang mampu menarik minat investor meskipun menghadapi tantangan di industri energi. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.