KABARBURSA.COM – Harga emas mencatat kenaikan signifikan lebih dari 1 persen pada Kamis, 7 November 2024 waktu setempat. Peningkatan ini dipicu oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) serta langkah The Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), sesuai dengan prediksi pasar.
Langkah ini kemudian turut meningkatkan daya tarik emas di kalangan investor, yang melihat logam mulia sebagai aset safe haven di tengah situasi ekonomi yang dinamis.
Harga emas spot terpantau naik sebesar 1,7 persen dan mencapai level USD 2.704,5 per ons, menyusul penurunan ke posisi terendah tiga minggu pada Rabu, 6 November 2024. Kontrak berjangka emas AS juga mengalami kenaikan 1,1 persen, menutup hari di level USD 2.705,8 per ons.
Berdasarkan laporan dari CNBC International, kenaikan ini terjadi setelah bank sentral AS mengumumkan hasil pertemuan kebijakan moneter selama dua hari yang memutuskan pemangkasan suku bunga menjadi 4,5 persen hingga 4,75 persen. Keputusan tersebut diambil sebagai respons terhadap pasar tenaga kerja AS yang dinilai “umumnya melunak,” sekaligus mengatasi kondisi inflasi yang mendekati target The Fed.
Penurunan suku bunga di AS memberikan tekanan tambahan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi. Hal ini membuat emas semakin menarik bagi investor, mengingat logam mulia ini tidak menghasilkan imbal hasil, sehingga dianggap sebagai aset perlindungan nilai di tengah pelemahan dolar.
Menurut Tai Wong, seorang pedagang logam independen, harga emas masih berada dalam tren bullish yang kuat dan diperkirakan akan terus menguat.
“Tidak ada peristiwa penting minggu ini, baik itu pemilu AS maupun keputusan The Fed, yang tampaknya mampu mengubah arah tren harga emas saat ini,” ujarnya.
Wong menambahkan bahwa harga emas cenderung akan kembali menguat setelah penurunan mendadak pada hari sebelumnya, kecuali jika Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan isyarat untuk menghentikan kebijakan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Pelemahan Indeks Dolar dan Proyeksi Keputusan The Fed
Pada saat yang sama, indeks dolar AS tercatat turun sekitar 0,6 persen terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, meskipun sebelumnya indeks ini sempat menyentuh level tertinggi empat bulan setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada Selasa, 5 November 2024. Pelemahan dolar ini menjadi salah satu faktor utama yang turut mendorong harga emas ke level lebih tinggi, karena mata uang yang lebih lemah membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Berdasarkan data dari LSEG, beberapa pelaku pasar kini memperkirakan bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan terakhir di bulan Desember, sebagai upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Namun, ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa masa depan pemangkasan suku bunga akan lebih sulit dicapai, terutama dengan Trump kembali menjabat sebagai presiden AS.
Michael Hewson, seorang analis independen, mengemukakan bahwa kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan dapat membawa tantangan baru dalam kebijakan moneter ke depan. Menurutnya, kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi di masa mendatang bisa memaksa The Fed untuk menjaga kebijakan suku bunga ketat lebih lama dari yang diharapkan, guna menjaga stabilitas harga.
“Tingkat inflasi yang lebih tinggi dapat menghalangi The Fed dari rencana pemangkasan lebih lanjut, karena bank sentral harus berhati-hati untuk tidak mendorong inflasi lebih jauh,” jelas Hewson.
Kinerja Logam Mulia Lainnya
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan pergerakan harga yang signifikan. Harga perak spot mengalami kenaikan 1,8 persen dan mencapai USD 31,71 per ons, sedangkan platinum mencatat penguatan sebesar 0,6 persen dan berada di level USD 992,65 per ons. Sementara itu, palladium justru mengalami penurunan sebesar 1,3 persen ke level USD 1.021,25 per ons.
Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar logam mulia yang terpengaruh oleh kebijakan moneter AS serta volatilitas nilai tukar dolar.
Secara keseluruhan, pelemahan dolar AS serta pemangkasan suku bunga oleh The Fed memberikan dorongan kuat bagi harga emas dan beberapa logam mulia lainnya.
Investor kini memantau perkembangan kebijakan moneter The Fed dan situasi politik di AS yang diperkirakan akan terus mempengaruhi arah pasar komoditas, khususnya emas sebagai aset safe haven yang diminati di tengah ketidakpastian global. (*)