KABARBURSA.COM – Pada akhir perdagangan Rabu, 30 Oktober 2024, saham ISAT (PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk) bergerak stabil di level Rp2.320. Namun, mereka mencatatkan laba bersih yang naik signifikan di sembilan bulan pertama 2024.
Laba bersih perusahaan ini mencapai Rp3,87 triliun, melambung 39,20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023, yang berada di angka Rp2,78 triliun. Pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai strategi pengelolaan bisnis dan efisiensi biaya yang berhasil dilakukan oleh entitas merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri.
Berdasarkan laporan keuangan ISAT yang dirilis hingga 30 September 2024, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp41,811 triliun, meningkat signifikan sebesar 11,61 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar di industri telekomunikasi yang sangat kompetitif di Indonesia.
Walaupun pendapatan meningkat, ISAT juga mencatatkan kenaikan pada beban operasionalnya. Beban perusahaan pada Kuartal III 2024 naik 10,00 persen YoY menjadi Rp33,43 triliun. Namun, perusahaan masih mampu meningkatkan laba sebelum pajak penghasilan menjadi Rp5,29 triliun, melonjak 46,94 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan laba ini mencerminkan efisiensi yang lebih baik dan pengelolaan biaya yang tepat meskipun terjadi peningkatan beban.
Selanjutnya, setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan sebesar Rp1,13 triliun, ISAT membukukan laba periode berjalan sebesar Rp4,15 triliun, atau naik 39,26 persen YoY. Dari jumlah tersebut, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp3,87 triliun, juga mengalami peningkatan 39,20 persen YoY.
Pada sisi neraca, total ekuitas ISAT per 30 September 2024 tercatat meningkat 5,40% menjadi Rp35,52 triliun, naik dari Rp33,70 triliun pada akhir Desember 2023. Sebaliknya, liabilitas perusahaan menurun sebesar 5,30 persen menjadi Rp76,71 triliun pada Kuartal III 2024.
Penurunan ini menunjukkan pengelolaan utang yang baik oleh manajemen. Sementara itu, total aset ISAT sedikit menyusut sebesar 2,16 persen, dari Rp114,71 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp112,24 triliun pada September 2024.
Pergerakan Saham ISAT
Saham Indosat dibuka pada harga Rp2.340, sedikit lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di Rp2.320. Pada awal perdagangan, saham ini sempat mencatatkan level tertinggi di Rp2.430, menunjukkan adanya potensi bullish di pasar. Namun, saham ini kemudian mengalami koreksi ke level terendah di Rp2.310, sebelum akhirnya kembali ke harga penutupan di Rp2.320.
Sepanjang perdagangan, saham ISAT bergerak dalam kisaran harga Rp2.310 hingga Rp2.430, dengan fluktuasi yang cukup moderat. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas jual beli yang cukup aktif, meski tidak ada lonjakan harga yang signifikan.
Dalam sesi perdagangan ini, saham ISAT mencatat volume transaksi sebesar 483 ribu lot, dengan nilai transaksi mencapai Rp115,1 miliar. Angka ini menunjukkan likuiditas yang baik dan minat pasar yang cukup stabil terhadap saham ISAT, meskipun pasar tidak mencatatkan pergerakan harga yang signifikan.
Berdasarkan data pergerakan saham, level tertinggi harian berada di Rp2.430, dengan potensi Auto Rejection Atas (ARA) di level Rp2.900. Potensi kenaikan ini memberikan harapan bagi investor bahwa saham ISAT masih memiliki ruang untuk tumbuh, terutama dengan fundamental perusahaan yang kuat.
Namun, risiko penurunan tetap ada, dengan Auto Rejection Bawah (ARB) di level Rp1.740, yang bisa menjadi acuan bagi investor untuk mengantisipasi kemungkinan koreksi lebih lanjut.
Rata-rata harga perdagangan saham ISAT hari ini tercatat di level Rp2.380, menunjukkan bahwa pasar secara umum menilai saham ini sedikit lebih tinggi dari harga penutupan. Hal ini mencerminkan sentimen yang cukup optimistis dari pelaku pasar, yang tampaknya masih melihat peluang positif di tengah volatilitas harga.
Secara keseluruhan, pergerakan saham ISAT pada hari ini mencerminkan stabilitas di tengah fluktuasi harga yang moderat. Meskipun harga saham tidak berubah dari penutupan sebelumnya, volume transaksi yang cukup besar dan potensi kenaikan yang ada menunjukkan bahwa saham ini masih menarik bagi investor.
Dengan likuiditas yang baik dan prospek kinerja perusahaan yang solid, saham ISAT berpotensi memberikan keuntungan bagi para pelaku pasar yang bersiap menghadapi dinamika pasar ke depan.
Stock Split ISAT
Pada 14 Oktober 2024, PT Indosat Tbk (ISAT) secara resmi melaksanakan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:4, . Dengan rasio stock split 1:4, setiap satu saham seri B bernominal Rp100 akan dipecah menjadi empat saham dengan nominal baru sebesar Rp25 per saham.
Pasca stock split, jumlah saham seri B ISAT melonjak dari 8,06 miliar saham menjadi 32,25 miliar saham. Peningkatan jumlah saham ini diharapkan memberikan fleksibilitas lebih dalam perdagangan saham ISAT di bursa.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan harga teoritis saham ISAT pasca stock split pada level Rp2.600 per saham. Harga ini dihitung berdasarkan harga saham ISAT pada penutupan cum stock split di Pasar Reguler pada 11 Oktober 2024, yakni Rp10.400. Formula perhitungan harga teoritisnya adalah:
Harga Teoritis = (1 x Rp10.400) ÷ 4 = Rp2.600
Harga tersebut kemudian disesuaikan dengan fraksi harga yang berlaku di pasar. Harga dasar baru saham ISAT untuk perhitungan Indeks Harga Saham (IHS) Individual juga ditetapkan berdasarkan perhitungan:
Harga Dasar Baru = (Rp2.600 x 1.400) ÷ 10.400 = Rp350
Bursa Efek Indonesia juga mengumumkan penghentian sementara perdagangan saham ISAT di Pasar Tunai pada 14-15 Oktober 2024. Perdagangan saham dengan nilai nominal baru hasil stock split akan dimulai kembali di Pasar Tunai pada 16 Oktober 2024. Di sisi lain, perdagangan saham ISAT di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi tetap berlanjut seperti biasa dengan harga nominal baru.
Dengan dilakukannya stock split, saham ISAT menjadi lebih terjangkau bagi kalangan investor, terutama investor ritel. Harga saham yang lebih rendah pasca stock split memungkinkan investor untuk membeli saham ISAT dengan modal lebih kecil, sehingga potensi peningkatan likuiditas di pasar meningkat.
Langkah ini juga memberikan kesempatan bagi ISAT untuk menarik lebih banyak minat investor, serta meningkatkan fleksibilitas perdagangan sahamnya di bursa.
Dengan kapitalisasi pasar yang kuat dan kinerja perusahaan yang solid, stock split ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap pergerakan saham ISAT di masa mendatang.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.