KABARBURSA.COM – PT United Tractors Tbk berkode saham UNTR, menunjukkan performa luar biasa pada laporan keuangannya di kuartal III-2024 (3Q24). Segmen alat berat tampak mendominasi kenaikan laba.
UNTR mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,1 triliun pada 3Q24, meningkat 22 persen secara kuartalan (QoQ) dan 47 persen secara tahunan (YoY). Kinerja luar biasa ini mendorong total laba bersih UNTR selama sembilan bulan pertama 2024 (9M24) mencapai Rp15,6 triliun, yang merupakan peningkatan 1,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dengan pencapaian ini, UNTR telah merealisasikan 80,7 persen dari estimasi laba bersih tahun fiskal 2024 yang diproyeksikan oleh Stockbit, serta mencapai 86,3 persen dari estimasi konsensus.
Mengutip hasil riset investment analyst Stockbit Hendriko Gani, Kamis, 31 Oktober 2024, pendapatan UNTR selama 3Q24 meningkat 9,2 persen QoQ dan 21,2 persen YoY.
Kenaikan ini dipicu oleh kontribusi positif dari dua segmen utama bisnis UNTR, yakni segmen alat berat dan kontraktor pertambangan. Pertumbuhan pendapatan dari segmen-segmen tersebut memperkuat posisi UNTR sebagai salah satu pemain utama dalam industri alat berat dan kontraktor pertambangan di Indonesia.
Segmen alat berat UNTR menjadi motor utama pertumbuhan perusahaan, dengan peningkatan penjualan sebesar 23,9 persen QoQ pada 3Q24. Pada kuartal ini, UNTR berhasil menjual 1.174 unit alat berat merek Komatsu, meningkat 15 persen dibandingkan dengan 2Q24.
Permintaan yang terus meningkat terhadap alat berat ini mencerminkan tingginya aktivitas di sektor-sektor industri yang menggunakan alat berat, seperti pertambangan dan konstruksi.
Selain itu, segmen kontraktor pertambangan UNTR juga mencatatkan pertumbuhan yang kuat. Produksi batu bara meningkat 11,6 persen QoQ, sementara volume overburden, yang merupakan tanah atau batuan yang perlu dipindahkan untuk mencapai cadangan batu bara, naik 9,1 persen QoQ.
Kenaikan ini menunjukkan meningkatnya aktivitas penambangan yang dikelola oleh UNTR melalui anak perusahaannya, PT Pamapersada Nusantara, yang menangani sebagian besar proyek-proyek kontraktor pertambangan perusahaan.
Selain pertumbuhan dari segmen operasional inti, UNTR juga mencatatkan keuntungan lain-lain sebesar Rp1,05 triliun pada 3Q24. Ini merupakan pembalikan signifikan dari kerugian sebesar Rp649 miliar yang dicatat pada 2Q24.
Faktor utama yang mendorong keuntungan ini adalah selisih kurs, di mana UNTR meraup keuntungan sebesar Rp810 miliar pada 3Q24, dibandingkan kerugian sebesar Rp311 miliar pada kuartal sebelumnya.
Selain itu, penjualan aset tetap UNTR juga memberikan kontribusi signifikan, dengan total keuntungan mencapai Rp296 miliar pada 3Q24, jauh lebih baik dari kerugian Rp15 miliar pada 2Q24.
Kinerja keuangan UNTR pada 3Q24 mencerminkan ketangguhan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan regional. Peningkatan laba bersih dan pendapatan yang didukung oleh segmen alat berat dan kontraktor pertambangan menunjukkan bahwa UNTR terus memanfaatkan peluang dalam industri-industri utama yang mereka layani.
Keputusan perusahaan untuk menjaga stabilitas kinerja operasional, ditambah dengan keuntungan dari faktor eksternal seperti kurs dan penjualan aset, semakin memperkuat posisi UNTR sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.
Dengan tren positif ini, UNTR diperkirakan akan melanjutkan kinerjanya yang solid hingga akhir tahun 2024, mendekati atau bahkan melampaui proyeksi laba yang telah ditetapkan oleh para analis.
Namun, tantangan eksternal seperti fluktuasi harga komoditas dan volatilitas ekonomi global tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai. Meskipun demikian, prospek UNTR ke depan masih terlihat cerah, terutama jika perusahaan terus berinovasi dan memperkuat posisi mereka di sektor-sektor strategis.
Akuisisi Perusahaan Panas Bumi
United Tractors (UNTR), anak perusahaan Astra International (ASII), telah menyelesaikan akuisisi perusahaan panas bumi Supreme Energy Rantau Dedap senilai USD80,58 juta (sekitar Rp 1,25 triliun) pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Akuisisi ini dilakukan melalui anak perusahaan UNTR, Energi Prima Nusantara, dari pemegang saham utama seperti MeriT Power Holdings BV, Axia Power Holdings BV, Tohoku Power Investment Company BV, dan Inpex Geothermal Ltd. Langkah itu menegaskan komitmen UNTR untuk memperluas portofolio energi terbarukan, terutama di bidang energi panas bumi. Langkah ini juga sejalan dengan upaya Indonesia untuk beralih ke energi bersih dan mengurangi emisi karbon.
Penyesuaian nilai transaksi dilakukan setelah penandatanganan perjanjian pada 15 Oktober. Menurut Sekretaris Perusahaan Sara K Loebis, energi panas bumi memiliki potensi besar dalam mendukung tujuan energi hijau negara.
Selain inisiatif energi terbarukan, United Tractors juga memperluas kehadirannya di sektor komoditas mineral, dengan fokus eksplorasi pada emas, perak, dan nikel. Antara Juli hingga September 2024, perusahaan mengalokasikan Rp19,6 miliar untuk eksplorasi di dua lokasi tambang utama: tambang emas dan perak Sibolga di Sumatera Utara, dan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Di Sibolga, eksplorasi dilakukan melalui anak perusahaan UNTR, Agincourt Resources (PTAR), yang menghabiskan Rp15,41 miliar selama periode tersebut. Pengeboran mencapai kedalaman 3.406 meter pada Juli, 2.991 meter pada Agustus, dan 2.784 meter pada September.
Sementara itu, eksplorasi di tambang nikel di Konawe Utara, yang dilakukan oleh Stargate Dua Pasific Resources (SDPR), melibatkan pengeboran di 128 titik di Alenggo dan Lameruru, kecamatan Langgikima, dengan biaya Rp4,24 miliar selama periode Juli hingga September.
Sara menekankan bahwa ekspansi ke komoditas mineral merupakan bagian dari strategi jangka panjang UNTR untuk mendiversifikasi portofolio bisnisnya.
“Meskipun kami belum mengumumkan proyek baru di sektor mineral, ini tetap menjadi prioritas ke depan,” katanya.
Diversifikasi UNTR ke sektor non-batubara bertujuan untuk menghadapi perubahan pasar energi global dan memanfaatkan meningkatnya permintaan terhadap mineral seperti emas dan nikel. Ekspansi ini juga merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menjaga stabilitas bisnis di tengah fluktuasi harga batubara.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.