Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Prospek Jangka Panjang Tiga Emiten Migas, Mana yang Paling Menjanjikan?

×

Prospek Jangka Panjang Tiga Emiten Migas, Mana yang Paling Menjanjikan?

Sebarkan artikel ini
d874d251 3be2 4395 bd8f 830f1452e654
Ilustrasi penemuan cadangan minyak terbaru. (Foto: Dok. SKK Migas)

KABARBURSA.COM – Prospek jangka panjang emiten migas Indonesia semakin cerah, seiring dengan peningkatan tensi geopolitik dan lonjakan harga minyak global.

Di tengah ketidakpastian ekonomi, tiga emiten besar di sektor energi yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan PT Pertamina Gas Negara (PGAS) menonjol sebagai pilihan utama para investor.

Meski ketiga perusahaan ini menghadapi tantangan dan peluang yang berbeda, mereka dianggap memiliki potensi jangka panjang yang menarik. Lantas, mana di antara ketiganya yang memiliki prospek paling menjanjikan?

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) merupakan salah satu emiten terkemuka di bidang distribusi bahan bakar minyak (BBM), perdagangan bahan kimia dasar, dan infrastruktur logistik. Di tengah meningkatnya permintaan energi, perusahaan ini diharapkan bisa memberikan nilai lebih dalam jangka panjang.

Meski demikian, AKRA justru mengalami penurunan laba sebesar 14,07 persen pada sembilan bulan pertama 2024, dari Rp1,71 triliun di tahun sebelumnya menjadi Rp1,46 triliun.

Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Tribowo, menyebutkan bahwa meski kinerja jangka pendek AKRA mengalami kelesuan, potensi jangka panjangnya masih tetap menarik.

“AKRA bisa meraup keuntungan dari peningkatan permintaan BBM industri dan bahan kimia. Selain itu, kawasan industri yang mereka kelola di Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) berpotensi tumbuh seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga yang akan mendorong aktivitas industri,” jelas Wahyu.

Dari sisi valuasi, AKRA menunjukkan nilai PE TTM sebesar 10,67, yang meskipun lebih tinggi dari rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 7,05, namun dianggap wajar untuk sektor energi dan infrastruktur. Selain itu, dengan rasio PE Forward sebesar 9,49 dan Earnings Yield TTM mencapai 9,37 persen, AKRA menawarkan potensi pengembalian yang menarik bagi investor.

Perusahaan juga memiliki stabilitas keuangan yang baik, dengan rasio lancar 1,56 dan rasio cepat 1,42. Ini menunjukkan kemampuan AKRA untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sementara Debt-to-Equity Ratio sebesar 0,42 menunjukkan posisi yang solid dalam hal pembiayaan.

Meski menghadapi tantangan dalam laba bersih, dengan tingkat Return on Equity (ROE) sebesar 23,61 persen dan Return on Assets (ROA) 8,53 persen, AKRA memperlihatkan efektivitas manajemen yang cukup tinggi.

Dalam hal dividen, AKRA menawarkan dividend yield sebesar 9,26 persen, yang menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Dengan rasio payout 128,07 persen, komitmen perusahaan terhadap pemegang saham terlihat kuat meski harus menghadapi penurunan laba. Secara keseluruhan, prospek AKRA cukup menjanjikan, terutama bagi mereka yang tertarik pada sektor energi dan infrastruktur.

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), yang baru-baru ini mengalami kenaikan harga saham hingga 417 persen pada kuartal III 2024, mendapat dorongan dari konversi utang menjadi saham dan sentimen positif dari kedekatan perusahaan dengan pemerintah.

Emiten ini mengonversi utang sebesar Rp855 miliar menjadi saham, mengurangi liabilitas sebesar 38 persen dari Rp4,44 triliun menjadi Rp2,75 triliun. Aksi korporasi ini, bersama dengan kepemimpinan Anindya Bakrie yang juga Ketua Kadin Indonesia, memperkuat sentimen positif di pasar.

Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M Sakti, menyatakan bahwa restrukturisasi ini telah berhasil memperbaiki neraca perusahaan, mengurangi rasio utang terhadap aset dari 63 persen menjadi 39 persen. Dari sisi laba, BNBR mencatat kenaikan laba bersih yang signifikan, yaitu sebesar 416,8 persen di kuartal III 2024, mencapai Rp636,27 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp123,12 miliar.

Dari perspektif valuasi, Price-to-Earnings (P/E) Ratio TTM BNBR tercatat di 11,94, sementara Price-to-Book (P/B) Ratio di 2,45, yang cukup menarik dalam konteks value investing. Struktur keuangan perusahaan juga terbilang sehat, dengan Debt-to-Equity Ratio 0,27 dan Long-term Debt/Equity 0,07, menunjukkan risiko keuangan yang rendah.

Sementara itu, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing berada di 10,6 persen dan 20,51 persen, memperlihatkan efisiensi yang baik dalam pengelolaan aset dan ekuitas.

Namun, BNBR masih menghadapi tantangan dalam hal arus kas operasi yang negatif, yaitu sebesar Rp243 miliar. Meskipun laba meningkat, cash flow yang negatif perlu menjadi perhatian bagi investor. Dari sisi Piotroski F-Score, BNBR mencetak skor 9, menandakan fundamental yang kuat, sedangkan Altman Z-Score 3,66 menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat.

Secara keseluruhan, meskipun BNBR memiliki beberapa tantangan, emiten ini tetap menarik bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi pertumbuhan stabil di masa depan. Kinerja yang bangkit dan struktur neraca yang sehat menjadi alasan kuat bagi investor untuk mempertimbangkan BNBR.

PT Pertamina Gas Negara (PGAS)

PT Pertamina Gas Negara (PGAS) menutup semester pertama 2024 dengan laba bersih USD186,6 juta, meningkat 28,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang oleh pendapatan dari sektor LNG trading dan transmisi gas.

Sebagai salah satu pemain terbesar di sektor migas Indonesia, PGAS memiliki kontribusi penting dalam distribusi dan transmisi gas alam, yang tetap relevan di tengah tren peralihan ke energi terbarukan.

PGAS juga dikenal dengan komitmen dividennya yang tinggi, dengan dividend payout ratio di atas 60 persen selama tiga tahun terakhir. “Dividend yield PGAS relatif menarik, sempat menyentuh level tertinggi mendekati 10 persen pada periode 2022,” kata Wahyu.

Dalam beberapa tahun terakhir, PGAS mengalami tantangan di pasar internasional, termasuk penurunan harga gas alam global yang sempat menekan pendapatannya.

Meski demikian, perusahaan menunjukkan kestabilan keuangan yang baik, dengan Price-to-Book (P/B) Ratio yang kompetitif dan Dividend Yield tinggi. Valuasi saham PGAS, dengan rasio PE TTM sebesar 7,01, berada di rata-rata IHSG, menunjukkan bahwa saham ini dihargai secara wajar di pasar modal.

Dari sisi solvabilitas, PGAS memiliki Debt-to-Equity Ratio yang terkendali, meski harus terus menjaga efisiensi dalam menghadapi volatilitas harga komoditas. Selain itu, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) PGAS cukup solid, mendukung stabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Mana yang Terbaik?

Ketiga emiten migas ini memiliki keunggulan masing-masing. AKRA menawarkan potensi pertumbuhan di sektor industri BBM dan infrastruktur dengan stabilitas finansial yang cukup baik. BNBR menonjol dengan langkah restrukturisasi yang telah memperbaiki struktur neraca perusahaan dan memperkuat posisi keuangannya. Sementara PGAS menarik sebagai emiten yang stabil di sektor migas dengan komitmen dividen yang kuat.

Bagi investor yang mencari stabilitas dan pendapatan dividen, PGAS menjadi pilihan yang menarik. Namun, untuk mereka yang berorientasi pada pertumbuhan dan value investing, BNBR dapat menjadi opsi yang menguntungkan, terutama setelah restrukturisasi yang memperkuat keuangan perusahaan. Sedangkan AKRA cocok bagi mereka yang menginginkan portofolio di sektor energi dengan eksposur ke permintaan bahan bakar dan kimia industri.

Pada akhirnya, pilihan terbaik bergantung pada profil risiko dan preferensi investasi masing-masing. Ketiganya memiliki potensi jangka panjang yang menarik, dengan sektor migas yang masih akan terus menjadi tulang punggung ekonomi nasional.(*)

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.