KABARBURSA.COM – Targetkan investor-investor muda untuk berinvestasi, PT Bursa Efek Indonesia atau BEI menggelar Capital Market Summit & Expo 2024 (CMSE 2024) yang diselenggarakan di Main Hall BEI pada 7–9 November 2024.
Kegiatan bertema ”Aku Investor Saham” itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan 47 tahun diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, mengatakan penyelenggaraan CMSE 2024 menekankan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk mencapai kemandirian secara finansial di masa depan.
“Sekaligus memperkuat ekonomi bangsa Indonesia,” ujar dia saat dalam sambutan acara, Kamis, 7 November 2024.
Iman menyatakan rangkaian road to show CMSE 2024 ini cukup positif dengan capaian total jumlah investor pasar modal yang hingga akhir Oktober 2024 telah mencapai 14,4 juta.
“Tentunya pencapaian ini turut terselenggara karena sinergi yg baik antara OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan seluruh stakeholder pasar modal,” ungkapnya.
Selama tiga hari ke depan, lanjut Iman, CMSE 2024 akan mengadakan tema-tema seminar aktual dan relevan dengan kondisi yang terjadi saat ini .
Adapun sesi seminar utama pada penyelenggaraan kali ini akan membahas arah investasi yang perlu diketahui para investor di era pemerintahan baru.
“Dan dilanjutkan dengan berbagai seminar dengan topik terkini seperti CEO talk, go public tak show, podcast pasar modal syariah, dan produk baru di pasar modal,” sebut Iman.
Investor Pasar Modal Lampaui 14 Juta SID
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, jumlah investor pasar modal di Indonesia telah melampaui 14 juta single investor identification (SID). Per Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah investor pada modal sebanyak 14.001.651 SID, tumbuh 1.833.590 SID baru dibanding posisi di akhir tahun lalu sebesar 12.168.061 SID.
Direktur Utama BEI Iman Rachman, mengatakan industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.
“Pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.
Walau demikian, hal tersebut harus tetap disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat. Karena, pertumbuhan investasi yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.
Adapun BEI telah menyelenggarakan 19.779 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 24 juta peserta sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024. Kegiatan tersebut di antaranya Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di seluruh Indonesia tentang investasi.
BEI juga aktif mengampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham, yang sukses menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya partisipasi dan ketertarikan generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.
Pencapaian ini berhasil diraih berkat sinergi yang erat antara BEI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta para pemangku kepentingan lainnya, dan didukung oleh strategi inovasi digitalisasi edukasi yang efektif untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang senantiasa dilakukan oleh BEI.
Kinerja Pasar Modal RI Tumbuh 0,34 Persen
Anggota Dewan Komisioner OJK yang bertugas mengawasi pasar modal Inarno Djajadi, menilai kinerja pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Dari awal September hingga 27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 0,34 persen, mencapai level 7.696. Jika dilihat dari awal tahun, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 5,83 persen.
“Sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada September 2024 sempat mencapai rekor tertinggi di 7.905,” ujar Inarno dalam konferensi pers RDK OJK di Jakarta pada 1 Oktober 2024.
Selain itu, OJK melaporkan bahwa penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp137,05 triliun hingga saat ini. Mayoritas dari jumlah tersebut diperoleh melalui penawaran saham perdana, dengan nilai mencapai Rp4,39 triliun.
Inarno Djajadi menjelaskan bahwa pengumpulan dana di pasar modal masih menunjukkan tren positif, di mana nilai penawaran umum mencapai Rp137,05 triliun, dengan Rp4,39 triliun berasal dari 28 emiten baru.
OJK juga memberikan informasi mengenai perkembangan bursa karbon, yang sejak diluncurkan pada 26 September 2023 telah mengizinkan 81 pengguna jasa dengan total volume mencapai 613.897 ton CO2 ekuivalen, setara dengan Rp37,06 miliar.
Selain itu, penggalangan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) mengalami pertumbuhan signifikan, dengan 17 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dan total 625 penerbitan efek. Inisiatif ini melibatkan sekitar 163.000 pemodal, berhasil menghimpun dana SCF yang teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp1,22 triliun.(*)