Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Pendapatan Tumbuh tapi Laba Merosot, ULTJ Tertekan Opex-Rugi Kurs

×

Pendapatan Tumbuh tapi Laba Merosot, ULTJ Tertekan Opex-Rugi Kurs

Sebarkan artikel ini
header teknologi
Pabrik PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) (Foto: Int)

KABARBURSA.COM – PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), emiten produsen produk susu terkemuka, melaporkan kenaikan pendapatan bersih untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024.

Dalam laporan keuangannya, ULTJ mencatat pendapatan sebesar Rp6,58 triliun, naik dari Rp6,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, kenaikan pendapatan ini tidak berhasil mengimbangi tekanan beban operasional yang meningkat, sehingga laba bersih mengalami penurunan.

Kenaikan pendapatan perusahaan sebesar 7,6 persen disertai dengan peningkatan beban pokok penjualan menjadi Rp4,36 triliun, naik dari Rp4,13 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menyebabkan laba bruto meningkat menjadi Rp2,22 triliun dari sebelumnya Rp1,99 triliun.

Namun, beban penjualan yang melonjak tajam hingga mencapai Rp848,03 miliar, naik 34,4 persen dari tahun lalu, serta beban administrasi yang juga meningkat menjadi Rp198,83 miliar, berdampak pada penurunan laba usaha perusahaan.

Laba dari usaha tercatat sebesar Rp1,1 triliun, turun dari Rp1,19 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, kerugian selisih kurs sebesar Rp59,18 miliar ikut menekan laba, di mana fluktuasi kurs mata uang menjadi tantangan utama bagi Ultrajaya pada tahun ini.

Akibat dari kenaikan beban tersebut, laba bersih perusahaan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat turun 6,2 persen, dari Rp939 miliar pada 2023 menjadi Rp881,18 miliar pada 2024. Penurunan ini juga tercermin dalam laba per saham dasar yang turun dari Rp90 menjadi Rp85.

Laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali mengalami sedikit penurunan menjadi Rp11,99 miliar, menunjukkan bahwa beban dan tekanan operasional juga memengaruhi unit usaha anak perusahaan.

Jika melihat total penghasilan komprehensif, ULTJ mencatat Rp890,88 miliar pada 2024, menurun dari Rp948,74 miliar pada 2023. Penurunan ini disebabkan oleh kerugian pada pengukuran kembali liabilitas imbalan pascakerja yang tercatat sebesar Rp2,29 miliar.

Melihat hasil tersebut, Investment Analyst Stockbit Amara Beatrice H. S. menyoroti penurunan laba usaha yang diperparah oleh kerugian kurs. Meski pendapatan naik, pertumbuhan tersebut diimbangi oleh kenaikan operational expenditure (opex) yang signifikan seiring kenaikan beban iklan dan promosi serta beban umum dan administrasi.

Untuk kurs, hal ini terjadi seiring penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dari level Rp16.421 per 30 Juni 2024, menjadi Rp15.138 per 30 September 2024.

“ULTJ sendiri memiliki kas berdenominasi dolar AS senilai USD114 juta sehingga perseroan membukukan kerugian kurs dan lain-lain sebesar Rp170 miliar di kuartal III 2024,” jelas Amara dalam laporannya, Rabu, 30 September 2024.

Ia menambahkan, dengan mengecualikan rugi kurs tersebut, dapat diestimasikan core profit (laba inti) ULTJ pada triwulan III 2024 mencapai Rp292 miliar. “Angka ini kami nilai masih cukup sehat. Pertumbuhan core profit tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan laba usaha karena kerugian kurs tidak merubah tax rate,” tegas dia.

Lebih lanjut, Stockbit Sekuritas, tutur Amara, masih melihat ULTJ kemungkinan melakukan reinvestasi keuntungan dari rendahnya harga bahan baku kepada pos iklan dan promosi, seperti yang dilakukan produsen dairy lainnya.

“Hal ini terlihat dari tren di mana margin laba kotor ULTJ mengalami ekspansi signifikan pada triwulan III 2024,” ungkapnya.

Meski demikian, karena kenaikan beban penjualan ULTJ, margin laba usaha menjadi turun. Tren serupa juga terlihat selama sembilan bulan tahun 2024.

Kinerja Saham ULTJ

Harga saham ULTJ tercatat mengalami penurunan 4,02 persen atau turun 75 poin ke level Rp1.790 pada Rabu, 30 Oktober 2024. Penurunan ini terjadi di tengah tekanan pasar yang memengaruhi kinerja saham perusahaan, meskipun volume perdagangan hari ini mencapai 6,15 juta saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume tiga bulanan yang tercatat 1,95 juta saham.

Pada awal perdagangan, ULTJ dibuka di harga Rp1.865, yang juga merupakan level penutupan sebelumnya. Harga tertinggi yang dicapai pada perdagangan hari ini adalah Rp1.890, sementara level terendah menyentuh Rp1.760. Nilai transaksi perdagangan saham ULTJ mencapai Rp11,1 miliar, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 3.713 kali. Transaksi beli oleh investor asing tercatat sebesar Rp5,2 miliar, sementara penjualan asing mencapai Rp602,7 juta.

Secara keseluruhan, performa saham ULTJ menunjukkan penurunan dalam beberapa periode waktu. Dalam satu minggu terakhir, harga saham ULTJ turun 4,02 persen.

Secara bulanan, penurunan harga saham tercatat sebesar 5,04 persen, dan dalam tiga bulan terakhir saham ini telah terkoreksi 7,97 persen. Namun, untuk periode satu tahun, saham ULTJ masih mencatatkan kenaikan 7,19 persen, menandakan bahwa meski saat ini berada dalam tren penurunan, kinerja tahunan saham tetap positif.

Penurunan harga saham ULTJ saat ini bertepatan dengan laporan kinerja keuangan sembilan bulan pertama tahun 2024, di mana perusahaan mencatat peningkatan pendapatan namun mengalami penurunan laba bersih akibat tekanan operasional. (*)